25. awal kegiatan

541 30 1
                                    


Happy Reading...

"Mencintaimu itu Candu, namun,
Aku takut Alloh cemburu, Sa."

-Azhar Rakhsan-

**

Di pagi hari terlihat Salsa sudah rapih dengan seragam sekolah yang ia kenakan, begitupun dengan semua teman-temannya. Meskipun tak bisa dipungkiri bahwa pagi ini mata mereka sangat berat karena ngantuk, terkecuali Salsa. mungkin dia sudah terbiasa dengan itu.

Bagaimana tidak, jam satu malam mereka sudah harus bangun untuk melaksanakan sholat tahajud agar terbiasa, dilanjutkan lagi membaca Al- Qur'an sampai jam dua dini hari.

Setelah selesai mengaji baru mereka bisa tidur kembali, namun, berbeda dengan Salsa yang melanjutkan aktivitasnya denga muroja'ah Al-Qur'an sampai Adzan subuh berkumandang.

Tapi melihat badan Salsa yang segar bugar tidak seperti teman-teman yang lainnya pun sungguh membuat Kania heran, Kania memang tau Salsa tidak melanjutkan tidurnya kembali saat tadi dini hari.

"Sa, kamu baik-baik aja kan?" tanya Kania membuat perhatian mereka semua tertuju pada Salsa.

"Emang Salsa kenapa, Nia?." tanya Keyla langsung mendekat dengan muka khawatir, begitupun dengan Nazwa dan Nazla.

"Aku gapapa kok, kenapa emang?" jawab Salsa heran melihat sahabatnya itu.

"Kok kamu bisa sih seseger ini,? padahal kamu tadi pagi gak tidur lagi loh." ucapan Kania dengan heran, mendengar penuturan Kania membuat Keyla serta Nazwa dan Nazla mendelik.

"Itu namanya Salsa sudah terbiasa sama kegiatannya Ni, gimana sih gitu aja gak tau." ujar Nazla malas

"Maa Syaa Alloh, paket komplit. udah cantik rajin pula, bangga aku punya sahabat kayak kamu, Sa." ucap Kania tersenyum ke arah sahabatnya itu

"Hussttt... Jangan memuji berlebihan, tidak ada yang harus kamu banggakan dari diri aku Nia, aku hanya seorang pendosa hebat yang sedang berusaha menjadi lebih baik." tegur Salsa yang tak suka jika ada yang memujinya seperti itu.

Baginya, itu adalah ucapan yang akan menjerumuskannya kepada penyakit Ain, penyakit yang di sebab kan oleh pandangan mata yang di sertai iri atau rasa takjub terhadap yang di pandang.

"Kania, bahwasannya penyakit Ain itu nyata adanya, yang bermula dari penglihatan atau pandangan mata. Jika kamu melihat sesuatu yang takjub maka, bacalah.

''A'udzu bikalimātillāhit-tāmmāti min kulli syaithānin wa hāmmah wa min kulli 'ainin lāmmah''

Yang artinya: Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Alloh yang sempurna dari semua setan, binatang yang beracun, dan Ain yang menyakitkan.

HR, Bukhori.

Dan jika kalian memuji sesuatu hendaklah ucapkan kalimat Maa Syaa Alloh." ujar Salsa memperjelaskan

Kania dan yang lainnya pun mengangguk paham, senyum mereka merekah mendengar penuturan Salsa.

Begitu pun Kania yang hatinya merasa menghangat mendengar penuturan sahabatnya ini, sungguh. mendapatkan sahabat seperti Salsa adalah suatu rezeki yang harus di syukurinya. Karena rezeki bukan hanya tentang berupa uang bukan?, tapi memiliki sahabat yang paham dalam ilmu agama juga itu adalah suatu rezeki yang sangat berharga baginya.

"Sa, kalo seseorang memuji kita dengan mengucap Maa Syaa Alloh, apa ada jawabanya?" tanya Nazwa penasaran

"Tentunya ada, Wa. Jika seseorang memuji kamu dengan mengucap Maa Syaa Alloh, kamu harus menjawab 'Hadza min Fadli Rabbi, yang artinya. Ini termasuk karunia dari tuhan.' Tapi jika ada seseorang yang memuji kamu tapi tidak mengucapkan Maa Syaa Alloh hendaklah baca 'Allohumma tsabit hamdaki' itu juga termasuk do'a agar kita tidak terkena penyakit Ain " ucap Salsa menatap ke arah Nazla dan sang empu pun mengangguk tanda mengerti

Cinta Dalam Diam (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang