Chapter 9: The Unseen Guide

1 0 0
                                    


Ruangan yang mereka masuki terasa semakin mencekam, seolah-olah udara menjadi lebih berat dengan setiap langkah yang mereka ambil. Bola kristal yang bersinar itu memancarkan cahaya yang begitu kuat, mengelilingi mereka dalam lingkaran ketegangan yang semakin mendalam. Jianyu, yang memimpin langkah, berhenti sejenak, merasakan hawa dingin yang tiba-tiba muncul. Ia menoleh ke belakang, merasakan ada yang tidak beres.

"Apakah kalian merasakannya?" tanya Jianyu dengan suara rendah.

Wei, yang berjalan di belakangnya, mengangguk pelan. "Ada yang berbeda di sini. Seperti ada yang mengamati kita."

Meilin dan Yun juga merasakan hal yang sama. Mereka saling bertukar pandang, bingung dengan perasaan tidak nyaman yang semakin menguat.

Tiba-tiba, suara gemuruh yang sama kembali terdengar, tetapi kali ini lebih dekat. Namun, bukan suara dari bola kristal yang mereka duga. Terdengar langkah kaki yang ringan, seakan menyelinap di antara batu-batu kristal yang berkilauan. Mereka terkejut, siap untuk bertindak jika ada ancaman.

Dari bayangan di balik batu-batu besar, seorang sosok muncul. Seorang lelaki muda dengan jubah hitam yang panjang, wajahnya tersembunyi oleh kapu, hanya sepasang mata tajam yang bisa terlihat jelas. Sosok itu tampak seperti tidak tersentuh oleh kekuatan ruangan, seolah-olah ia telah terbiasa berada di tempat yang penuh dengan misteri.

"Siapa kamu?" tanya Jianyu, waspada.

Lelaki itu tersenyum samar, suara yang keluar dari mulutnya terdengar rendah dan tenang. "Aku adalah penjaga tempat ini," jawabnya. "Nama ku Xian. Aku tahu kalian datang untuk mencari jawaban, tetapi hati-hati dengan langkah kalian."

"Penjaga?" tanya Yun, ragu. "Kenapa kamu tidak muncul lebih awal? Kenapa baru sekarang?"

Xian mengangkat bahunya, seolah-olah itu adalah hal yang biasa. "Tugas aku bukan untuk menghalangi perjalanan kalian, tetapi untuk memberi peringatan. Pintu ini adalah gerbang antara dunia kalian dan dunia yang penuh dengan misteri. Hanya mereka yang benar-benar siap yang dapat melanjutkan. Kalian harus memutuskan apakah siap untuk menghadapi konsekuensinya."

Jianyu menatap Xian dengan serius, berpikir tentang apa yang baru saja dikatakan. "Kami sudah sampai sejauh ini. Kami tidak akan mundur. Kami harus melindungi desa kami."

Xian mengangguk pelan, tampaknya menghargai tekad mereka. "Baiklah," katanya, "tapi kalian harus tahu, jalan ini tidak akan mudah. Kekuatan yang kalian cari ada di balik tantangan besar. Aku hanya bisa memberi petunjuk kecil untuk membantu perjalanan kalian."

Xian melangkah lebih dekat, dan tangan kanannya terulur ke arah bola kristal yang bersinar di tengah altar. Saat ia menyentuhnya, bola kristal itu berubah warna seketika, menjadi lebih gelap dan bergetar seperti mengaktifkan sesuatu yang terpendam. Tiba-tiba, sebuah pintu tersembunyi muncul di dinding gua yang sebelumnya tampak solid. Pintu itu terbuat dari batu hitam dengan ukiran simbol yang tidak mereka kenal.

"Ini adalah jalur yang akan membawa kalian lebih dalam," kata Xian. "Namun, ingat, tidak ada yang tahu apa yang ada di balik pintu ini. Jika kalian memilih untuk melanjutkan, pastikan kalian tidak terpecah."

Meilin tampak ragu, memandang pintu itu dengan waspada. "Tapi apa yang ada di dalam? Apa yang kita hadapi?"

Xian hanya tersenyum lagi, tapi kali ini lebih dalam, seakan mengetahui lebih banyak dari yang ia izinkan untuk dibicarakan. "Aku tidak bisa memberitahumu. Kalian harus belajar dari pengalaman kalian sendiri."

Dengan satu gerakan tangan, Xian memberikan isyarat kepada mereka untuk melanjutkan. Jianyu memandang ke arah pintu itu, perasaan tidak yakin merayap di dalam dirinya. Tapi ia tahu, ini adalah pilihan yang mereka miliki.

"Kita tidak punya pilihan lain," kata Jianyu, suara tegas. "Kita harus melalui ini. Semua untuk desa kita."

Mereka menatap satu sama lain, saling memberi dukungan. Satu per satu, mereka mulai melangkah ke arah pintu yang baru terbuka. Tanpa berkata lebih banyak, mereka memasuki lorong baru yang semakin gelap. Suara langkah kaki mereka bergema di seluruh ruang besar, terasa semakin berat seiring mereka berjalan semakin dalam.

Xian berdiri di belakang mereka, matanya menyaksikan dengan tatapan yang penuh rahasia. Ia tahu bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai, dan masih banyak hal yang akan mereka temui di depan—hal-hal yang bisa mengubah takdir mereka selamanya.

Adventure Behind the Fireworks (Indonesia Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang