"Terus Lilly itu siapa? Kalau bukan pacar terus siapa? Istri, selingkuhan, simpanan kamu?" Perselisihan antara Argas dan Aven sampai terdengar ke telinga mertua Aven sendiri yang mendatangi kediaman anaknya. "Kamu sampai kapan gini terus? Mama sudah bilangkan dulu akhirin hubungan kamu sama pacar-pacar kamu itu. Liat sekarang dampaknya gimana? Mama tau ya, bang. Kamu ga biayain hidupnya Aven, emang mama ga larang buat kamu ga boleh kerja tapikan masih ada uang tabung kamu, uang lomba kamu bisa kamu gunain. Setidaknya inisiatif sendiri abang."
Argas yang mendengar omelan Mamanya hanya bisa membuang napas kesal. Siapa yang memberitahu Mamanya terkait masalah ini.
"Tapikan aku sama Lilly memang udah lama, Ma. Seharusnya mama sama papa dong ngertiin aku. Please, ma. Argas cinta sama Lilly."
Kerah seragam batik yang di kenakan oleh Argas di cengkraman kuat oleh mamanya sendiri. "Kamu bilang apa tadi? Cinta? Omg, Bargas. Kamu pikir mama ga tau apa hubungan toxic kalian berdua? Sama-sama tukang selingkuh."
"Mama sotoy banget." Elak Argas melepaskan cengkeraman di kerahnya. "Lilly setia kok, ma." Ngomong kaya ga pasti banget.
"Putusin sekarang atau mama ngasih tau papa kamu."
"Tck! Oke, fine. Argas putusin. Puas mama sekarang."
"Lebih dari kata puas. Atau gini aja." Sepertinya Argas mulai tertarik dengan penawaran yang akan Mamanya berikan. "Mama bolehin kamu pacaran sama Lilly tapi kamu juga harus bolehin kakak sepupu kamu Arjuna pacaran sama Aven."
"Bangsat!!! ENGGAK!"
"Astaghfirullah, abang mulutnya bener-bener mau mama cabein kamu, ya."
Argas menatap mamanya sendiri dengan kesal. Bersama dengan itu pintu kamar yang di tepati pasangan muda ini terbuka menampak Aven dengan penampilan santainya. Sungguh keadaan di hadapan Aven sekarang sangatlah menyeramkan bagaimana Argas dan Mama mertuanya seperti gengster.
Ia sedikit mundur selangkah merasakan menyeramkan dengan keadaan sekarang. "Mas itu ada Arthur nyariin." Ucapnya pelan. Argas yang sadar dengan keadaan langsung merubah sikapnya dan pergi meninggalkan sang mama.
"Abang nolak tawaran mama." Bisiknya melemparkan handphone milik ke atas pangkuan wanita karir tersebut. "Ngapain Arthur?" Tanyanya menatap Aven yang masih kebingungan.
"Ya ga tau lah!" Ucapnya dengan ketus dan pergi lebih dahulu. Sedangkan Argas menatap Aven dengan sedikit tajam, bagaimana bisa laki-laki kecil itu dengan bebas berkeliaran menggunakan celana pendek saat ada teman-temannya.
"Dek! Aven!!! Dedek!" Teriaknya kesal. Dengan cepat ia menerjang tubuh lebih kecil darinya hingga badan keduanya memaju kedepan. "Ganti celana sana. Sopan gitu! Ada teman gue, bego."
"Mas itu yang bego!"
Argas menatap istri dengan sengit. "Dedek Aven yang cantik dan menggemaskan. Kok ga nurut mau banget mas buat ga bisa jalan."
Plak
"Anjing sakit." Argas mengusap perutnya yang mendapat tepukan kuat dari Aven. "Tck. KDRT mulu njir, padahal orang takut gue yang KDRT Aven ini malahan kebalik."
Athur dan Rehan hanya menatap Argas bingung. Tiba-tiba saja datang sambil mengomel pelan. Laki-laki tinggi itu menatap teman-temannya dengan datar seolah mengatakan ketidaksenangan atas kehadiran mereka yang benar-benar tidak di harapkan.
Contoh teman bangsat;Bargas.
"Apaan?"
"Lo habis ngewe?" Tanya Oky to the point karena melihat keadaan acak-acakan temannya ini. "Berapa ronde, bro?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔𝗿𝗴𝗮𝘀 [𝗼𝗻𝗴𝗼𝗶𝗻𝗴]
Teen Fictionpemikiran sama-sama masih bocil tapi di suruh nikah?