Happy reading 💋
Happy 11K reader bestie💗
Ya ampun, eonni bahagia pake banget.
Thank you yang udah baca, baik pembaca lama, followers atau pembaca hantu. Thank you guys💗 semoga selalu bahagia, ya💗Dan wellcome new reader, new followers✨
Thank you yang udah vote dan comment juga💗🏴☠️
Berekspektasi tinggi akan selalu berakhir mengenaskan. Hal itu dialami Bastian ketika melepas helm full face miliknya. Ia sudah menduga jika gadis itu akan lolos kembali. Meskipun mengeluarkan banyak uang untuk menyogok beberapa oknum serta menyeret aparat, Bastian tidak bisa mendapatkan Teresa. Harusnya hari ini gadis itu dalam jeruji besi bukan berdiri beberapa meter di sampingnya.
Di posisinya, Teresa mengedarkan pandangan dan menemukan Bastian yang masih menatap padanya. Kemudian, Teresa mengacungkan jari tengah pada Bastian yang dihadiahi raut wajah datar sang empunya.
Kedua remaja tersebut saling menatap sengit satu sama lain. Teresa tidak lupa semalam dirinya nyaris masuk jeruji besi jika saja Zaden tidak menyelamatkannya. Untungnya Natha ikut membantu Teresa untuk kabur dari sana setelah Zaden menjemput keduanya dibalik bukit seberang lintasan.
Hari ini Teresa sudah tidak sabar membalas apa yang Bastian lakukan padanya. Diam-diam laki-laki itu mulai ikut campur ke dalam hidup Teresa. Memanggil aparat ke lintasan untuk mengacaukan balapannya.
Salah satu informan yang Natha kenal mengatakan jika salah satu oknum dibayar seseorang untuk datang ke tempat itu. Tentunya kejanggalan tersebut diperkuat saat salah satu dari mereka menunjukkan foto Teresa dan mengatakan jika ia adalah targetnya. Namun, sangat disayangkan Bastian tidak sempat bertemu pandang dengan Teresa, hingga laki-laki itu kehilangan jejaknya. Dan, oknum yang dibayar pun tidak menemukan keberadaan Teresa.
"Lain kali lo nggak akan lolos semudah itu," ujar Bastian sinis.
"Really?" Teresa pura-pura terkejut. "Gue takut mendengarnya," lanjut Teresa dengan nada suara yang dibuat ketakutan.
"Lo nggak semudah itu merendahkan harga diri gue."
"Dari dulu harga diri lo udah rendahan. Playing victim."
Bastian tentu saja tersinggung. Jika bukan perempuan, mungkin pukulan keras sudah mendarat di pipi Teresa.
"Benar-benar perempuan angkuh," desisnya.
Teresa menunduk—menatap sepatu putihnya lalu mendongak dengan tatapan tajam. Ia mendekat pada Bastian. Bahkan jarak keduanya cukup intens. Dan Teresa yang memulainya lebih dulu.
Bisa Teresa rasakan deru napas Bastian menerpa area wajahnya, meninggalkan jejak mint serta aroma khas tubuh yang menenangkan. Membuat Teresa meresapi secara perlahan.
"Apa sekarang?" Bastian menantang. "Mencoba menggoda gue, bitch?"
"Menggoda?" Teresa menyipitkan matanya. "Diri lo nggak semenarik itu sehingga gue mau menggoda lo."
Bastian lagi-lagi marah. Tentu saja Teresa puas melihatnya. Ia sudah memiliki ide untuk membalas apa yang Bastian lakukan semalam terhadapnya.
"Hitung mundur untuk diri lo sendiri," peringat Bastian.
Berdecak pelan, Teresa memundurkan posisinya, tetapi Bastian menahan pinggangnya dengan lancang. Sialan. Ini pertama kalinya Bastian bersentuhan fisik dengannya. Si otak mesum itu mulai menunjukkan seringai tipis ketika wajah Teresa berubah datar.
"Lepasin!"
Teresa memberontak, tetapi Bastian tidak membiarkan dirinya lolos begitu saja. Persetan dengan balas dendamnya, Teresa tidak ingin dirinya menjadi tontonan para murid di parkiran walaupun beberapa orang masih ada di sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/359301719-288-k605172.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐄𝐑𝐄𝐒𝐀 [SELESAI]
Romantizm𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐜𝐨𝐩𝐲 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐞⚠️ Young adult - Romance⚠️ Pemberani. Keras kepala. Angkuh. Tiga kata yang menggambarkan karakter dari seorang gadis yang duduk di bangku sekolah tingkah akhir. Teresa. Gadis misterius pemilik iris hitam yang hidupnya se...