12. DISASTER ENDS IN ROMANCE

163 30 8
                                    

HELLO TAENNIE LOVERS!!!

.

.

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!

.

.

.

S I C A R I O S

.
.

• • •

Sebelum pergi mengunjungi Gerald, alangkah baiknya Egart menemui Joseph terlebih dahulu. Pria itu pasti khawatir terhadapnya. Sebab, Egart tak ada waktu untuk sekedar memberikan sebuah kabar. Ia begitu sibuk menjaga seorang Rapunzel hingga melupakan pengawal setia seperti Joseph.

"Josh, aku titip wolf costa padamu. Selama aku menjalankan misi, kau uruslah wolf costa dengan baik."

Perintah Egart merupakan kemutlakan yang harus Joseph laksanakan.

"Tentu tuan, tanpa diminta pun saya akan mengurusnya. Lagipula, wolf costa sudah saya anggap sebagai anak saya sendiri." Seru Joseph.

Joseph Bartels, sosok pria kebanggaan Egart. Tanpa Joseph mungkin Egart takkan setegar sekarang. Joseph sangat setia kepadanya, kadang ia heran terbuat dari apakah hati Joseph.

"Kau begitu menyayangi wolf costa hingga istrimu dirumah kau abaikan haha." Celetuk Egart, ia sedikit terkekeh saat mengucapkannya.

Egart merasa terhibur kala Joseph menganggap wolf costa sebagai anaknya sendiri. Pria berkebangsaan Amerika serikat itu sangat kompeten dalam menjalankan tugasnya. Bahkan selama Egart tak memimpin, Joseph jadi garda terdepan untuk mengisi kesultanan wolf costa.

"Saya sudah mengabdikan diri dengan anda selama bertahun-tahun. Itu membuat saya melupakannya, haha lucu sekali jika saya mengingat wajah cemburu Chloe ." Balas Joseph, pria ini sedikit bercerita bagaimana sikap istrinya kala dirinya lebih mementingkan pekerjaan daripada menemani sang istri.

"Jangan kau ulangi lagi Josh. Aku kasian melihatnya, terlebih lagi istrimu sedang mengandung." Ucap Egart mengingatkan Joseph.

Sebenarnya ia bangga mempunyai Joseph sebagai asistennya. Tapi bukan berarti Joseph harus melupakan tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Joseph memang bekerja untuknya, namun istrinya lah yang paling berhak atas Joseph.

"Baik tuan, saya akan lebih memperhatikannya mulai sekarang."

Egart tersenyum tulus. Senyuman yang jarang ia tunjukkan ke semua orang. Seharusnya Joseph bangga melihatnya, karena hanya Joseph lah yang mendapat senyuman manis milik Egart. Kepribadiannya tak mudah ditebak, mungkin dibalik kekejamannya tersimpan berjuta kelembutan yang tak pernah terkikis oleh waktu.

Hari ini ia akan bertemu Gerald secara langsung. Mungkin akan ada sesi wawancara, dan dirinya menjadi narasumbernya. Entahlah, ini hanya perkiraan Egart saja. Selebihnya hanya Gerald lah yang memutuskan.

• • •

Yoona tak pernah berpikir untuk mencari pasangan. Ia hanya sibuk bekerja dan bekerja. Menurutnya jodoh akan datang dengan sendirinya, akan tetapi sampai saat ini tak ada pria yang berani mendekatinya. Sementara di sisi lain mommy-nya selalu mendesaknya untuk mempunyai kekasih, tetapi Yoona tak pernah mengabulkan permintaan sang mommy. Life must be lived, and a soulmate will come by itself. Itulah pedoman yang selalu Yoona terapkan dalam hidupnya.

SICARIOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang