26. di hukum?

349 25 2
                                    

Happy Reading...

Ke esokkan harinya Salsa sudah berada di lapangan menemani sahabatnya yang kena hukuman oleh sang Gus dengan hormat di lapangan setelah jam pelajaran selesai. belum lagi Kania di suruh muroja'ah Al-Qur'an satu juz yang panjang dalam dua hari, kejam sekali bukan Gus di pondoknya itu?.

"Sa, mending kamu ikut yang lain ke kantin deh, nanti kamu sakit kalo gak makan. Tadi pagi gak sempet sarapan kan." ujar Kania yang tak tega melihat sahabatnya itu menemani dirinya yang sedang di hukum.

"Gak papa!! Nia, aku temenin kamu di sini okey." ujarnya sambil tersenyum manis.

Salsa tidak sadar saat ini posisinya di lapangan menjadi pusat perhatian semua santri putra mau pun putri, dan banyak pasang mata yang menyaksikan senyuman manis itu, membuat santri putra histeris meleleh.

Termasuk seorang pemuda tampan yang sedari tadi memperhatikannya diam-diam, tanpa sadar kedua sudut bibirnya tertarik ke atas dengan sempurna saat melihat senyuman manis seorang gadis cantik itu.

"Gadhul bashar, ya Akhi." tegur Fahmi, lebih tepatnya ustadz Fahmi. Putra sulung dari Ustadzah Hilma, adik dari Kyai Syarif.

"Astaghfirullah" ucap Gus Syakir menunduk dengan muka memerah

"Wah, langka nih, seorang Gus yang terkenal dingin oleh santri-santrinya luluh oleh seorang santriwati baru itu." takjubnya sambil bertepuk tangan pelan, dengan menggelengkan kepalanya pelan.

"Ada apa antum ke sini?" tanyanya Gus Syakir malas

Fahmi melihat ke arah lapangan, tempat Salsa dan Kania berada, "Eh bentar-bentar, itu bukannya adik Raffa yang sering kamu ceritain itu ya? Maa Syaa Alloh, cantik sekali ternyata ya, Kir." ujarnya tanpa memanggil Syakir dengan embel-embel Gus saat sedang berdua seperti ini, Fahmi tersenyum-senyum saat melihat wajah cantik Salsa dengan jelas.

Syakir menutupi pandangan Fahmi dengan sorbannya, "Gadhul bashar, ya Akhi." tegurnya menirukan ucapan Fahmi tadi.

Fahmi yang tersadar langsung cengengesan, dia menatap ke arah lapangan lagi.

Fahmi mengernyitkan dahinya saat melihat ada lima pemuda yang menghampiri Salsa di lapangan

"Itu siapa, Kir?" tanyanya penasaran sambil menunjuk ke arah lapanganan

Syakir melihat ke arah yang di tunjuk oleh Fahmi, tatapannya berubah menjadi dingin.

Tatapan yang sulit Fahmi artikan, tatapan Syakir menghunus tajam saat melihat Salsa tersenyum ke arah lima pemuda di depannya.

"Saya pergi dulu, suruh Ummah untuk panggil Salsa untuk ke Kantor pribadi saya." ujarnya dingin dengan kosa kata yang berubah, lalu Syakir pergi begitu saja dari hadapan Fahmi.

Ummah, adalah panggilan Syakir kepada Ustadzah Hilma, yakni ibunya Ustadz Fahmi.

Fahmi menatap saudaranya itu bingung, 'Cemburu kah?', pikirnya.

Lalu setelah itu Fahmi pun pergi untuk mencari Ummahnya.

Sedangkan di posisi Salsa dan Kania, saat ini mereka memang sedang di hampiri oleh kelima pemuda yang tak lain adalah Adrian, Zayyan, Farrel dan kedua sahabat barunya itu.

Cinta Dalam Diam (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang