EXTRA CHAPTER [1]

1.3K 127 18
                                    

Happy reading 💋💋

🏴‍☠️

Hilang tanpa jejak.

Absennya Teresa dari radar penglihatan Heksa membuat laki-laki itu menjadi tantrum. Pasalnya, Heksa satu-satunya orang yang bertemu dengan Teresa sebelum gadis itu dinyatakan hilang.

Sudah tiga hari dari hilangnya Teresa, laki-laki pemilik iris hitam legam itu mengupayakan banyak cara agar gadis angkuh 'miliknya' bisa ditemukan.

Seperti saat ini, Heksa menarik kasar Bastian ketika sampai di atap sekolah. Heksa sengaja meminta sang kekasih agar memanggil Bastian. Karena sahabatnya itu sering menghindar selama dua hari terakhir ini. Heksa masih hapal jika Bastian tidak bisa menolak permintaan kekasihnya.

"Dimana Teresa?" tanya Heksa langsung pada intinya sembari menarik kerah seragam Bastian.

"Apa maksud lo?" tanya Bastian tidak terima.

"Jangan pura-pura tolol, bangsat." Heksa memukul perut Bastian, lalu mendorongnya ke lantai.

"Anjing!" kesal Bastian. Ia berdiri, lalu mendorong kasar Heksa dengan marah. "Maksud lo apa?! Otak lo yang tolol! Gue nggak tahu apa pun tentang cewek itu!"

"Omong kosong! Gue tahu lo mau bunuh dia di malam itu! Lo pikir gue nggak tahu, hah?!" bentak Heksa.

Ia sudah tidak bisa mentolerir kesalahan Bastian jika menyangkut nyawa Teresa. Heksa bahkan melupakan perjanjian jika spesies perempuan adalah hal terlarang untuk diikut campurkan dalam persahabatan mereka.

Bastian terdiam. Hal itu tentu saja membuat Heksa semakin yakin jika hilangnya Teresa ada campur tangan Bastian.

"Lo sama aja kayak bokap lo."

"Shut up, anjing!" umpat Bastian.

Iris kecokelatan itu menatap tajam pada Heksa yang menatap penuh intimidasi padanya.

"Gue benar, kan? Bokap lo terbukti otak dari pembunuhan dua orang sekaligus, sekarang lo pun ikut-ikutan menjadi pembunuh."

"Anjing!"

Emosi Bastian memuncak, ia meringsek maju, lalu melayangkan tendangan serta pukulan pada Heksa hingga sahabatnya itu tumbang. Tidak memberikan kesempatan Heksa membalas, Bastian memukul wajah dan menendang Heksa berkali-kali sampai darah mengalir dari pelipis dan bibir Heksa.

"Mati lo!" bisik Bastian tersenyum smirk.

"BAS!" Suara Jagat membuat Bastian langsung memundurkan dirinya, membiarkan Jagat membantu Heksa.

"Gila lo." Noah mendorong Bastian penuh kesal. Sedangkan itu, Chloe sudah menangis melihat Heksa penuh darah. Seragam putih kekasihnya pun kotor dan bernoda merah.

"Apa-apaan, sih, lo?" Noah memukul pipi Bastian pelan, tetapi ditepis kasar oleh sang empunya.

"Diem lo," tunjuknya. "Gue nggak ada urusan sama kalian semua, jadi jangan ikut campur."

"Jelas kita ikut campur karena kalian sahabat kita," ujar Noah. "Tindakan lo termasuk kriminal," tandasnya.

"Sahabat?" Terkekeh pelan, Bastian menunjuk Heksa dengan emosi. "Dia barusan fitnah gue," ujarnya. "Lo tahu gara-gara siapa? Jalang sialan itu."

𝐓𝐄𝐑𝐄𝐒𝐀 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang