Udah 4 bulan lebih ternyata gapernah up, Maaf ya :(
Sibuk banget sama urusan di rl 🫂◆◆◆
Di sebuah balkon megah pada kamar khusus yang berada di lantai dua. Manik hazel itu terus saja menatap awan putih yang bergerak indah diatas sana.
Tubuhnya yang semula berbaring santai pada sofa kini langsung terduduk seketika. "Tidak, pokoknya tidak mau. Ales tidak mau pulang dulu." Ujarnya pada seseorang melalui telepon.
"Ales sayang, Mama tidak tau kenapa kau sangat suka berada di Mansion Paman Artem. Tapi apa kau tidak merindukan Mama, Papa dan para Kakak?"
Ales langsung menggeleng ribut. "Tentu saja Ales rindu. Tapi Ales masih ingin berada disini untuk bermain dengan Archel."
Anak itu kemudian beranjak dari sofa, berjalan menuju pembatas balkon untuk melihat pemandangan indah yang memanjakan mata.
"Ah, begitu ya. Mama senang melihatmu akrab dengan Archel. Bagaimana kabarnya sekarang?"
Netra milik Ales seketika memicing sinis kala mendapati Archel yang tengah duduk bersama dengan Alice di dekat area kolam renang.
"Dia baik." Jawabnya singkat, dengan nada suara yang langsung berbeda. "Sudah dulu ya, Ma. Ales nanti akan hubungi lagi." Desaknya.
"Oh baiklah, jaga dirimu sayang."
Tut.
Ales mematikan panggilan secara sepihak, sambil menatap acuh layar ponsel yang memantulkan wajah datarnya. Kakinya kemudian melangkah pergi untuk meninggalkan balkon disana.
Netra hazelnya kini langsung tertuju pada dua orang Maid yang sedari tadi sibuk merapihkan ruangan. "Kapan kak Alden akan kembali?"
"Mungkin setengah jam lagi Tuan muda, Tuan muda Alden sepertinya masih mengikuti kegiatan ekstrakurikulernya di sekolah."
Mendengar hal itu, Ales langsung menghentakkan kaki seraya berdecak kesal sebelum akhirnya pergi.
◆◆◆
"Bagaimana rasanya sayang?" Netra hijau Alice, begitu menatap teduh pada si bungsu yang dengan lahap mengunyah makanan spesial buatannya itu.
"Enak sekali Mom. Archel suka!"
Alice tersenyum hangat, tangannya kemudian terangkat untuk menyingkap poni depan Archel yang hampir menutupi mata.
"Archel, bagaimana harimu di sekolah? Apa ada sesuatu yang membuatmu tidak nyaman?"
Archel seketika terdiam membisu, pertanyaan itu mengingatkan dirinya kembali pada saat dia dipanggil oleh wali kelas atas tuduhan kecurangan tadi.
"Menyenangkan Mom." Jawabnya dengan berbohong.
Jemari lentik Alice kemudian segera menangkup lembut pipi berisinya. "Katakan saja yang sebenarnya Archel. Mommy tau, ada sesuatu yang tidak nyaman sudah terjadi padamu."
Archel membulatkan matanya intens, bagaimana sang Mommy bisa tahu?
Alice menghela nafas sejenak sebelum akhirnya kembali menjelaskan. "Sayang, tadi Allen sempat menghubungi Mommy setelah dia melihatmu keluar dari ruangan Ms. Zara. Dia dengan berani mendatangi wali kelasmu untuk mendapatkan penjelasan, tapi Ms. Zara terus mengelak dengan tetap tidak mau menjawab."
'Tentu saja dia tidak akan mau, suamimu itu pasti sudah lebih dulu mengancamnya.'
Alice yang masih belum mendapatkan jawaban, terus membujuk putra bungsunya agar mau terbuka. Namun alisnya seketika menurun, saat menatap wajah Archel sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHELLIO
Ficção AdolescenteSeorang pemuda malang berusia 18 tahun harus bertransmigrasi ke dalam novel yang dia temukan di gudang saat bekerja. Dia menjadi Archellio, si bungsu menyedihkan yang harus berakhir mengenaskan ditangan keluarganya sendiri. Apakah dia bisa menghancu...