Aku dan Tasya memutuskan untuk masuk ke dalam kamar karena udara semakin dingin. Kami memungut pakaian milik kami yang berserakan di lantai ruang tengah, benar-benar kacau, beberapa bantal sofa tergeletak di lantai karena perbuatan kami. Kamar lain terlihat tertutup dari bawah sini menandakan mereka sedang melakukan aktivitas menyenangkan di dalamnya.
Tasya cepat-cepat memakai kembali pakaiannya setelah mengeluh kedinginan. Aku memperhatikan gadis itu memakai satu persatu pakaiannya lalu tersenyum nakal. Aku tidak telanjang lagi dan sudah berpakaian lengkap tetapi saat melihat payudara Tasya yang bergoyang saat ia bergerak membuatku ingin menggodanya.
“Nanti di kamar juga bakal aku telanjangin lagi.”
“Ih mas!” Tasya berteriak dengan mata yang melotot serta wajahnya yang memerah.
Padahal mulut kotorku sudah berkali-kali ia rasakan. Ucapan-ucapan vulgarku juga bukan baru sekali ia dengar, tetapi ia masih saja memerah ketika mendengarnya. Sangat menggemaskan. Aku mendekat ke arahnya ketika dia sudah selesai memakai lengkap semua pakaiannya. Memeluknya dari belakang sambil mengelus-elus perutnya yang datar.
“Masih kedinginan nggak?” Tanyaku di ceruk lehernya membuat Tasya menyandarkan punggungnya ke dadaku.
Tasya memegang tanganku yang bergerak aktif di area perutnya, mengelus-elus lenganku dan berhenti ketika tanganku mulai bergerak secara bebas menelusuri setiap lekukan tubuhnya yang semakin matang sejak aku menyetubuhinya. Aku semakin suka dengan bentuk badan Tasya yang matang ini, seperti buah yang siap dipetik. Memikirkannya membuatku menggila sendiri.
“Mereka lagi asik banget kayanya di atas sana.” Pancingku sambil meremas beberapa tempat yang menonjol menggoda di tubuhnya.
“Mhhh… Kayanya sih…” Jawab Tasya dengan napas yang berat karena gairahnya sudah mulai muncul.
Aku tersenyum tipis ketika Tasya mulai merilekskan tubuhnya padaku, yang artinya ia mulai menerima kembali ajakanku untuk bercinta. Dengan nakalnya juga ia mulai mendorong bokongnya yang membuat penisku semakin tertekan, ia menggodaku untuk bertindak lebih jauh menjamah tubuhnya. Tidak lama kemudian ia menggoyang-goyangkan pantatnya secara konstan menggoda kejantananku untuk tegak lebih keras lagi. Padahal aku memutuskan berhenti beberapa jam untuk tidak bercinta dengan gila lagi tadi, tetapi Tasya malah menggodaku, aku jelas mau saja.
“Hmm, nakal banget, kamu mau aku masukin lagi? Kita baru aja main, kamu mau rasain kontolku lagi hm?”
Aku memutar-mutarkan tanganku di permukaan payudaranya, merasakan setiap jengkal kekenyalan buntalan daging itu kemudian meremas-remas buah dadanya yang masih tertutup baju dari belakang. Lalu, tidak berapa lama tanganku bergerak merasakan kembali lekukan tubuh Tasya dan kali ini berhenti di bokongnya. Aku menampar bokongnya beberapa kali membuat Tasya melenguh kemudian melirikku yang ada di belakangnya.
“Hngh, Mas Sandro…”
“Iya sayang? Naik ke kamar kita? Main lagi ya?” Aku berbisik di telinga Tasya lalu kepalaku turun menuju lehernya, aku menyingkap rambut Tasya yang menghalangi tujuanku ke sisi sebelahnya .
Selanjutnya Di Karyakarsa
Link Ada di bio!
Kalau ada masalah, silakan DM
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara-gara Dating App
RomanceGadis binal seperti Tasya akan melakukan apa saja agar laki-laki tampan dan gagah mendatanginya dan memohon padanya. Ia suka membuat setiap melihat laki-laki tunduk kepadanya begitu ia menyerahkan tubuhnya. Ia memang masih berumur delapan belas teta...