Jangan lupa tinggalkan komentar dan vote kalian yah, makasih dan selamat membaca✨💗
*
*
*"Berpura-pura semua baik-baik saja. Bertingkah seolah kita akan selamanya. Kupikir aku mampu, nyatanya aku tersungkur karena bahkan tak sanggup menapaki hari pertamanya."
****
Tubuh tegap Xavier lekas berdiri di hadapan Sera bagai sebuah tameng, kala wanita dengan dress hitam itu tampak berniat kembali mendaratkan satu tamparan di wajah Sera. "Cukup!" bentaknya.
"Minggir! Ini bukan urusan lo!"
"Ini cafe gue, dan dia karyawan gue. Jelas ini urusan gue!" tegas Xavier enggan mengalah.
Xavier mengerutkan kening. Tatapannya terpaku pada wanita berselimut amarah yang tampak tidak asing itu. "Bentar ...."
Ia mencoba mengingat, hingga akhirnya ingatannya berhenti pada sebuah insiden paling mengherankan dalam hidupnya. "Oh, lo cewe yang waktu itu minta nginep di rumah gue! Iya, kan? Cewe sinting yang nangis-nangis ampe subuh itu!"
Bukan hanya wanita di hadapan Xaxier yang terkejut. Namun, seluruh pengunjung dan pegawai yang sejak tadi menjadikan mereka tontonan, juga turut menampilkan raut terkejut mereka, termasuk Sera sekalipun.
"Diam lo! Mending lo minggir! Urusan gue, tuh, sama Sera! Bukan sama lo!"
"Mana bisa gitu? Dia pegawai gue, jadi dia-"
Kalimat Xavier terhenti, saat menyadari Sera mendorong pelan tubuhnya. Meminta agar Xavier memberi akses padanya. "Minggir, Xav. Gue mau ngomong," ujarnya lirih.
Awalnya Xavier merasa enggan, hanya saja ia tahu bahwa mereka tidak sedang dalam suatu hubungan yang memberi akses bagi Xavier untuk terlibat lebih dari ini. Maka, Xavier lekas mengangguk dan bergeser sesuai dengan instruksi Sera.
"Resta, iya, kan? Nama lo, Resta, kan?" tanya Sera.
"Ah, lo inget ternya-"
Belum sempat Resta menyelesaikan kalimatnya, sebuah tamparan balasan mendarat dengan begitu mulus pada pipi kirinya. Cukup keras hingga membuat wajahnya berpaling dengan netra yang membola. Tidak pernah sekalipun ia mengira, Sera akan memiliki cukup keberanian untuk membalasnya.
"Pertama, gue harus balikin tamparan lo tadi! Gue mungkin emang nggak punya kuasa sebesar lo ataupun keluarga lo! Tapi, bukan berarti lo berhak nyerang gue seenaknya!" tegas Sera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontrak Cinta Mantan
Fiksi Remaja"Dulu aku marah karena ngerasa 180 hari itu bakal nyiksa aku, Giz. Tapi, sekarang aku nyesel, lebih baik aku minta kontrak kita berlaku selamanya." Anasera Safaluna, hidup dalam belenggu cacian dan tuntutan dari sang ayah yang meminta ia selalu menj...