Kupanggil nama-Mu di tengah sunyi,
Saat dingin merasuk dan dinding malam membisu;
Seperti angin yang merayap di sela daun,
Aku tahu Engkau mendengar bisik yang tak terucap.Tapi, pagi datang, kabut sirna,
Dan aku tersesat dalam terang,
Meninggalkan nama-Mu di tepi ingatan
Seolah janji hanya milik mereka yang kehilangan.Jika saja suaraku bisa menggapai-Mu lagi,
Aku ingin mengingat-Mu di tiap hembus dan napas;
Bahwa engkau selalu sedia,
Meski aku manusia yang sering abai, yang datang hanya ketika gelap.Aku tahu bahwa Engkau selalu ada disana, bahkan ketika aku lupa-
Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia kembali (ke jalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang yang melampaui batas apa yang mereka kerjakan.
(QS. Yunus 10:12)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Masih Sama
PuisiAku buruk dalam menulis. Aku buruk dalam bercerita. Aku buruk dalam berekspresi. Aku buruk, setidaknya dalam merindu. Sekedar coretan tak penting. Semestaku semestamu, kusemogai kau bahagia selalu.