"Nah, itu Ibu, Fi!"
Pandanganku mengikuti arah tunjuk Iin pada seseorang yang menaiki motor menuju halte. Sesampainya Ibu Iin, aku meminta izin untuk nebeng. Awalnya aku takut dan malu juga bingung mengawalinya. Bingung harus panggil dengan sebutan Ibu atau Tante. Setelah aku beranikan berkata, baiknya Ibu Iin mengangguk ramah, mengizinkan. Segera kami berdua naik motor.
Dalam perjalanan pulang, sesekali kami bercanda dan bertanya. Awalnya sedikit canggung namun Ibu Iin ternyata mampu mengusir kecanggungan itu. Aku turun dari motor setelah berhenti di depan pagar hitam Perumahan 2z BlauraZa.
"Terimakasih, Ibu. Semoga kebaikan kalian di balas Tuhan yang lebih baik.""Kamu ini, santai saja, Lofi. Terimakasih kembali atas doanya juga." Ujar Ibu Iin dengan tersenyum. Aku mengangguk lalu melihat Iin dan mengucapkan terimakasih lagi ke Iin. Iin balas mengangguk, "Santai, Lofi. Kita kan teman, seperti sama siapa saja."
Motor mereka mulai menjauh setelah berpamitan padaku, aku segera berbalik dan secepatnya menuju rumah. Sore ini pikiranku mengajak membaca buku, hatiku sudah rindu dengan cerita karya orang-orang yang menarik. Malam nanti aku akan ke Perpustakaan BlauraZa.
Mengucapkan salam berbarengan dengan membuka pintu. Aku memanggil ibu namun aku tetap menuju arah kamar ku. Setelah mendapat sahutan dari arah dapur, aku melanjutkan jalan ke kamar. Hari ini aku telah melupakan zona nyaman. Meskipun sedikit terkejut soal Iyan, sedikit mendapatkan kebahagiaan saat hujan sore tadi bersama Iin yang menemani, rasanya motivasi dalam hidupku kembali bangun. Aku segera membersihkan diri setelah selesai aku menuju letak sapu berada.
Sesekali bersenandung kecil aku menggabungkan semua lagu yang melintas di benak ku. Beralih menyapu ruang tamu, tinggal satu ruangan ini. Setelah selesai aku mendudukkan diri di sofa tamu.
"Pemilik perumahan ini, hari minggu akan berkunjung, Fi!"
Aku melihat ibu duduk membawa toples berisi keripik pisang. "Ibu tahu dari mana?" Aku menerima toples yang di sodorkan Ibu. Rasa keripik pisang ini renyah dan legit, ini yang aku suka dari tipisnya keripik pisang. "Dari Bu Jeng," Aku mengangguk sebagai respon. Palingan nanti orang yang sama. Menoleh ke ibu saat beranjak dari sofa sebelum berkata. "Oh iya, Lofi. Hari rabu depan ke Sidoarjo lagi, kali ini kamu ikut. Kita ke pernikahan nya Zaka." Kening ku mengkerut di sela-sela mengunyah, memastikan ucapan Ibu itu benar. Tapi Ibu malah pergi ke arah dapur. Wah, Mas Zaka menikah sama siapa? Selama ini tidak ada yang tahu lelaki itu dekat dengan perempuan mana.
Aku pergi ke kamar. Menuju jendela yang sedikit terbuka. Langit sudah gelap tiada bintang putih bersinar. Nampaknya awan mendung menutupi bagian dari kebahagiaan bulan. Menutup jendela rapat lalu aku mengambil tas ransel kecil. Memasukkan jas hujan dan ponselku, uang juga buat berjaga. Dirasa sudah bersiap untuk pergi ke perpustakaan aku keluar kamar dan mencari keberadaan Ibu ataupun Ayah.
Tepatnya di ruang tamu, ada Ayah, Ibu dan adik bandel ku. Aku memotong perbincangan hangat antara mereka guna pamit ke perpustakaan biasanya. "Aku mau ikut kak!" Rengek Vino-adik bandel dan super ngeselin dari tadi. Aku menggeleng kepala, tidak mau mengajaknya kali ini, aku ingin sendiri. "Tidak, aku pergi sendiri." Beginilah jika ada adik. Mau ke manapun sendiri selalu di ikuti, rese dan merepotkan ku. Setelah mendapat persetujuan dari kedua orang tua, segera aku berlari keluar rumah meninggalkan Vino yang marah. Aku masih mendengar anak kecil itu merengek dan mengolok ku dari belakang. Biarkan aku dicaci maki olehnya.
Keluar gerbang aku segera berjalan menuju arah perpustakaan umum yang ku tuju. Musik menggelegar dari salon besar. Itu berasal dari rumah Bu Jeng, undangan yang diberikan Bu Emma itu acara anaknya Bu Jeng yang lagi khitanan. Berjalan kaki memang sangat terbaik, menikmati sedikit demi sedikit alam indah yang di lewati. Aku bersenandung kecil. Udara malam ini seperti tidak ada debu sama sekali setelah hujan sore tadi. Arum bunga liar semerbak wangi. Menambah nuansa suasana dingin misterius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Malam
RomantikTentang hujan, malam, kerinduan, pertemanan, sahabat, kerabat, cinta, kasih dan sayang, kebencian terpendam, semuanya ada disini dengan catatan waktu bisa di gunakan untuk mencari kebahagiaan. Banyak orang namun kesendirian yang di rasakan. Tentang...