•☆Happy Reading☆•
“Lo ngapain sih Ndra?” tanya Aftar kebingungan dengan kelakuan sahabatnya itu.
Keadaan lemari bawah Kalandra sudah berantakan. Bahkan camilannya sudah berserahkan di lantai. “Bisquit panda gue, yang kemaren gue taro disini kemana ya?” Cowo itu panik sendiri.
Aftar menggigit bibir bawahnya cemas. Bagaimana nasibnya setelah ini. “Udah gue makan sampe abis kemaren Ndra.”
Kalandra menghampiri Aftar yang sedang duduk di karpet kamar mereka itu.“Gue udah bilang, lo boleh makan apa aja cemilan gue asal JANGAN BISQUIT PANDA GUE AFTAR RAMDANU.”
Aftar meyengir kuda kepada kalandra. “Sorry Ndra, gue khilaf.” ucap cowo itu tanpa rasa bersalah sedikitpun.
“Wah parah lo, Tar. Suruh tidur luar aja Ndra.” Mulut Raden pun mulai mengeluarkan suara.
“Kdrt lo Den.”
Kalandra beranjak keluar dari kamar mereka berjalan pergi menuju rumah Safa.
“Lagian Ndra, ketua geng sangar kaya lo masih aja suka bisquit panda.”
Gaya tangan Zayyan seperti memegang ponsel genggam. “Udah gue rekam, tinggal bilang ke Kalandra.” Zayyan menjahili Aftar.
Dengan cepat Aftar langsung menghampiri Zayyan yang sedang duduk di atas Kasur. “Jangan Zay, Raden duluan.” Dia berusaha merebut ponsel genggam dari tanggan Zayyan.
Raden melirik Aftar sekilas. “Lah, kok gue di bawa-bawa. Dasar Tarjo.”
“Setidaknya pinter dikit lah, kan hp kita dikumpulin ya kali gue ngerekam lo, pake apa’an?”
^.^
Cowo berambut comma hair itu terus meminta izin kepada Hafiz agar dirinya bisa mengambil bisquit panda di rumah kaka perempuannya. Sedari tadi pintu ditahan oleh tangan Kalandra agar Hafiz tidak menutupnya.
“Lima menit doang.” tawar kalandra.
“Tidak. Tolong patuhi aturan pondok Kalandra.” kekeh Hafiz tidak mau kalah dengan Kalandra.
“Rumah teteh gue juga tinggal turun. Deket, engga sampe nyebrang lautan.”
Kalandra mencoba menahan pintu sekuat tenaga, setelah merasa bisa untuk kabur, dia pun berlari tanpa memperdulikan perkataan Hafiz.
“Assalamualaikum teteh, ini Kalandra.” ujar Kalandra sembari mengetuk pintu rumah kaka perempuannya itu.
Safa membuka pintu rumahnya, perlahan. “Wa’alaikummussalam. Ngapain ke sini malem-malem Ndra?” tanya Safa heran.
Kalandra tersenyum tipis kepada Safa. “Teteh punya bisquit panda?” Kalandra masih punya harapan untuk meminta bisquit kepada kaka perempuan ini.
“Kayaknya masih ada, kenapa?”
Kalandra mengadu kepada kaka perempuannya. “Bisquit Andra dimakan Aftar sampe habis teh. Minta dong teh.” ucap Kalandra.
“Bentar, teteh ambilin dulu.”
“Gue enggak di suruh masuk gitu, ya Allah punya kaka perempuan enggak peka banget.”
Cowo itu pun memutuskan untuk duduk di teras rumah kaka perempuannya. Sekitar tiga menit Safa kembali dengan membawa paper bar berwarna coklat berisi lima bungkus bisquit panda.
Safa menyodorkan paper bag kepada Kalandra. “Adanya cuma lima. Besok teteh beliin lagi.”
Kalandra menerima paper bag kertas itu dengan senang hati. “Makasih teteh ku yang cantik tiada duanya. Kalandra pamit ke asrama lagi ya teh, Assalamualaikum.” Pamit Kalandra seraya menyalimi tangan Safa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Finish
Roman pour Adolescents"Maaf abi. Starla janji, ini jadi yang terakhir buat Starla pulang malem." Starla memohon dengan wajah hampir menangis. "Apa hukuman jika kamu melanggar lagi?" Gadis itu berfikir sejenak. Kenapa dirinya sendiri yang harus memilih hukumannya. "Starla...