Rindu. Ia tamu paling tak punya malu. Tak tau kapan harus datang bertamu, kapan harus pulang bertamu.
Rindu. Ia tamu paling tak punya malu. Tak tau batas titip menitip, lalu menitip kenang hingga tergenang terngiang-ngiang.
Iya, ia tak tau malu. Ia menuntunku; pada gelak tawamu dalam telfon yang menertawakan hal tak bermutu, amarah dan cemasmu yang seringkali menjadi satu, dan juga kata rindu yang terucap dari bibir kecilmu.
Iya, ia tak tau malu. Aku tak tau malu. Aku rindu, iya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Masih Sama
PoesíaAku buruk dalam menulis. Aku buruk dalam bercerita. Aku buruk dalam berekspresi. Aku buruk, setidaknya dalam merindu. Sekedar coretan tak penting. Semestaku semestamu, kusemogai kau bahagia selalu.