Kegelapan gua masih menjerat mereka, meskipun bayang-bayang yang sempat mengancam perlahan memudar. Cahaya obor mereka memberikan harapan di tengah kesunyian yang mengerikan. Jianyu, Meilin, Yun, dan Wei melanjutkan perjalanan mereka, semakin mendalam ke dalam perut bumi, seakan gua ini tak berujung. Suasana semakin sunyi, hanya terdengar suara langkah kaki mereka yang bergema di sepanjang lorong sempit.
"Jianyu..." Meilin tiba-tiba berbicara dengan suara pelan, seolah ragu. "Kau pernah mendengar cerita tentang nenek moyang kita?"
Jianyu menoleh, terkejut dengan pertanyaan itu. "Cerita tentang nenek moyang kita? Maksudmu cerita tentang Nian?"
Meilin mengangguk, matanya menatap jauh ke depan, seperti mencari jawaban di dalam kegelapan. "Bukan hanya tentang Nian, tapi juga tentang keberanian dan pengorbanan mereka."
"Kenapa kau bertanya?" tanya Jianyu, semakin penasaran.
Meilin menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya berbicara. "Sebenarnya, aku pernah mendengar cerita yang berbeda dari nenekku. Aku tidak tahu apakah itu hanya dongeng atau kenyataan, tapi kisah itu melibatkan seseorang yang pernah hidup di desa kita, jauh sebelum kita lahir. Seseorang yang pernah mengalahkan Nian."
Suasana hening sejenak, hanya terdengar suara langkah kaki yang bergaung di gua. "Siapa orang itu?" tanya Yun, merasa bahwa cerita Meilin menarik perhatiannya.
Meilin memalingkan wajahnya kepada teman-temannya, matanya bersinar dengan kilau memori yang sudah lama terkubur. "Namanya... Li Wei, seorang pahlawan yang menjadi legenda di desa kita. Ia seorang pemuda biasa, seperti kita, yang suatu hari dipilih oleh para penjaga batu untuk menghadapi Nian. Namun, ada sesuatu yang terjadi dalam perjuangan itu. Ia kehilangan dirinya sendiri, kehilangan jiwanya dalam pertempuran itu."
Yun terdiam, terkejut. "Maksudmu, ia mengorbankan dirinya untuk desa?"
Meilin mengangguk. "Ya. Namun ada bagian dari cerita itu yang tidak pernah diceritakan kepada orang-orang. Li Wei dikatakan mengorbankan dirinya dengan menggunakan kekuatan yang sangat besar, yang akhirnya mengikat jiwanya dengan Nian. Kekuatan itu memberi dia kemampuan untuk mengalahkan makhluk itu, tetapi... itu juga mengubahnya selamanya."
Wei yang mendengar cerita itu hanya diam, matanya tertunduk. Jianyu bisa merasakan ketegangan di antara mereka. Tidak hanya karena cerita Meilin, tetapi karena ada sesuatu dalam cerita itu yang membuatnya berpikir lebih jauh.
"Apa yang terjadi dengan Li Wei setelah itu?" tanya Jianyu.
Meilin menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan air mata yang mulai muncul di matanya. "Ia hilang. Seperti hilang dalam kegelapan, tak pernah ditemukan. Kekuatan yang dimilikinya mengubahnya menjadi makhluk yang lebih gelap daripada Nian itu sendiri. Desa kita mulai kehilangan harapan, karena mereka tak lagi tahu apakah Li Wei masih hidup atau menjadi bagian dari Nian."
Silence lingered over them. The weight of Meilin's words hung heavily in the air. Jianyu couldn't help but wonder if the same fate awaited them. Could they, too, lose themselves in the battle against Nian? Was it possible that their courage would be tested in a way they couldn't predict?
"Apakah ada cara untuk menghindari itu?" Yun bertanya, wajahnya cemas. "Aku tidak ingin kita kehilangan diri kita."
Meilin menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Aku tidak tahu. Tapi aku percaya ada cara. Kita tidak akan mengulang kesalahan yang sama."
Jianyu mengangguk dengan serius, melangkah lebih jauh ke depan, memimpin langkah mereka. Meskipun cerita itu gelap dan penuh pengorbanan, ia tidak akan membiarkan mereka terjebak dalam ketakutan. Li Wei mungkin pernah jatuh, tetapi mereka tidak akan mengikutinya. Mereka memiliki tujuan yang lebih besar—untuk menyelamatkan desa mereka dari ancaman yang jauh lebih mengerikan.
"Kita akan melanjutkan perjalanan ini," kata Jianyu dengan tegas, menatap teman-temannya satu per satu. "Tidak ada yang akan mengubah niat kita. Kita tidak akan membiarkan masa lalu menahan langkah kita."
Mereka melanjutkan perjalanan, namun kisah masa lalu Li Wei tetap bergema dalam benak mereka. Semakin dalam mereka memasuki gua, semakin jelas bahwa ancaman yang mereka hadapi bukan hanya makhluk dari luar, tetapi juga perjuangan yang ada di dalam diri mereka sendiri.
Gua itu semakin gelap, dan udara di sekitar mereka terasa semakin padat. Setiap langkah yang mereka ambil semakin mengarah pada takdir yang tak bisa mereka hindari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adventure Behind the Fireworks (Indonesia Version)
AdventureDi sebuah desa kecil yang terletak di kaki gunung, legenda kuno tentang makhluk jahat bernama Nian kembali menghantui. Setiap tahun, saat Imlek, Nian bangkit untuk menghancurkan desa, dan hanya kembang api serta ornamen merah yang dapat mengusirnya...