Archel berjalan dengan santai setelah melaksanakan sarapan paginya. Dia senang bisa makan enak kali ini. Padahal di alur ceritanya, Archel tidak menghabiskan sarapannya sama sekali karena terlalu sedih memikirkan sikap para kakak-kakaknya.
"Tuan Muda Archel." Sahut seorang pria yang membuat Archel langsung menoleh.
Luke Lerian, pengawal pribadi Archel. Dia adalah salah satu orang yang peduli pada Archel, namun karena pada alur ceritanya Archel merupakan Anak yang tertutup, Luke tidak bisa berbuat banyak untuk Tuan Mudanya.
"Ya?" Jawab Archel kebingungan.
"Mari, Tuan Muda. Sudah saatnya anda berangkat ke sekolah, saya sudah siapkan mobilnya."
Archel mengangguk paham, dia lalu ikut bersama Luke menuju ke mobil.
"Tunggu, Tuan muda Archel." Suara seorang wanita itu langsung menghentikan langkah kakinya.
Margaretha, seorang Maid yang juga peduli pada Archel. Dia datang sambil membawa nampan berisi segelas susu.
"Bibi Retha." Sapa Archel saat melihat wanita itu terus tersenyum padanya.
"Tuan Muda Archel, Anda harus minum susu terlebih dahulu sebelum berangkat."
"Susu? Sudah lama aku tidak minum susu. Itu minuman favoritku di kehidupan sebelumnya."
Segelas susu putih hangat kini sudah berada di tangan Archel, dia lalu meminum susu itu sampai habis tak bersisa hingga membuat senyuman Bibi Retha semakin mengembang.
Archel kemudian melirik Luke dan Bibi Retha yang terkekeh karena melihat bibirnya terkena noda susu. Itu tampak seperti kumis berwarna putih, sangat menggemaskan!
"Ya ampun Tuan Muda, Anda terlihat sangat lucu." Ujar Luke dengan gemas.
"Sini, biar Bibi bersihkan." Wanita itu kemudian mengusap pelan bibir mungil Archel menggunakan tissue.
"Terimakasih Bi, Archel berangkat dulu~" Ucap Archel tersenyum merekah, terlihat begitu manis.
"Baiklah Tuan Muda, belajar yang rajin ya di sekolah." Jawab Bibi Retha penuh semangat. Entah apa yang sudah terjadi, dia senang tidak melihat Archel murung hari ini.
◆◆◆
Clyde Academy, sekolah elit berbasis internasional milik keluarga Clyde adalah sekolah unggulan yang terfavorit disana.
Saat ini, Archel sudah duduk di bangkunya yang berada di posisi paling pojok di belakang. Pemilik mata hijau zamrud itu fokus menatap langit biru dengan burung-burung yang beterbangan.
Tak lama kemudian, seorang wanita muda dengan pakaian rapih kini masuk ke dalam kelas tersebut. Seluruh murid yang melihatnya mulai memberikan salam.
"Selamat pagi Bu Guru.."
"Selamat pagi anak-anak, seperti yang sudah Ibu katakan, hari ini adalah hari ujian matematika kalian."
"Apa?! Ujian matematika? Kenapa mendadak sekali!?"
Archel mulai melirik kertas putih di meja yang sudah dibagikan oleh Gurunya, setelah itu dia tertawa ringan.
"Ya ampun, aku lupa kalau Archel disini masih kelas 6. Sedangkan aku sudah lulus SMA, ini tidak jadi masalah."
Archel yang saat ini terisi oleh jiwa Zian, mulai menyelesaikan soal ujian itu dengan cepat, seolah-olah sudah tahu kunci jawabannya.
"Bu Guru." Panggil Archel ditengah kelas yang hening.
"Ya Archel, ada apa?"
"Aku sudah selesai."
"Apa?!" Ibu Guru terkejut, disusul dengan seluruh kelas yang kini menoleh ke arah Archel di belakang.
◆◆◆
Sore hari yang indah di Clyde Academy, Archel berjalan pulang menuju ke arah mobil dengan Luke yang sudah berdiri.
Kertas putihnya terus berada di genggaman tangan mungilnya, membuat Luke yang melihatnya tentu menjadi penasaran.
"Apa yang ada di tanganmu Tuan Muda?"
Archel tersenyum bangga. "Coba lihat ini."
Selembar kertas ujian dengan nilai sempurna itu langsung terpampang jelas, membuat Luke disana ikut tersenyum melihatnya. "T-tuan muda, i-ini Anda yang melakukannya atau Anda menyontek?"
"Hei sembarangan, aku tidak menyontek ya!" Jawab Archel dengan wajah kesal namun terlihat imut di mata Luke.
"Bercanda Tuan Muda, sekarang ayo kita masuk." Ujar Luke sambil mengusap pelan rambut halus Archel lalu membukakan pintu.
Di dalam mobil mewah tersebut, Archel mencari posisi ternyamannya untuk duduk. Sedangkan disamping, Luke terlihat mulai sibuk menyetir.
"Archel ingin pergi ke Mall, boleh tidak?" Ucapnya tiba-tiba.
Luke sendiri sangat terkejut, tidak biasanya Tuan Muda menginginkan pergi ke suatu tempat seperti itu. "Tentu saja Tuan Muda, apapun untuk Anda."
"Yeayy!"
Mobil tersebut kini berjalan menuju ke sebuah Mall terbesar di kota itu. Archel dibuat menganga, di kehidupan sebelumnya dia bahkan tidak pernah pergi ke tempat seperti ini sama sekali.
Anak manis itu langsung turun dari mobil dengan masih mengenakan seragam sekolah, dia mulai berjalan sambil didampingi Luke disebelahnya.
Pada alur cerita, Archel terbiasa pergi kemana-mana dengan pengawal pribadinya. Dia tidak pernah pergi bersama keluarganya karena mereka tidak pernah mengajaknya sama sekali.
Disana Archel mulai membeli pakaian manis dan juga hal-hal yang lucu, sesuatu yang yang tidak pernah bisa dia beli dikehidupan sebelumnya.
"Tuan Muda Archel, mungkin ini cocok untuk Anda." Luke tiba-tiba memberikan sebuah bando kucing lucu kepadanya.
"Ini lucu sekali paman!" Archel menatap berbinar, tanpa pikir panjang dia langsung mencoba memakai bando kucing itu di kepalanya.
"Ya ampun, dia sangat imut!" Jerit Luke dalam hati, sambil menatap gemas Tuan kecilnya.
"Bagaimana?"
"Sangat cocok Tuan Muda, ini sangat cocok." Jawab Luke antusias.
"Sebelumnya, saya ingin meminta izin. Apakah saya boleh menggendong Anda?" Lanjutnya tiba-tiba hingga membuat Archel menatap bingung.
"Maksud Paman?"
"Saya takut Anda kelelahan berjalan mengelilingi Mall besar disini, jadi saya ingin menggendong Anda, Tuan Muda. Apakah itu boleh?"
Archel berpikir sejenak, ini mungkin akan menjadi pengalaman pertamanya digendong oleh orang lain.
Anak manis itu langsung mengangguk setuju, yang lantas membuat Luke segera mengangkat tubuh kecilnya. Dia mulai bersandar pada dada bidangnya dengan kedua tangan yang kini melingkar di leher Luke.
Mereka berdua akhirnya kembali mengelilingi Mall, mencari berbagai hiburan yang ada disana. Archel merasa sangat bahagia hingga tidak terasa hari sudah mulai petang, mereka akhirnya bergegas untuk pulang.
"Bagaimana hari ini Tuan Muda? Apa Anda suka?" Luke bertanya sambil terus menggendong Anak manis itu.
"Suka, Archel suka." Jawabnya sambil tersenyum, dengan tangan yang kini sibuk memegang ice cream strawberry.
Luke tertawa, dia senang mendengar jawaban Archel yang terlihat bahagia, hingga suara sahutan dari belakang berhasil mengalihkan atensi mereka berdua.
"Archellio."
TBC
haiii, makasii udah mau baca Archel lagiii~
jangan lupa tekan bintangnya gaiss
See you next chapter 💚
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHELLIO
Novela JuvenilSeorang pemuda malang berusia 18 tahun harus bertransmigrasi ke dalam novel yang dia temukan di gudang saat bekerja. Dia menjadi Archellio, si bungsu menyedihkan yang harus berakhir mengenaskan ditangan keluarganya sendiri. Apakah dia bisa menghancu...