--
Dua bulan kemudian ...
Hening menyelimuti suasana kelas dua belas, yang tengah mengikuti ujian akhir sekolah. Dimana ini merupakan penilaian dari akhir pembelajaran, sekaligus penentu kelulusan, untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Para siswa-siswi dalam ruangan terlihat tenang mengerjakan soal-soal yang diberikan. Setiap siswa diberi waktu selama kurang dari 90 menit untuk menyelesaikan lembaran soal tersebut.
Karin begitu serius dalam mengisi setiap pertanyaan. Meski sempat beberapa kali pula mengalami kesulitan dan harus berpikir ekstra, namun kerja kerasnya dalam belajar semalaman suntuk, sedikit membuahkan hasil.
Sebab Setidaknya kini dia mampu menjawab beberapa soal tertulis lainnya dengan sangat mudah.
Dia hanya ingin membuktikan kepada papa, mama juga abang satu-satunya, bahwa dia bisa lulus dengan nilai memuaskan tahun ini. Ya, semoga saja.
"Eh guys, kita ke kantin yuk, laper banget nih gara-gara ngerjain ulangan tadi, mana susah banget lagi."
"Itu karena Lo nya aja kali, nggak belajar Pit, makanya jadi susah."
"Enak aja! Gue belajar tau."
"Ya udah, ayok! Kebetulan cacing dalam perut gue juga dari tadi pada demo nih, minta makan."
Karin ikut menimpali disetujui Arina dan pita. Sembari menggandeng lengan kedua sahabatnya, Karin berjalan menuju kantin sekolah untuk mengisi perut sebentar sebelum kemudian pulang.
*
Tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat, dan hari yang dinanti pun tiba. Pengumuman kelulusan untuk siswa-siswi kelas dua belas sudah didepan mata. Semua murid kelas tiga berkumpul didepan papan pemberitahuan sekolah. Mengecek nama mereka satu persatu apakah terdaftar sebagai siswa yang lulus atau tidak.
Tak terkecuali Karin, Arina juga Pita. Dengan perasaan deg-degan, ketiganya menerobos kerumunan dan mencari nama mereka masing-masing disana.
"Yeah, gue lulus," teriak Arina begitu senang.
"Gue juga." di susul Pita, haru. Sorot matanya berkaca-kaca.
"Nama gue mana ya, kok gak ada sih." Karin diliputi cemas. Pasalnya dia tak melihat namanya.
"Coba cari baik-baik, Kar." seru Arina.
"Oh iya ada. Gue kelima dari terakhir. Kita semua lulus guys. Yeeah__"
Sorak bahagia mengiringi ketiganya, kala nama mereka semua tercantum sebagai siswa yang dinyatakan lulus usai sebelumnya mengikuti ujian akhir sekolah.
Karin, Pita dan Arina bergandengan tangan kemudian berpelukan. Saling meluapkan kebahagiaan satu sama lain yang kini sulit untuk mereka ungkapkan lagi.
"Duh, seneng banget gue. Akhirnya sebentar lagi kita bisa ngerasain bangku perkuliahan." celetuk Arina antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher's Little Wife [ On Going ]
Ficção AdolescenteKarenina Zevara, Gadis 18 tahun yang baru saja merayakan kelulusan usai berhasil menyelesaikan pendidikan di bangku SMA dan tengah menyiapkan diri untuk masuk perguruan tinggi impiannya. Namun hal tak terduga terjadi, kala Arbian Elvarano yang tak...