Chapter 20 🌿

8.7K 974 49
                                    

tadinya kemarin mau up cepet, tapi karna ada kendala jadi baru bisa up sekarang 🫂

◆◆◆

"Hiks-Papa! Dengarkan Ales dulu.."

Tangis Ales kian menggema. Hatinya terasa begitu sesak, setelah melihat sifat dari seluruh keluarganya. Terutama sang Papa dan Mama, yang bahkan kini tidak ingin menatapnya sedikitpun.

"Papa benar-benar kecewa padamu, Ales." Suara rendah dari seorang pria yang kemudian menghela nafas panjangnya itu akhirnya terdengar.

Arzeon Clyde, mengusap wajahnya frustasi pada berita buruk yang menimpa putra bungsunya. Arzeon awalnya membantah, merasa tidak terima jika anaknya dituduh telah melakukan perbuatan keji tersebut.

Namun saat mendengar kesaksian dari Alden, bahkan sampai mengetahui Archel yang tidak sadarkan diri. Membuat semua kesannya pada sang putra bungsu langsung hancur begitu saja.

Sementara disampingnya, Levina Clyde. Wanita cantik itu masih terlihat syok. Mengabaikan Ales yang terus terisak, dia lebih khawatir tentang bagaimana keadaan Archel disana.

"Papa! Mama-hiks! Itu tidak seperti yang kalian kira." Ales masih berusaha membela diri.

"Ales, cukup!"

Tubuh Ales langsung tersentak hebat, saat mendengar bentakan keras yang keluar dari mulut sang Papa. Arzeon yang dikenalnya selalu bersikap lembut dan penuh perhatian, kini langsung berubah dalam sekejap mata.

"Ales, Mama benar-benar tidak suka pada anak yang tidak mau mengakui kesalahannya." Levina akhirnya ikut bersuara, sambil mengusap sedikit air matanya karena kecewa.

Sementara Arzeon yang sedang diambang amarah, mencoba sebisa mungkin untuk menetralkan emosinya.

"Sejak dulu, Papa dan Mama tidak pernah mengajarimu perbuatan tercela seperti itu. Kami mendidikmu dengan benar dan penuh kasih sayang. Tapi kenapa bisa-bisanya kau berbuat seperti itu?!" Cerca Arzeon tak habis pikir.

"Papa tidak mengerti, apa yang kau inginkan dari Archel jika Papa dan Mama bisa memberikan segalanya untukmu!"

Pupil mata Ales langsung bergetar, dibuat tersadar pada semua perbuatan buruk yang pernah dia lakukan diam-diam. Ales memang memiliki segalanya, tapi sayangnya Ales tidak pernah bersyukur.

Bibirnya bergetar memilih bungkam, semakin terisak hebat dihadapan mereka.

"Maafkan Ales, Papa.. Mama.." Lirihnya terisak, berharap semuanya bisa kembali seperti semula.

Namun Arzeon mengusap wajahnya frustasi, dengan berat hati, dia langsung berkata. "Yershan, cepat siapkan barang-barang milik Ales untuk dibawa ke sekolah asrama."

Yershan Smith, pengawal pribadi Ales yang terus terdiam sejak mengantar Tuan mudanya itu segera mengangguk paham. "Baik Tuan."

Ales yang mendengarnya dibuat syok. "S-sekolah asrama?" Gumamnya terbata.

"TIDAK! TIDAK MAU! ALES TIDAK MAU PERGI KE SEKOLAH ASRAMA!" Teriaknya histeris, dengan air mata yang semakin deras jatuh membasahi pipi.

Arzeon dan Levina, saling melempar pandang sebelum akhirnya menjawab. "Ini sudah keputusan mutlak dari kami, Ales."

Dunia Ales seketika runtuh, hantaman hebat seakan menyerbu hatinya yang telah hancur. Melihat sang Papa dan Mama yang melangkah pergi begitu saja membuatnya menyadari, bahwa mungkin seperti inilah rasa sakit yang pernah Archel alami.

◆◆◆

"Buka mulutnya sayang~"

"Aaa."

ARCHELLIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang