telah kembali

88 23 9
                                    

Wain saat ini sedang mencari rayyen dengan mengendarai mobilnya seorang diri dijalanan kota Seoul, sudah berjam jam wain mencari rayyen tapi tidak ada tanda² keberadaan rayyen di mana pun. Saat ini wain benar² takut pikiran negatif mulai menghantui dirinya. Dia pun memutuskan untuk ke taman yang dekat dengan sungai han hanaya untuk menenangkan pikirannya itu. Tapi sebelum dia turun dari mobil netranya pun melihat sebuah mobil yang menurutnya familiar dia pun buru² turun dari mobil itu dan menghampiri mobil yang dia kenal itu.

"Hah, bukan kah ini mobil keluarga arvanza. Ini pasti mobil yang ditumpangi rayyen, tapi rayyen nya dimana.?"ucap wain seraya melihat lihat sekitar, apa ada rayyen atau tidak. Tapi nihil tidak ada keberadaan rayyen disana.

Wain pun memilih melihat samping mobil yang ditumpangi rayyen itu, alangkah terkejutnya wain melihat bodyguard yang sudah terkapar di dekat mobil itu dengan mulut yang mengeluarkan darah segar.

"Bodyguard bangun dimana rayyen." Ucap wain seraya menepuk nepuk pipi bodyguard itu. Wain pun mencoba memeriksa denyut nadinya, lagi² wain dibikin terkejut sangat amat disayangkan bodyguard itu sudah meninggal dunia. Tanpa sadar wain pun mengumpat.

"Aish, shibal..!!! Dimana rayyennn... huh..huh..huft, sial sial sialll!!!." Ucap wain dengan berteriak seraya memegangi kepalanya yang sedikit pusing, kini dirinya tidak bisa di kontrol wain saat ini sangat amat takut untuk kehilangan kedua kalinya.
Wain pun memilih mencari rayyen didekat sungai han, dia terus berjalan tak tentu arah dengan pipi yang sudah dibanjiri air matanya.

Sudah beberapa menit wain menyusuri sungai han tapi nihil dia tidak menemukan keberadaan rayyen
Wain sangat pasrah saat ini dia hanya menatap sungai han dengan tatapan nya yang kosong dan tak henti² nya air mata terus²san membasahi pipinya.

"Hikss...tuhannnn! cobaan apa lagi ini sudah cukup. Kau jangan ambil lagi adik hamba, hikss...tuhannn tolong lah saya mohon hiks..." Ucap wain dengan menangis histeris seraya mengacak acak rambutnya sendiri karena prustasi. Wain pun Langsung tersadar, saat ini bukan saatnya untuk pasrah wain pun memutuskan untuk kembali kemansion dan memberitahu semua ini

Sementara dimansion lex, Hyunsik, beomsoo, gyumin, Davin Leo dan juga sing, masih berada diruang tengah untuk menunggu kepulangan wain.

"Huwaaa, Lex Hyung Leo ngantuk Leo mau tidur duluan ya." Ucap Leo yang sedari tadi menahan ngantuknya

"Yasudah kalau kau ngantuk tidur gih." Ucap lex

"Nde" Leo pun berdiri dari tempat duduk nya dan berjalan menaiki anak tangga sesampainya diatas, Leo berjalan melewati kamarnya wain, tiba² ada suara dikamarnya wain seperti sesuatu benda yang di pukul². kebetulan kamarnya wain tidak dikunci alhasil Leo bisa masuk kedalam kamar wain

"Dug..dug...dug.( pokonya itu suara benda dari kamar nya wain ya🤭)

"Suara apa tu, kok suaranya ada dikamar Wain Hyung." Ucap Leo seraya menempelkan kupingnya di pintu kamar wain.
Leo pun membuka pintu kamar wain dikamarnya ternyata tidak ada apa² tapi suara itu masih ada. Leo pun memutuskan untuk mencari asal suara itu dan ternyata suara itu ada di lemari kecil yang didekat samping kasur wain. Pada saat Leo membuka laci itu suara itu pun menhilang dan didalam laci itu tidak ada apa² hanya ada sebuah kotak kecil. Leo pun mengambil kotak kecil itu. Dengan meneliti kotak kecil itu.

"Ini, bukannya punya rayyen ya. Apa suara itu asalnya dari sini ya." Ucap Leo seraya mengguncang guncangkan kotak itu dan hanya ada suatu benda didalam kotak itu, entahlah benda apa didalam kotak itu dia juga tidak tau, mau dibuka pun tidak ada kuncinya dan Leo pun menaruh kembali kotak itu.

teleportasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang