Jangan lupa tinggalkan komentar dan vote kalian yah, makasih dan selamat membaca✨💗
*
*
*Dipaksa mengucapkan selamat tinggal pada hal yang tidak ingin kamu lepaskan, adalah cara terbaik untuk bunuh diri secara perlahan.
****
"Ayo putus!"
Sebuah kata yang terasa bagai vonis kematian itu, membuat cokelat yang dipegang Sera harus terjatuh begitu saja ke tanah. Netranya membelalak dengan kedua tangan yang bergetar hebat. Kenapa Yagiz mendadak bertingkah berbeda?
"Ngomong apa sih, Giz?" tanyanya.
"Aku mau kita putus! Udah, ya, aku harus pergi." Pemuda itu melangkah pergi begitu saja, tanpa berniat menjelaskan lebih banyak hal pada Sera.
"Yagiz! Tunggu, Giz." Sera meraih tangan pemuda yang baru saja mengakhiri hubungan dengannya.
"Apa lagi? Kurang jelas?" tanya Yagiz
"Kenapa? Aku ada salah? Apa? Bilang sama aku! Bukannya kita bisa bicarain semuanya baik-baik yah? Ada masalah apa, Giz?" Sera menuntut sebuah penjelasan.
"Nggak semua hal ada alesannya, Ra! Aku cuma mau putus. Itu aja masa kamu nggak ngerti sih?"
Sera meremas sisi roknya, lalu mulai mencoba mengatur napasnya. Tidak! Ia tidak menerima sebuah perpisahan yang ambigu dan tidak beralasan. Lagipula hubungan mereka sedang baik-baik saja, kenapa Yagiz mendadak ingin mengakhiri semuanya?
"Aku cuma mau putus!" tegas Yagiz, sekali lagi.
Setelah hari itu, Yagiz menghilang bagai ditelan bumi. Pria itu membuat hari-hari yang Sera jalani terasa begitu menyiksa dan penuh tanya. Kerap kali Sera mendapat pertanyaan tentang kenapa dan kemana seorang Yagiz yang sebelumnya selalu saja mengikutinya.
"Tidak tahu!" hanya jawaban itu yang selalu bisa Sera lontarkan. Memangnya ia bisa apa lagi? Terdengar begitu ironis, tapi nyatanya dia memang ditinggalkan tanpa sebuah kejelasan.
****
"Pulang!" tegas Sera pada pria yang baru saja mengusap air matanya.
"Nggak mau, Ra," ujarnya.
"Giz, ini kosan cewe! Lo mau gue jadi bahan gosip?" tanya Sera.
"Kalau gitu kita jalan aja, bisa kan?" Yagiz menggandeng tangan Sera tanpa izin.
"Yagiz!!" Wanita itu membentak, sembari menghempas gandengan Yagiz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontrak Cinta Mantan
Teen Fiction"Dulu aku marah karena ngerasa 180 hari itu bakal nyiksa aku, Giz. Tapi, sekarang aku nyesel, lebih baik aku minta kontrak kita berlaku selamanya." Anasera Safaluna, hidup dalam belenggu cacian dan tuntutan dari sang ayah yang meminta ia selalu menj...