Langit jingga yang semula menghiasi kota kini pudar oleh cahaya bulan yang bersinar menyinari malam. Pada sebuah gedung pencakar langit yang paling tinggi disana, Azra tengah bersiap untuk kembali ke Mansion setelah selesai dengan semua pekerjaannya.
Sebelum bergegas pulang, dia ingin menelpon seseorang terlebih dahulu. "Lucas, telepon Luke sekarang juga. Aku ingin tahu tentang Archel hari ini."
Lucas yang mendengar perintah dari Tuannya itu segera mengangguk hormat. "Baik Tuan Muda, sesuai perintah Anda."
Dia mulai mengeluarkan ponsel dari sakunya untuk menelpon sang adik, panggilan langsung berdering namun Luke belum menjawabnya.
"Bagaimana? Sudah?" Tanya Azra memastikan, sambil menggulung rapih lengan kemeja putihnya.
"M-maaf Tuan Muda, biar saya telepon lagi."
Lucas mencoba untuk menghubungi ulang. Kenapa Luke tidak mengangkat telepon darinya?! Jantungnya kini berdegup kencang saat Azra merubah ekspresinya menjadi tajam.
"M-maaf Tuan Muda, ini yang terakhir, biar saya menelponnya lagi."
Azra terus menunggu sambil mengetuk-ngetukkan jari pada meja kerja. Sementara Lucas meneguk kasar salivanya saat panggilan ke tiga juga tidak terjawab.
Azra mendengus pelan. "Kemari, biar aku yang mencobanya."
Lucas mulai menyerahkan ponselnya pada Azra. Jika Luke disana masih tidak menjawab teleponnya, maka Lucas akan menjadi umpan Tuannya saat itu juga.
Sebelumnya, Luke sering sekali di telepon oleh Lucas, namun telepon itu bersifat mengganggu karena Lucas yang selalu usil dan hobi membuatnya kesal. Jadi tidak heran jika Luke mengabaikannya.
'Panggilan tersambung'
"Si*l, kenapa kau terus menggangguku. Kau tau, sekarang aku sedang sibuk di rumah sakit!"
Mengabaikan kalimat umpatan di awal, Azra yang mendengar itu seketika terbelalak sempurna.
"Apa yang sudah terjadi pada adikku, Luke?"
◆◆◆
Kali ini, di sebuah rumah sakit elit milik keluarga Clyde. Seorang wanita cantik dengan jas putihnya langsung keluar dari ruangan khusus tersebut.
Anna Clyde, salah satu dokter terbaik di negara ini. Dia adalah adik perempuan Artem yang juga menjabat sebagai dokter pribadi untuk keluarga sang kakak.
Dia yang menangani Archel saat Luke datang sambil menggendong Anak manis itu yang jatuh pingsan.
"Bagaimana kondisi Tuan Muda Archel? Apa dia baik-baik saja? Apa dia sudah sadar?" Tanya Luke cemas.
"Demamnya tadi cukup tinggi, tapi sekarang sudah lebih baik setelah aku berikan pertolongan pertama. Dia juga sudah sadar, namun dia harus tetap banyak beristirahat." Jelas Anna panjang lebar.
"Syukurlah." Luke menghela nafas lega.
"Omong-omong Luke, kenapa kau harus repot-repot membawa Archel ke rumah sakit jika aku bisa pergi ke Mansion untuk memeriksanya?"
"I-itu ... Itu.." Luke tiba-tiba menjadi gugup.
"Luke, apa yang terjadi? Apa keluarganya masih mengabaikan Archel sampai saat ini?"
Walaupun belum mendapatkan jawaban, Anna yang langsung membaca ekspresi Luke disitu langsung mengepalkan kedua tangannya dengan erat.
Dia tahu mengenai sifat buruk kakak sulungnya. Artem yang merupakan orang yang haus akan validasi, selalu mendidik putra-putranya dengan cara yang keras. Tujuannya agar apa? Tentu saja agar memuaskan keinginannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHELLIO
Fiksi RemajaSeorang pemuda malang berusia 18 tahun harus bertransmigrasi ke dalam novel yang dia temukan di gudang saat bekerja. Dia menjadi Archellio, si bungsu menyedihkan yang harus berakhir mengenaskan ditangan keluarganya sendiri. Apakah dia bisa menghancu...