Suara langkah kaki datang bersama nafas yang terengah, terdengar samar dengan rintik hujan malam itu
Tuan, tolong saya
Pisau itu jatuh tepat ditengah hati saya
Tolong saya, tuanSeorang gadis belia datang dengan beberapa guratan pada pakaiannya
Sedangkan tangannya terjebak dalam simpul, tepat di belakang pinggulnyaApa yang terjadi padamu, nona?
Tidakkah buruk bagimu keluar saat tengah malam?Seorang pria tua datang menghampiri
Ia melepas simpul mati, menyandarkan gadis ke pohon di tengah taman kota ituTerimakasih, tuan
Gadis muda itu mulai sedikit tenang
Ia merasa aman dari apa yang telah terjadi sebelumnyaMaaf sebelumnya, nona
Apa yang nona maksud dengan pisau tadi
Apa yang terjadi pada nona
Adakah yang bisa saya bantu, nonaPerlahan, tangis gadis itu mulai pecah
Memecah sepi di kota malam itu
Ia menunjukkan secarik kertas, dengan beberapa kata yang luntur oleh hujanTuan, saya bimbang; saya entah, tuan
Saya ingin, tapi saya tidak tahu apa yang akan saya ceritakan, tuan
Semua terjadi begitu saja
Saya menikmatinya, tapi takdir berkata lain
Dalam sekejap semua berubah
Saya dalam masalah, tuan!Rintik hujan turun dengan amat pelan
Pria tua tak bereaksi sama sekali, ia tak bergeming sedikitpun
Ia fokus, mendengarkan apa yang gadis belia katakan padanya; mengamati secarik kertas lusuh ituSaya tahu, setiap orang pun mengalami masalah dalam hidupnya
Saya tahu, masih banyak orang yang merasakan lebih dibandingkan saya, tuan
Saya tahu, tuhan itu ada, Ia Maha Adil
Tapi, salahkah saya, jika saya mengeluh atas semuanya, tuanHujan menghujam deras
Menghapus air mata gadis muda ituSaya lelah, tuan
Saya ingin mati
Bukankah semuanya sia-sia, tuan
Semua niat baik saya sama sekali tak berguna, tuan
Saya lelah, saya ingin sudah, tuanPria tua masih membisu
Sedang gadis muda kian membiruTuan, apakah saya salah jika saya berpikir untuk bunuh diri?
Untuk apakah saya ada jika kedua orang tua saya ada tapi tiada?
Apakah saya masih berguna setelah semua yang terjadi?Gadis muda itu diam, mencoba menahan isaknya
Ia tak ingin pria tua tahu bahwasannya ia menangisNona, yang anda katakan benar
Kita berhak untuk mengeluh, itu manusiawi
Tapi, bukankah nona lebih tahu
Bahwasannya penderitaan manusia, semua mengalaminya
Tak peduli bagaimana masalah mereka, mereka berusaha
Karena mereka tahu, harapan masih ada
Bahkan diujung kehidupan merekaSaya tahu, nona
Anda kuat
Saya tahu, nona
Anda menangis
Menangislah, tak semua hal bisa ditahan, nonaAnda hebat, anda kuat
Hanya saja, anda munafik pada diri sendiri
Cobalah untuk jujur pada diri sendiri, nona
Cobalah untuk mencintai jiwamu
Ia ada tak hanya untuk sekedar di korbankanTahu kah kau, nona?
Saya benci hujan, ia tak kenal tangis
Ia memunafikkan perasaan manusia
membutakan ekspresi manusia
Menjadi pelampiasan segala kesedihan manusia
Tak perlu memanfaatkan hujan, menangislah, nona
Maaf nona, mungkin saya lancang
Perihal orang tua, Tuhan mungkin ingin memerhatikan nona lebih dari kedua orang tua, nonaBuka simpul mati di hati dan pikiran anda
Masih banyak manusia baik di dunia ini, nona
Kematian bukanlah satu-satunya jalan
Bilamana anda membutuhkan tempat, kemarilah
Saya selalu di sini, nonaGadis itu masih dalam isaknya
Ia mulai tenang, ia mulai jernih
Ia menyadari jika pria tua perlahan pergi ke ujung taman
Tak lama, ia mengikutinya
Ia mendapati sebuah liang dengan sedikit gundukan tertancap kayu tepat di atasnyaMaaf tuan, apakah ini sebuah makam?
Pria tua menghela nafas
Ia menangis, tidak. Ia tersenyumMakam ini, satu-satunya peninggalan mendiang istri saya, nona
12 tahun yang lalu, ia tiada
Saya menjadi satu-satunya saksi hidup atas apa yang terjadi padanya
Ia meninggal karena saya gagal membuka simpul matinya, baik di hati, maupun di pikirannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Masih Sama
PoetryAku buruk dalam menulis. Aku buruk dalam bercerita. Aku buruk dalam berekspresi. Aku buruk, setidaknya dalam merindu. Sekedar coretan tak penting. Semestaku semestamu, kusemogai kau bahagia selalu.