"Halo, Gas." Rehan menatap layar handphone dengan gelisah. "Gas! Please, tolongin gue cepatan. Urgent banget, gue mohon, Gas."
"Gue engga bisa." Balas Argas dari sebrang sana sambil menatap sosok gadis yang terus mengenggam tangannya dengan erat, "gue ada di rumah sakit. Gue nemanin Lilly sama keluarganya."
"Tapikan itu, sudah ada keluarganya, Gas. Gue mohon, Gas. Datang ke rumah gue sekarang gue kalau gue ada kendaraan atau setidaknya uang sedikit aja gue ga bakal minta tolong ke elo."
"Masalahnya uang?"
Argas terlampau sering di jahili temannya ini membuatnya susah untuk percaya, "bukan masalah uang anjing! Datang ke sini cepatan, bangsat. Aven pingsan habis sesak napas dia langsung aja pingsan!"
Mendengar balasan dari Rehan membuat tubuh Argas menegang langsung saja bangkit dari kursi membuat pasang mata yang ada di sana menatapnya kebingungan. Dengan panik Argas mengambil switer miliknya dengan tergesa-gesa sampai melupakan keadaan Lilly uang begitu menumbuhkan dirinya.
"BARGAS!"
Teriakan kencang menghentikan Argas keluar dari ruangan nomor 129 ini. Mama Lilly menatap laki-laki tinggi dengan memohon namun Argas langsung menepis pandangan kasihan yang selalu ia berikan pada keluarga Darmara ini.
"Maaf tapi saya ga bisa pura-pura terus, tante."
Mama Lilly menggelengkan kepalanya tidak membenarkan perkataan Bargas, "engga, Gas. Kamu bisa, tante yakin kamu mampu demi Lilly, Gas. Ini permohonan tante buat kamu cuma kamu harapan tante dan suami tante."
Bangsat!
Perkataan itu yang melintas dalam kepala Argas. Keadaan sekarang tidak membuatnya harus bermain di dunia penuh tipuan.
"Saya bilang ga tetap aja ga!" Sentaknya kaut. "Saya sudah cukup sabar nge-hadapi anak tante buat jadi pacar yang baik sampai saya harus nyakitin perasaan istri saya sendiri."
"Lilly lebih baik di bandingkan istri kamu, Bargas."
"Bilang apa barusan?" Argas tidak mau menghormati orang yang merendahkan istrinya. "Ngomong apa?! Mikir bangsat! Selama ini anak lo yang ngerusak ketenangan hidup, sialan! Gara-gara dia!" Tunjuk Argas ke arah Lilly yang menangis, "Gara-gara dia gue berapa kali kelahi sama istri gue bangsat."
Pandangan Argas beralih ke arah ke arah Lilly yang masih merancau memanggilnya. "Dengar baik-baik gue ga bakal ngulangin omongan gue lagi." Sedikit berdeham pelan, "Gue paling benci cewek lemah kaya lo, Ly dan gue mau hubungan pura-pura ini berakhir. Terserah lo mau gila seumur hidup lo sendiri itu urusan lo bukan gue."
Wow
Finally
Hubungan bohong yang Argas jalani selama 2 tahun akhirnya selesai.
Kepala Argas mengadah menatap langit senja yang mulai mengeluarkan setetes cairan yang membuat tubuh perlahan membasah. Tidak memperdulikan akan hal tersebut Argas langsung menaiki motornya dengan kecepatan tinggi seharusnya, ia berada di sisi Aven bukan si bangsat.
Dengan pikiran yang kacau membayangkan bagaimana keadaan sang istri membuat Argas berapa kali hampir jatuh dan menabrak kendaraan lainnya. Setibanya di kosan Rehan terlampau sepi membuat perasaan Argas semakin panik.
Tok
Tok
Tok
"Han," Panggil Argas perlahan mengintip dari jendela kaca. "Rehan!" Teriaknya kencang namun tidak menerima sahutan dari dalam kosan.
"Misi, bang. Nyariin siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔𝗿𝗴𝗮𝘀 [𝗼𝗻𝗴𝗼𝗶𝗻𝗴]
Ficção Adolescentepemikiran sama-sama masih bocil tapi di suruh nikah?