"Archellio.."
Mata hijau cerah milik Archel itu membulat sempurna ketika melihat kedua kakaknya, Alden dan Allen yang kini bersama dengan anak kecil seusianya.
Alessio Clyde, sepupu Archel yang juga merupakan anak bungsu dari adik sang ayah. Dia datang untuk menginap beberapa hari di Mansion.
"Hai Ales," Sapa Archel dengan sedikit datar.
Alden menghela nafas, "sudahlah baby, sekarang ayo kita kembali mengelilingi mall."
"Ya, kita akan memberikan apapun untukmu nantinya." Lanjut Allen tak tinggal diam.
"Benarkah? Kalau begitu Ales mau ice cream strawberry seperti Archel."
"Tentu baby." Jawab Alden dan Allen yang anehnya malah melirik pada Archel.
Archel yang masih berada digendongan Luke itu hanya terus menatap datar mereka bertiga yang tampaknya melakukan ini dengan sengaja.
'Mereka pikir, aku akan panas dengan akting murahan seperti itu?'
"Terimakasih kakak!" Jawab Ales dengan senang.
"Hei Luke, drama apa lagi yang sudah dilakukan anak itu agar kau mau menggendongnya?" Sarkas Alden pada Luke yang masih setia menggendong tuan mudanya.
"Ini keinginan saya sendiri tuan, lebih baik anda fokus mengurusi adik kesayangan anda itu daripada terus mengatai tuan mudaku."
Allen yang mendengar itu tiba-tiba menjadi kesal. "Tapi tidak seharusnya kau menggendong Archel."
"Kenapa kak? Apa kakak cemburu?" Pertanyaan Archel tiba-tiba itu langsung sukses membuat mereka bungkam seketika.
Sementara Ales kini terlihat bingung menatap Alden dan Allen disampingnya. "Kakak, ayo kita beli Ice cream." Rengeknya hingga membuat dua remaja itu langsung sadar dari lamunannya.
Luke menggeleng pelan. "Kalau begitu tuan, kami pergi dulu."
Pengawal pribadi Archel itu akhirnya berjalan menjauhi mereka. Alden dan Allen masih terus setia memandangi Archel yang tampak tenang bersama dengan Luke.
Mereka gagal fokus saat melihat bando kucing yang masih dikenakan Archel dikepalanya. Itu membuat dia menjadi lebih imut dan manis berkali-kali lipat.
'Sial, kenapa aku terus menatapnya?!'
◆◆◆
Malam yang indah di kediaman Mansion milik keluarga Clyde, bintang terlihat terus mengerlap indah menghiasi langit malam diatas sana.
Bibi Retha kini terlihat sibuk mendandani Archel, dia tengah menyisir rambut halus tuan mudanya dengan telaten.
"Tuan muda terlihat sangat menggemaskan dengan baju piyama ini," Puji Bibi Retha hingga membuat Archel langsung menoleh.
Archel saat ini mengenakan piyama yang baru dibelinya tadi saat di mall. Piyama berwarna hijau muda yang lembut dengan motif beruang itu tampak lucu dipakainya.
"Benarkah? Ini paman Luke yang pilihkan," Archel mulai memainkan lengan piyamanya yang kebesaran, membuat Bibi Retha terus menahan gemas.
"Apapun yang dikenakan tuan muda Archel pasti selalu terlihat manis." Bibi Retha tersenyum lembut, entah kenapa itu membuat Archel sangat bahagia.
Cklek
"Maaf tuan muda Archel, anda dipanggil oleh tuan Azra untuk bermain dengan tuan muda Ales di ruangannya." Ucap seorang maid yang tiba-tiba datang membuka pintu.
Archel mengangguk santai, maid itu kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Kau tidak apa-apa tuan muda?" Bibi Retha mengusap pelan pipi Archel, dia mulai terlihat khawatir.
"Archel tidak apa-apa Bi." Jawabnya lembut.
"Nantinya saat disana, jangan terlalu pedulikan sikap mereka padamu ya, tuan muda."
◆◆◆
Sebuah pintu yang menjulang tinggi dengan desain yang mewah, kini menyambut kedatangan Archel saat tiba dikamar sang kakak pertama.
Maid yang telah selesai mengantarkan Archel itu kini mulai menunduk lalu berjalan pergi untuk kembali bekerja.
Jujur saja, Archel merasa sedikit gugup. Sambil menghela nafas, dia mulai membuka pintu itu dengan segera.
Terlihat Azranael disana yang tengah duduk di sofa single kini langsung menatapnya yang baru saja tiba, sementara Ales sedang sibuk bermain puzzle miliknya.
"Archel, kemari. Ayo main puzzle." Ajak Ales dengan antusias.
Mengabaikan tatapan sang kakak pertama, Archel memilih ikut bermain dengan Ales. Sementara Azra terus mengamati mereka berdua dengan tatapan datarnya.
Hingga tiba-tiba Ales mulai menguap, Azra dengan cepat segera melangkah kesana dan mulai menggendongnya dihadapan Archel. Namun Archel masih terlihat santai dengan sibuk memainkan puzzle, dia tidak peduli dan tidak memerhatikan Azra sama sekali.
Tak butuh waktu lama untuk Azra menidurkan Ales, hingga hanya tersisa Archel dan dirinya saja disana.
"Ales sudah tidur ya, kalau begitu Archel pergi." Anak itu akhirnya mulai melangkah keluar dari kamar Azra.
"Tunggu," Azra kini menahan tangan mungil itu, namun segera ditepis oleh sang pemilik nama.
"Ya kak, ada apa?" Archel mencoba untuk menghindari tatapan kakaknya dengan terus melihat ke bawah.
Azra terdiam, netra biru safirnya mengamati pergerakan yang tidak nyaman dari si bungsu.
"Kalau tidak ada, Archel pergi ya." Lanjutnya karena tidak ada jawaban dari sang kakak.
Azra benar-benar dibuat heran mendapati Archel yang terlihat datar dan tidak seperti biasanya. Suara rengekan dan tingkah konyol Archel untuk mendapatkan perhatiannya kini tak bisa dia lihat kembali, Archel sekarang sungguh berbeda.
Ditambah penampilan anak itu dengan piyama barunya yang terkesan menggemaskan, entah kenapa lama-lama membuat Azra frustasi oleh sikap acuh Archel sendiri.
'Sial, ada apa dengan diriku?!'
TBC
Jangan lupa vote & comment cintaa, biar aku semangat up lagi ✨
Tolong jangan jadi pembaca ghaib ya 🤧
Thank you and see you next chapter 💚🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHELLIO
किशोर उपन्यासSeorang pemuda malang berusia 18 tahun harus bertransmigrasi ke dalam novel yang dia temukan di gudang saat bekerja. Dia menjadi Archellio, si bungsu menyedihkan yang harus berakhir mengenaskan ditangan keluarganya sendiri. Apakah dia bisa menghancu...