Kita pernah menanam mimpi di halaman,
menyiraminya dengan tawa yang sederhana.
Daunnya tumbuh, menyentuh awan,
tapi akarnya retak tanpa suara.Waktu berjalan, membawa kita menjauh,
mengurai janji seperti pasir di pantai.
Aku berdiri, memeluk rindu yang rapuh,
dalam gelap yang tak lagi ramai.Meski langkah membawa kita ke arah berbeda,
dan rindu menjadi kata yang tak sempat terucap.
Namun, di relung yang tak terjangkau cahaya,
Aku masih menaruh harap pada kata
yang sering kita berdua aamiinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Masih Sama
PoetryAku buruk dalam menulis. Aku buruk dalam bercerita. Aku buruk dalam berekspresi. Aku buruk, setidaknya dalam merindu. Sekedar coretan tak penting. Semestaku semestamu, kusemogai kau bahagia selalu.