Hidupku berjalan seperti biasa, tanpa ada yang istimewa. Setiap hari aku menjalani rutinitas yang sama. Tawa kecil bersama Iin dan teman-teman lainnya di perpustakaan menjadi momen yang menghiasi hari-hariku. Kami sering berbagi cerita dan diskusi buku yang menarik, membuat suasana perpustakaan terasa lebih hidup.
Saat ini, kami asyik membahas novel terbaru, dan cerita menarik di aplikasi Wattpad. Mereka merekomendasikan untuk membaca karya dari Razuoo28, kata mereka cerita di sana tak kala seru. Bel masuk berbunyi. Kami semua segera beranjak, kembali ke kelas dengan langkah cepat. Aku melihat Tika sudah duduk di bangku, segera aku duduk menghiraukan perempuan itu yang menatapku. Kegiatan belajar mengajar dimulai, dan waktu seolah berjalan lambat saat guru menjelaskan pelajaran. Aku berusaha fokus, meski pikiran kadang melayang kepada momen-momen seru di perpustakaan bahkan mundur. Mengingat keseruan saat di perpustakaan sekolah menengah pertama dulu.
Akhirnya, bel pulang berbunyi, mengakhiri kegiatan belajar hari ini. Aku keluar kelas dengan senyuman, mencari Iin di antara kerumunan siswa. Kami bertemu di halaman sekolah, dan segera menuju halte bus seperti biasanya.
Di halte, kami mengobrol ringan sambil menunggu bus tiba. Beberapa teman lain bergabung, menambah suasana ceria. Saat bus datang, kami naik, membayar dan setelahnya duduk berdampingan. Perjalanan menuju rumah terasa singkat karena kami terus berbicara, berbagi cerita tentang tugas sekolah dan rencana akhir pekan.
Sesampainya di halte dekat rumah, kami melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan. Tinggal aku dan Iin, kami segera melanjutkan perjalanan dengan iringan cerita-cerita novel seru.
"Sampai besok, ya!" ucap Iin sebelum pergi. Aku balas tersenyum seraya melambai tangan, "Sampai besok."
Aku melangkah pulang dengan perasaan nyaman. Meski hidupku terasa biasa saja, momen-momen kecil bersama teman-teman membuat hari-hariku lebih berwarna.
Malamnya, sesuai perjanjian dengan teman-teman, aku bersiap-siap untuk pergi ke BlauraZa Cafe. Setelah menyelesaikan tugas sekolah dan memastikan semuanya siap, aku mengenakan pakaian favoritku dan keluar dari rumah dengan semangat. Saat tadi aku meminta izin pada Ibu dan Ayah, tuhan sangat baik sekali membuka pintu hati ibu, memberikan aku uang, itu sebabnya aku semangat.
Setibanya di cafe, suasana sudah ramai. Desain di dalam tidak kala elegannya dengan luar. Tidak perlu ke luar negeri kalau begini. Lagian, kenapa aku tidak tahu tempat semenarik ini?
Tata letak meja makan juga serasi saat aku masuk kedalam dan musik lembut menyambut ku.
Malam ini, aku duduk di sudut cafe BlauraZa, menunggu Ale dan Agra. Meya sudah datang sebelum jam yang di janjikan. Suasana di dalam cafe terasa hangat, tetapi di antara kami, ada ketegangan yang tak terucap. Saat mereka akhirnya tiba, kami hanya saling tersenyum canggung, tanpa satu pun yang berani membuka pembicaraan. Setiap langkah Ale dan Agra tegas, matanya tak memandang arah lain. Setelah duduk, canggung melanda, tidak ada satu pun yang membuka topik pembicaraan. Aku langsung menyodorkan lembaran kertas, apalagi kalau bukan tugas kelompok yang diberikan Bu Faridah.
Kami langsung melanjutkan tugas kelompok yang sudah mendesak. Pikiranku melayang, namun aku berusaha fokus agar tidak terlihat gelisah. Beberapa saat kemudian, kami hampir menyelesaikan tugas ketika aku melihat empat temanku dari kelompok lain. Tika, Arni, Iyan dan Fadil. Mereka menyapa dengan ramah, eh lebih tepatnya hanya menyapa Ale dan Agra, lalu mencari tempat duduk sendiri untuk mengerjakan tugas yang sama. Ternyata mereka juga mengerjakan tugas di tempat ini. Momen itu sejenak mengalihkan perhatian kami.
Namun, hatiku tidak bisa berhenti mengamati seorang remaja lelaki di sisi lain cafe. Dia adalah seseorang yang selama ini aku sukai diam-diam, dengan wajah yang tampan dan senyum yang membuatku berdebar. Berusaha untuk tidak ketahuan, aku kembali menekuni tugas di lembar kertas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Malam
RomanceTentang hujan, malam, kerinduan, pertemanan, sahabat, kerabat, cinta, kasih dan sayang, kebencian terpendam, semuanya ada disini dengan catatan waktu bisa di gunakan untuk mencari kebahagiaan. Banyak orang namun kesendirian yang di rasakan. Tentang...