Chapture 15

1K 85 10
                                    

OSIS di buat sibuk dalam mempersiapkan ruangan untuk ujian tengah semester yang ada di adakan pada 2,Desember nanti setiap sekbid ikut serta dalam kegiatan. Dampak dari kesibukan tersebut membuat Aven pergi ke kantin sendiri, mengikuti kegiatan belajar-mengajar sendirian karena keduanya temannya, Ibra dan Karla sibuk dalam persiapan ujian. Ini sudah akhir bulan oktober menunggu satu bulan itu tidaklah lama.

Gara-gara hal inilah membuat Aven bosan di sekolah tidak memiliki teman. Jam pulang Ibra dan Karla juga termakan percuma dari kemarin menunggu bisa makan siang bersama-sama yang selalu saja gagal akhirnya bisa Ibra wujudkan bersama dengan kedua sahabatnya.

Di kantin sekolah yang sudah sepi penghuni karena banyak yang sudah pulang, wajar ini sudah jam 04:09 sudah waktunya pulang. Tetapi karena ingin menepati janji Aven rela menunggu dan terbayar bisa makan bersama Ibra dan Karla.

"Lagu Billie Eilish sekarang lagi meracuni spotify gue." Celetuk Karla menyuapkan ayam geprek yang mereka pesan. "Dan gue baru tau kalau lagu tulus tuh asik-asik banget."

Ibra dan Aven saling pandang dan tertawa pelan. Karla ada saja topik yang di ambilnya begitu sederhana. "Gue rekomen lo harus dengar lagu Tulus yang judulnya cahaya." Ucap Aven menatap Karla masih begitu asik dengan makanannya. "Lo berdua memang ga di kasih makan apa? Kelaparan banget."

"Sumpah!" Ini Ibra yang ngomong. "Bersyukur jadi elo mah, Ven. Kita sampe malam siapin ruangan buat satu angkatan yang isinya mau hampir 200san tuh susah banget! Yang buat pusing gimana biar mereka ga nyontek."

"Makanya lo berdua harus buat kasus biar lengser dari OSIS."

Mendengar balasan itu membuat Karla tersedak makanannya. "Goblok, sia mah! Lo tuh ada-ada aja, deh Ven. Gue mikirin gimana usahanya biar lo bisa masuk OSIS lagi. Kangen."

"Malas, ah. Cape, engga tahan mental krupuk gue, mah."

Tangan kuat Ibra mendorong tubuh Aven pelan dan menyundul bahu kecil itu seraya tertawa pelan. "Syiap mah. Yang paksunya sudah mau lulus jadi ga ada yang di urus."

"Matamu picek! Udah, ah gue mau balik deluan!!"

Karla dan Ibra hanya tertawa melihat wajah memerah Aven yang malu akibat di goda oleh Ibra. Tubuh kecil itu sudah berlari menjauh meninggalkan keduanya yang pasti akan kembali sibuk dengan tugas mereka sebagai babu sekolah bukan OSIS.

Aven memutuskan pulang untuk berjalan kaki. Jarak rumah dan sekolah dapat di tempuh dengan berjalan kaki dengan earphone menyumpal telinga si manis membuat perjalanan Aven terasa lebih santai dan nyaman. Sinar matahari yang menyoroti jalan khusus untuk pejalan kaki entah mengapa membuat Aven secara alamiah terlihat indah di bawah cahaya sang surya.

Di ujung sana tepatnya di depan toko terlihat laki-laki tinggi dengan jaket hitam dan celana hitam pendek tengah menatap Aven yang berjalan. Aven penuh dengan dunianya sendiri tidak memperdulikan keadaan sekitar yang menatapnya dengan aneh ataupun lucu. Tubuh kecil terkadang berputar ataupun melompat kecil ke kiri dan ke kanan.

Pelukan hangat tiba-tiba di rasakan oleh Aven yang kaget dengan ulah pelaku yang sangatlah mendadak memeluknya. Dari aroma parfumnya saja Aven sudah mengetahui siapa orang yang memeluknya sekarang, Argas.

"Bargas kamu ngapain meluk Aven?" Mata cantik khas milik laki-laki kecil ini bertemu dengan pandangan sinis dari gadis belakang tubuh Argas. "Bisa lepas sekarang dia cowok gue." Ucap Lilly dengan nada datar yang langsung menghancurkannya tembok baik yang selama ini melekat padanya di berikan oleh Aven.

"Ay, kamu dengar ga?"

Seakan tuli Argas lebih nyaman memeluk tubuh Aven yang sengaja membalas pelukan Argas dan memberikan ciuman pelan di area telinga sang suami yang di hiasi anting silver.

𝗔𝗿𝗴𝗮𝘀 [𝗼𝗻𝗴𝗼𝗶𝗻𝗴]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang