Haiii, mocc kembali
Typo tandain aja ya...
Follow
Vote
KomenHappy reading 🍁
Sinar mentari pagi kembali menyapa dengan cahaya yang masuk kedalam celah gorden membuat tidur nya terusik. Ia mengucek matanya menyesuaikan cahaya yang masuk. Gadis itu menggeliat kecil lalu beralih menatap orang disampingnya.
Ghea, gadis itu tidur dengan posisi yang lumayan acak-acakan. Selimut yang melilit disebelah kakinya, bantal yang sudah terlempar ke lantai. Huh... Inilah kebiasaan mereka jika tidur bersama. Kamarnya akan seperti kapal pecah.
Senja bangun lalu menyenderkan punggungnya ke kepala ranjang. Mengumpulkan tenaganya dahulu. Setelah terkumpul ia beranjak dan berjalan ke kamar mandi untuk bersiap-siap.
Sebenarnya gadis itu tidak membawa baju ganti tapi karena ia dan keluarga Aksa sudah sangat dekat jadi mungkin ada beberapa baju yang gadis itu simpan di lemari jika sewaktu-waktu ia akan menginap dan tidak membawa baju.
Beberapa menit berlalu dan kini ia sudah selesai mandi dan mengganti pakaiannya dengan kaos oversize serta celana yang berwarna senada dengan kaos yang ia pakai.
Ia berjalan ke arah Ghea yang masih tidur dengan pulas lalu duduk disisi ranjang.
"Ghe bangun" Senja menepuk pipinya pelan.
Namun, nihil Ghea sama sekali tidak bangun. bahkan setelah beberapa kali ia menepuk pipinya. Dengan perasaan dongkol karena Ghea yang susah untuk dibangunkan ia beranjak dan berjalan menuju kamar mandi lalu kembali dengan segayung air yang dibawanya.
Ia mencipratkan air yang dibawanya ke wajah Ghea. Berharap bangun sih, batin senja.
Dan benar saja setelah ia mencipratkan air itu ke wajahnya Ghea langsung bangun meskipun masih setengah sadar.
"HUJAN... WOIII HUJAN WOII!!" teriak Ghea.
Sedangkan Senja ia berusaha menahan tawa melihat Ghea yang teriak.
"Mmpptftt...Gak ada hujan Ghea. Udah bangun cepet hari ini kita pulang" ucap Senja menahan tawanya membuat Ghea langsung menatapnya kesal.
Jadi? Senja yang mengerjainya? Huhh... Awas saja. Kesal? Tentu saja orang lagi enak-enak tidur malah dibangunin mana bangunin nya pake air segala lagi.
"Wahhh... Gila, lo ngerjain gue?" tanya Ghea kesal.
"Hhe sorry" jawab senja cengengesan.
"Udah, cepat siap-siap gue tunggu dibawah" ucapnya langsung berjalan ke luar kamar dan menuju bawah.
"Oh iya jangan lupa tu gayung bawa sekalian" teriak senja dari luar.
Ghea menghela nafas lalu mulai beranjak dan berjalan menuju kamar mandi.
_00_
Dibawah ternyata sudah ada Daffa dan juga Aksa yang sedang duduk di sofa. Keduanya menoleh ke arah senja yang baru turun dengan wajah fresh nya.
"Pagi" sapa senja pada keduanya.
"Sini" titah Aksa menepuk sofa untuk duduk disampingnya.
Senja berjalan ke arah Aksa lalu duduk. Aksa mengelus rambut nya lembut. Daffa yang melihat itu mendengus kesal, tidak bisakah pacarnya di lain tempat tidak di sini? batin Daffa.
"Emang ya orang pacaran itu nggak liat tempat serasa dunia milik berdua yang lain ngontrak" celetuk Daffa.
Keduanya pun menoleh, bukannya berhenti Aksa malah semakin memanasi. Ia menangkup kedua pipi senja dengan tangannya lalu mencium pipinya berulang kali membuat Daffa mendelik.
"Mwahh... Mwahh" Aksa mencium pipinya.
Senja? Jangan tanyakan ia hanya pasrah, toh menoleh pun pasti Aksa akan semakin menjadi.
Tak lama Ghea pun turun dengan wajah syok nya ia berteriak melihat pemandangan didepannya ini.
"Astaghfirullah. Mata gue yang suci ini ternodai" teriak Ghea menutup matanya.
Enggan untuk melihat ia terus berjalan dengan mata yang tertutup. Namun saat akan melangkahkan kakinya lagi tiba-tiba ia tersandung oleh sesuatu membuatnya hampir terjatuh kalau bukan Daffa yang sigap menahannya.
"Aaaaa- eh" Ghea membuka matanya lalu beralih menatap Daffa.
Seketika pandangan mereka pun bertemu. Daffa menatap Ghea lekat jantung nya berdebar kencang saat melihat gadis itu sedekat ini.
"Ekhem" dehem Senja membuat keduanya menoleh dan refleks saja ia langsung menjatuhkan Ghea hingga gadis itu meringis sakit.
"Aduhhh sakit banget" ringis Ghea mengusap pantat nya yang mencium lantai.
Ghea bangkit lalu menatap tajam Daffa yang hanya acuh.
"Gila ya lo" ucapnya geram.
"Apa? Orang gue refleks. sorry" ujarnya santai lalu kembali duduk.
Ghea menghembuskan nafasnya kesal lalu duduk.
Senja hanya menggeleng pelan melihat tingkah keduanya yang memang jarang sekali akur atau bahkan tidak sama sekali.
_00_
"Kenapa berhenti" tanya Daffa.
Bukannya menjawab Aksa malah melepas sabuk pengaman nya lalu menoleh kearah Senja yang duduk di kursi belakang.
"Makan dulu ya" ucap Aksa.
Senja mengalihkan pandangannya dari ponsel yang dipegangnya lalu menatap Aksa dan mengangguk.
Mereka pun turun dan berjalan memasuki cafe.
Aksa mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk yang nyaman. Ia menarik tangan Senja untuk mengikuti nya. Gadis itu hanya diam dan terus mengikuti langkah Aksa. Sampai keempat nya berhenti dimeja dekat jendela lalu duduk.
Senja disamping Aksa sedangkan Ghea dan Daffa duduk berhadapan dengan mereka. Seperti dubble date bukan?
Tak lama pelayan pun datang dan memberikan buku menu pada mereka. Mereka pun mulai memilih makanan yang akan mereka pesan. Setelah selesai mencatat apa yang dipesan pelayan tersebut pun pergi.
_00_
Akhirnya setelah beberapa jam perjalanan gadis itu sudah sampai dirumahnya. Aksa dan yang lainnya sudah pulang ke rumahnya masing-masing.
Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah yang terlihat sangat sepi itu. Mungkin orang tuanya belum pulang.
Ia berjalan menaiki tangga dengan langkah lesu.
Sesampainya dikamar gadis itu langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur. Merasa sangat lelah ia memejamkan matanya dan mulai memasuki dunia mimpi.
***
TbcSpam next bisa?>>
Bantu share dan ramein guys

KAMU SEDANG MEMBACA
Dejavu Luka(Dirombak)
Teen FictionFollow dulu sebelum bacaa!! Senja indah tapi pada akhirnya akan menghilang bukan? Bintang cantik tapi nggak setiap malam ada. Gimana jadinya kalo keduanya adalah Dejavu luka? Bukan! bukan karena bintang atau pun senja tapi karena kenangan yang dibua...