PERHATIKAN TIMELINE!!!
—
Gedung AP Entertainment, Seoul, South Korea.
July, 19, 2024. 08:40 KST."Cepat duduk di sofa."
Mendengar itu, Pharita terdiam sejenak. Ia menjadi sedikit panik dan mulai berkeringat dingin. Pikirannya mulai menerka-nerka kesalahan yang ia lakukan kemarin-kemarin. Namun sayang, ia tidak dapat menerawang kembali kesalahannya yang lalu.
Dengan langkah gugup, ia mengikuti perintah Mamanya untuk duduk di sofa dekat jendela. Ia duduk dengan wajah yang mengira-ngira, apa kesalahannya?
Suasana ruangan CEO kini menjadi sedikit mencekam. Seakan-akan ada sosok menyeramkan yang dapat membunuh siapapun dan kapanpun.
Mengacuh dari keestetikan ruangan itu, aura Ibunda Pharita mengalahkan semuanya. Warna cokelat di dinding, meja kaca yang tertata rapi dengan papan nama 'Park Bom Chaikong' di tengah meja, lemari besar yang diisi oleh penghargaan yang pernah mereka capai, serta sofa indah yang cocok untuk bersantai. Semuanya seakan tiada arti jika Parkbom yakni Ibunda Pharita berada dalam suasana hati seperti saat ini.
"Apa hubungan mu dengan Ruka?"
Deg!
Pikiran membuncah, tubuh membeku, dan denyut jantung menusuk-nusuk perlahan. Dengan perlahan, Pharita menatap Mamanya yang ternyata sudah menatapnya dengan tatapan intimidasi nya.
Ditambah, beliau tidak duduk di kursinya, melainkan bersandar di tepi meja kekuasaannya. Beserta kedua tangannya yang ia lipat di dada, menunjukkan seberapa pantasnya ia untuk mengintimidasi Pharita.
"Apa maksudmu, Mom?" Lantaran panik, ia dengan tidak sengaja melontarkan pertanyaan. "A-ku dan Ruka hanya sebatas—"
"Pasangan?"
Pharita terkejut. Ia memandang wajah Parkbom dengan mata yang membuka lebar. Mata melotot dan air liur yang serasa sulit untuk ditelan.
Parkbom terkekeh kecil, namun sinis. "Do you think I'm stupid?" tanya Parkbom yang membuat Pharita merasa bersalah.
"No, Mom!! I'm sorry ... Aku tidak bermaksud," jawab Pharita yang langsung berdiri dan mendekati Mamanya. Dengan gerakan kilat, ia langsung meraih tangan Parkbom dan menciuminya.
Melihat itu, Parkbom menghela napas. "Momma tahu jika kau menyukai perempuan. But ... Why her?"
Parkbom tahu? Iya. Jangan mengira bahwa terdapat banyak rahasia di antara hubungan Ibu dan Anak itu. Karena sesungguhnya, mereka sangat terbuka satu sama lain. Oleh sebab itu, Pharita tidak pernah takut jika menemukan masalah baru, karena ia selalu memiliki Momma-nya yang selalu siap dan hadir untuk menemukan jalan keluar dari masalahnya. Jadi, untuk hal seperti ini tentu saja Parkbom tahu.
Awalnya, Parkbom berusaha untuk meyakini Pharita bahwa itu hanya rasa suka, bukan ketertarikan. Dan sedikit memaksa Pharita untuk menyukai lelaki alias lawan jenis. Namun semakin dipaksa, yang ia lihat hanya rasa ketidaknyamanan yang Anak tercintanya rasakan. Hal itulah yang menjadi alasan mengapa ia menerima orientasi seksual yang Pharita miliki.
Mendengar ucapan sang Momma, Pharita mengernyitkan dahinya. "Why? Mengapa aku tidak bisa bersamanya? Apa yang salah dengannya, Mom?" tanya Pharita.
"I mean. She's an Idol. Manusia yang harus terlihat sempurna tanpa kekurangan atau kesalahan sedikitpun," jawab Parkbom. "Bagaimana jika nanti penggemarnya tidak bisa menerima fakta bahwa Idola mereka adalah seorang Lesbian? Tidakkah kau yang akan mendapat hinaan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell me, what is Love? || ae x baemon
Fanfiction"Cinta itu melelahkan. Jika yang pertama gagal, maka yang lain ikut gagal." - Pharita. "Cinta itu bukan kontestan hati. Bukan pilihan, dan tidak ingin menjadi pilihan." - Winter. ° ~ ° "Diam ku adalah caraku mengagumi mu." - Ruka. "Make a move. S...