Kontrak-14

11 5 1
                                    

Jangan lupa tinggalkan komentar dan vote kalian yah, makasih dan selamat membaca✨💗

*
*
*

"Ada beberapa keterpurukan yang tidak perlu dikasihani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada beberapa keterpurukan yang tidak perlu dikasihani. Karena terkadang, semakin kita mengasihaninya, semakin angkuh pula ia memainkan perannya."

****

Bagi Sera, seorang Yagiz bukan hanya pemuda tengil dan jahil yang mendekatinya tanpa malu, bukan pula hanya sebagai seorang mantan kekasih yang pernah melukainya. Bagi Sera, Yagiz lebih dari itu. Nama Yagiz Nawasena menancap dengan begitu erat di relung hati Sera. Ia menyelami muara gelap dalam diri Sera dan membawa cahaya yang selama ini bahkan tidak pernah Sera idamkan.

"Aku, nggak apa-apa, Ra. Percaya sama aku. Liat! Ini tuh diagnosis tahun lalu, sekarang udah sembuh." Yagiz berusaha menjelaskan.

"Bohong!" bentak Sera.

"Nggak, coba liat aku. Kamu, kan, biasanya bisa nebak kalau aku bohong."

Sera menatap lekat ke arah Yagiz. Tatapan yang tentu saja mengundang debaran gila pada jantung pria itu. Yagiz cemas Sera benar-benar menemukan jejak kebohongan pada wajahnya.

"Oke," ujar Sera.

Yagiz menghela napas lega, lalu menarik Sera ke dalam pelukannya. "Aku senang tau," ujarnya.

"Ngapain senang?"

"Tadi, kamu peduli. Aku senang karena perasaan kamu masih sama."

Sera terdiam. Memang benar bahwa rasanya tidak pernah berubah. Sebut saja ia bodoh, karena terkadang perkara hati mampu meluluh lantakkan logika manusia. Sera tidak pernah melupakan Yagiz, ia hanya membohongi diri dengan berusaha keras menanamkan kebencian di hatinya padahal nyatanya ia tidak mampu.

"Makan dulu, abis nangis pasti makin laper," ujar Yagiz dengan jemari yang terulur mengusap sisa air mata Sera.

"Nggak! Gue nggak mau!" tolaknya.

"Aku kamu!"

"Apa, sih?"

"Ngomongnya aku kamu, Ra, bukannya tadi kamu gitu?"

Sera memalingkan wajahnya. "Itu, nggak sengaja!" tegasnya berusaha menutupi rasa gugup.

"Maunya aku kamu pokoknya! Udah, ayo makan."

Sera mengangguk lalu lekas mengikuti langkah Yagiz hingga akhirnya berakhir tepat di hadapan sebuah meja makan dengan dua mangkuk mi instan di atasnya. Tampak begitu lezat saat Sera menyadari Yagiz melengkapinya dengan sebuah telur dan juga taburan bawang goreng yang banyak.

Kontrak Cinta MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang