01 ; When I met you

827 53 6
                                    

-
Seoul, South Korea
17 May 2024, 09:35 KST

Satu jam berlalu. Seisi ruangan yang bernuansa kain putih itu kini dilanda dengan rasa gelisah dan panik. Lantaran ...

"Apa model itu sudah bisa dihubungi? Waktu saya terbuang sia-sia oleh sikap tidak profesionalnya," ujar sang Fotografer. Nadanya terdengar begitu sinis dan sedikit sadis.

"Kami meminta maaf, Kim Winter-ssi. Kami akan terus berusaha untuk menghubungi model kami. Kami mohon untuk menunggunya sebentar lagi." Pemimpin dari para staff itu membungkuk dan meminta maaf. Gerakannya terlihat benar-benar panik.

Sang Fotografer itu menghela napasnya. "Baiklah. Saya akan menunggu, tapi jika dalam waktu 10 menit dia masih belum hadir, saya akan pergi. Masih banyak jadwal potret yang harus saya lakukan," sahutnya dengan tegas.

Staff's Leader itu sedikit meregangkan otot bahunya. "Terimakasih banyak, Kim Winter-ssi," ujarnya dengan nada lirih, penuh rasa syukur.

Fotografer cantik itu pun melangkahkan kakinya ke ruang pemotretan dan duduk di kursi yang terdapat kamera di hadapannya. Wajah dan sifatnya benar-benar mencerminkan namanya, Kim Winter.

Winter = Musim dingin.

Wanita cantik yang-hampir-tidak ada siapapun berani untuk menyentuhnya. Jangankan menyentuh, untuk sekedar bertatap mata dan saling sapa saja sudah banyak yang menghindar. Tatapan wanita ini terlalu mengintimidasi. Seperti singa alpha yang memandang rakyatnya.

Tangan lentiknya bergerak untuk mempersiapkan alat pemotretan, seperti kamera, lensa kamera, lighting, background, dan sebagainya. Penampilannya terlihat begitu santai, hanya dilapisi oleh kemeja flanel hitam dan juga celana jeans berwarna putih. Sungguh mencerminkan fotografer pada umumnya. Tidak. Dia adalah fotografer khusus di perusahaan ini. Jadi, ia bebas ingin berpakaian seperti apa.

Tring!!

Ponsel Winter berdering. Ia yang merasa sedikit terganggu dengan getaran dari saku celananya pun segera mengeluarkan ponselnya dan menerima panggilan itu, yang ternyata berasal dari anak pemilik perusahaan ini.

"Ada apa, Riri?" Winter bertanya kepada orang yang meneleponnya, Pharita, anak pemilik perusahaan AP Ent, sekaligus sosok yang menerima dirinya untuk bekerja di perusahaan besar ini.

[Eonni, aku minta maaf. Karina sunbae akan sedikit terlambat, tapi aku akan berusaha untuk membawanya ke lokasi dengan tepat waktu.]

"Hah ...?" Kening Winter berkerut heran. "Apa kau adalah manager-nya? Apa kau adalah anak buahnya? Kenapa harus kau yang membawanya ke sini?"

Tidak. Winter tidak bertanya dengan sungguh-sungguh kepada Pharita. Ia sedang sarkas kepada gadis yang lebih muda darinya itu.

[Bukan seperti itu, Eonni. Mommy menyuruhku untuk mengurus segala urusan Karina-sunbae dalam hal pemotretan.]

"Kenapa kau harus melakukan itu? Apa dia bermasalah?" tanya Winter penuh penasaran. Maksudnya, kenapa Pharita-yang notabennya adalah anak dari pemilik perusahaan-harus bertanggungjawab atas Karina?

[Benar. Dia sangat bermasalah. Semalam, dia hampir saja terciduk oleh para awak media. Dia mabuk semalam...]

"Lalu? Bukankah dia sudah legal?"

[Bersama seorang pria. Beliau juga Idol.]

Winter yang mendengarnya pun kini mulai tersulut emosi. "Astaga!!! Apa dia tidak tahu bahwa dia memiliki jadwal pemotretan hari ini? Kenapa artis setenar dan sehebat dia bisa bersikap tidak profesional seperti ini? Apa dia benar-benar artis terkenal? Aku tidak percaya ini," sarkas nya dengan nada yang tinggi.

Tell me, what is Love? || ae x baemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang