5

113 18 4
                                    

"Hah dimana aku? mobil siapa ini, kenapa aku ada didalam mobil ini?."ucap rayyen dengan wajah takutnya. Seraya melihat lihat setiap sudut dalam mobil itu. Dan netranya pun melihat dua orang paru baya yang duduk didepan kursi mobil yaitu seorang laki-laki dan perempuan. Pada saat rayyen ingin memanggil orang tua tersebut, Tiba² ada sebuah cahaya yang sangat terang disamping kaca mobilnya. Rayyen pun melihat keasal cahaya itu dan alangkah terkejutnya rayyen ternyata itu adalah sebuah mobil truk yang sangat besar, yang akan menabrak mobil yang dia tumpangi. Seketika itu juga tubuhnya bergetar hebat keringat dingin sudah membasahi wajahnya dan dalam hitungan detik mobil truk itu menghantam, Mobil yang rayyen tumpangi.

Aaaa....

Brak..

"Hah...ha..huft, ternyata hanya mimpi." Ucap rayyen seraya mengusap wajahnya yang sudah dibanjiri oleh keringatnya. Rayyen pun langsung duduk dari tidurnya seraya menetralisirkan nafasnya yang terputus putus

"Rayyen, kau kenapa.?"ucap wain yang baru saja keluar dari kamar mandi seraya mendekati rayyen dan duduk disamping rayyen.

"Hah, eh. Aku tidak kenapa Napa Wain Hyung hanya saja tadi aku bermimpi buruk." Ucap rayyen seraya tersenyum tipis kepada wain

"Oh kau bermimpi buruk, kau tenang saja rayyen mimpi itu hanya bunga tidur, tidak perlu ditakutkan. Lebih baik kau bangun dan mandi, setelah itu kita sarapan pagi okey." Ucap wain seraya memegang pundak rayyen agar rayyen sedikit tenang. Dan rayyen pun hanya mengangguk setelah itu diapun melangkah kan kakinya kekamar mandi.

Skip

Kini kesembilan pria itu pun sedang menyantap makanan yang ada di hadapan mereka dan hanya ada suara dentingan sendok yang berbunyi. Setelah selesai sarapan pagi nya kedelapan pria itu pun berpamitan kepada rayyen untuk berangkat kerja kekantor nya.

"Rayyen kau disini sendiri dimansion tidak apa² kan,? kita akan pergi kekantor dulu. Mungkin nanti kita akan pulang sore hari. Kau tenang saja ada bodyguard yang akan menjagamu disini." Ucap lex

"Tidak apa-apa Lex hyung, kalian berhati hatilah di jalan." Ucap rayyen

"Baiklah kalau begitu kita berangkat dulu, Jaga dirimu baik-baik Disni."ucap lex seraya meninggalkan rayyen di mansion begitu juga dengan adik² nya Lex.

Kini rayyen berada diruang tengah seorang diri.

"Bosen banget kira² enaknya ngapain ya." Rayyen pun berpikir sejenak dan dia pun memutuskan untuk mengelilingi mansion

"Ahah, lebih baik aku mengelilingi mansion aja dari pada bosen disini gk ngapa ngapain." Ucap rayyen seraya bangun dari tempat duduk nya saat hendak melangkah kan kakinya suara seseorang pun menghentikan langkah nya dan ternyata itu adalah bodyguard yang sedaritadi berada disamping rayyen.

"Maaf tuan anda mau kemana.?" Ucap bodyguard dengan berbicara sesopan mungkin.

Oh astaga kenapa aku sampai lupa ternyata bodyguard ada disamping ku."batin rayyen

"Bodyguard boleh kah aku berjalan jalan disekitar mansion." Ucap rayyen sedikit takut

"Oh boleh saja tuan apa kau ingin aku temani." Ucap bodyguard seraya menawarkan dirinya untuk menemani rayyen jalan² disekitar mansion

"Tidak usah, aku ingin sendiri saja." Ucap rayyen

"Baiklah tuan kalau begitu saya permisi jika terjadi sesuatu kau tinggal panggil saja saya." Ucap bodyguard. Dan rayyen pun hanya mengangguk kan kepalanya dan melangkah kan kakinya untuk mengelilingi mansion.
Tak terasa beberapa menit berlalu rayyen yang mengelilingi mansion kakinya terasa lelah karena mansion ini sangat luas dan rayyen pun duduk di kursi taman yang ada di mansion itu. Tanpa sadar dia melihat kesebuah pohon yang cukup besar di taman itu seperti familiar bagi nya seakan akan rayyen pernah melihat pohon itu tapi dimana,? Bukan kah dia baru saja memasuki mansion ini dan dia pun hanya orang asing di keluarga arvanza ini. Rayyen pun menepis perasaan penasaran nya itu dan dia pun memilih pergi dari taman tersebut dan kembali kekamarnya. Setelah sampai dari kamarnya dia pun menjatuhkan dirinya diranjang empuk itu dan lambat Laun diapun tertidur sampai sore hari.

teleportasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang