TLW 12 - Pengantin Baru

20 4 0
                                    

--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--

Usai mengobrol sebentar, serta berpamitan dengan Wira dan Renata yang kini telah menjadi mertuanya, Bian lantas mengantar Abi Ibrahim beserta kedua adiknya menuju teras depan. Sekedar melepas kepergian mereka yang rencananya akan kembali ke kampung, malam ini juga.

"Abi benar yakin, mau pulang sekarang? Apa tidak sebaiknya ditunda besok saja Bi. Malam ini Abi, Alif dan Biya bisa menginap dulu di kontrakan Bian." Bian memberi saran.

Dia tidak sampai hati melihat Abi serta adik-adiknya yang harus pulang selarut ini. Terlebih dalam kondisi perjalanan jauh dari Jakarta menuju Surabaya. Bahkan Wira sempat menawarkan agar mereka menginap saja disini atau di hotel yang akan dipesankan olehnya, namun sekali lagi Abi Ibrahim dengan segan menolak.

Dia hanya tak ingin sampai merepotkan pasangan suami istri yang baru saja resmi menjadi besannya itu. Meski pada akhirnya dia terpaksa harus menerima saat Wira dan Renata memesankan tiket pesawat untuk mereka bertiga. Padahal rencananya mereka hanya ingin naik kapal laut saja yang biayanya sudah tentu jauh lebih murah.

"Kami harus pulang sekarang Nak, kasian Ummi mu cuma sendirian di rumah. Apalagi adikmu Biya juga sudah mau masuk sekolah lagi. Pesan Abi cuma satu buat kamu Bi. Jadilah suami yang baik dan bertanggung jawab. Perlakukan istrimu sebagaimana mestinya.

Jangan pernah sekalipun menyakitinya, apalagi sampai membuat orang tuanya kecewa. Karena bagaimanapun, orang tuanya telah rela melepaskan anak gadisnya demi kamu, orang asing yang sudah dia percayakan. Paham kan dengan maksud Abi?"

Bian menganggukkan kepalanya perlahan.

"Bian sangat paham Bi."

"Abi percaya sama kamu Bi. Kalau begitu Abi berangkat sekarang, Salam sama istrimu."

Bian sempat memeluk Abi Ibrahim sebentar lalu gantian Alif dan Biya, sampai kemudian ketiganya menaiki mobil yang akan mengantarkan mereka ke bandara.

Begitu mobil yang ketiganya tumpangi sudah tak terlihat lagi, Bian memilih untuk ke kamar dan beristirahat. Wira sempat menunjukkan dimana kamar Karin berada. Dia menaiki anak tangga yang terbuat dari bahan marmer, menuju kamar gadis yang sekarang telah sah menjadi istrinya.

Dengan ragu, Bian mengetuk daun pintu berwarna cream itu begitu pelan. Namun tak ada sahutan sama sekali. Dia mencoba kembali, dan ternyata hasilnya tetap sama. Dalam hatinya Bian berfikir,"Apa karin sudah tidur lebih dulu?"

Sementara itu, di dalam kamarnya, Karin benar-benar bingung tidak tau harus melakukan apa. Dia benar-benar dibuat kalang kabut.

Teacher's Little Wife [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang