4. Aurora Untuk Alaska

20 9 0
                                    

HALO SEMUA

HOW ARE YOU?

I HOPE YOU ALWAYS GOOD

HAPPY READING!!

──────────────────────────

"Bisa deket dan lihat senyum lo kayak gini aja gue udah seneng."
- Alaska Delvin Xaverius -

✧✧✧

"Oke, kalian berdua di terima." Ucap Rora pada Eki dan Enzo tanpa menyebut Laska.

"Eh? Laska gimana Ra?" Tanya Eki bingung.

"Dia gak gue terima. Semua jawabannya melenceng dari pertanyaan." Jawab Rora.

Eki dan Enzo melirik Laska. Lelaki itu hanya diam, tapi jauh di lubuk hatinya Laska kesal dan kecewa.

"Ra, plis terima Laska juga ya? Masa cuma kita berdua yang diterima, kasihan Laska." Pinta Eki.

"Iya Ra. Jarang banget loh tuh anak mau ikut organisasi kayak gini." Ucap Enzo yang iba pada Laska.

Rora menghela nafas. Benar juga apa yang dibilang Enzo, ini juga bisa jadi kesempatan buat Laska biar berubah. Tapi itu juga artinya dia akan satu organisasi dengan tiga badboy yang paling dia hindari selama sekolah di SMA Galaksi.

"Oke. Laska juga di terima." Final Rora.

"Nah, thanks Ra!" Ucap Eki.

"Hmm." Rora hanya membalas dengan deheman. "Kalau gitu gue duluan, masih ada urusan." Tambahnya lalu berjalan meninggalkan ketiganya.

"Hati-hati Ra!" Teriak Eki.

"Fik! Ayo!!" Teriak Rora pada Fiko yang sedang mengobrol dengan temannya.

"Eh, iya Ra!" Jawab Fiko menyusul Rora.

Rora dan Fiko keluar dari lapangan basket. Itu semua tidak luput dari pandangan Laska yang sekarang terlihat kesal.

"Las, lo oke?" Tanya Enzo yang menyadari perubahan raut wajah Laska saat melihat Rora berjalan bersama Fiko. Dugaan-dugaan mulai muncul dipikiran Enzo.

"Hmm." Jawab Laska lalu meninggalkan Eki dan Enzo.

"Lah, tuh anak ngapa?" Tanya Eki heran.

"Gak tau." Jawab Enzo seadanya.

Keduanya menyusul Laska. Mereka pulang menuju rumah masing-masing karena hari semakin sore.

Sementara itu, Rora dan Fiko masuk ke ruang khusus untuk para anggota OSIS.

"Tadi gimana? Lolos wawancara mereka?" Tanya Fiko.

"Iya. Mereka bisa jawab semua pertanyaan gue dengan detail." Jawab Rora. Padahal yang menjawab dengan benar hanya Eki dan Enzo, tapi Rora terpaksa berbohong atau Fiko akan memberondongnya dengan berbagai pertanyaan.

"Tumben." Ucap Fiko heran.

Rora hanya diam beberapa saat. "Oh iya, gimana tentang calon-calon yang lain?" Tanya Rora.

"Kita mulai dan selesaiin semua wawancaranya besok pagi, jadi pulang sekolah kita bisa langsung kumpul." Jawab Fiko.

"Bagus kalau begitu." Ucap Rora lalu melirik jam yang melingkar di tangannya. "Udah sore, gue pulang dulu." Pamitnya.

"Iya gue juga mau pulang." Jawab Fiko.

✧✧✧

Di kelas XI MIPA 1, sedang terjadi keributan seperti di pasar karena saat ini adalah jamkos. Jam yang paling ditunggu-tunggu oleh semua siswa-siswi.

RORSKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang