-9-

30 3 2
                                    


🍁🍁🍁

Seokjin menarik Jimin ke bangku yang ada ditaman yang terletak tepat didepan pintu masuk rumah sakit

" Atur nafasmu dengan baik, Jimin-a. Kenapa kau harus berlari kemari? " Seokjin mengelus punggung Jimin pelan agar Jimin dapat bernafas dengan normal lagi

Seokjin sangat hawatir setiap kali melihat Jimin terlihat terengah-engah saat bernafas mengingat penyakit asma yang sejak kecil sudah dia derita membuat Jimin tidak bisa bergerak bebas seperti anak yang lain

Sejak kecil juga dia tidak memiliki banyak teman, dia selalu sendirian dan merasa itu lebih baik untuknya. Semenjak Seokjin datang kedalam hidup Jimin, bagi Jimin Seokjin adalah cahaya hidupnya karena hanya Seokjin yang dia butuhkan dan yang paling mengerti tentang dirinya

Jimin adalah anak satu-satunya Park Yeong, mereka hanya hidup berdua karena ibu Jimin meninggal saat melahirkannya

Saat usia Jimin 2 tahun, Park Yeong pergi membawanya ke Amerika, disanalah Park Yeong bertemu dengan Jin Kyung dan Seokjin. Setelah pertemanan mereka selama 1 tahun akhirnya Park Yeong menikahi Jin Kyung di Amerika. Sejak saat itu marga Park menjadi nama awal untuk Seokjin

Pernikahan mereka hanya berjalan selama 10 tahun, karena keduanya mengalami kecelakaan yang menyebabkan keduanya meninggal ditempat. Saat itu Jimin masih SMP sedangkan Seokjin masih duduk dibangku SMA. Keduanya diasuh oleh adik dari ayah Jimin yaitu Park Yeonsu hingga sekarang

Jimin termasuk anak yang cerdas, setelah lulus SMA dia mendapatkan beasiswa di Korea karena pihak sekolah mendaftarkannya namun awalnya dia tidak berniat untuk mengambilnya karena dia tidak ingin jauh dari keluarganya, dari Seokjin sebenarnya

Namun setelah beberapa bulan, Seokjin mencoba membujuk Jimin untuk mengambil beasiswa itu. Akhirnya Jimin bersedia untuk kuliah di Korea dengan syarat Seokjin juga harus ikut bekerja di Korea

Alhasil Jimin berangkat terlebih dulu dan selang beberapa hari kemudian Seokjin menyusulnya.

" Mianhe hyung aku lupa karena tadi aku tidak sengaja bertemu dengan teman yang dirawat di rumah sakit ini juga " Jimin dengan wajah menyesal

Seokjin terlihat tersenyum senang mendengarnya, " Jadi.. kau sudah punya teman disini? "

Jimin baru tersadar dengan ucapannya, " mmm hanya.. teman kelompok untuk menyelesaikan tugas kuliah saja ", Jimin berusaha untuk menjelaskan

Seokjin mengangguk mengerti, " Benarkah? Tapi untuk pertama kalinya kau sampai melupakan hyung dan membiarkan hyung menunggu disini. Bukankah artinya teman itu juga bukan hanya sekedar teman kelompok untuk menyelesaikan tugas? "

Jimin menghembuskan nafasnya karena merasa kehabisan kata-kata untuk berdebat dengan Seokjin

" Sudahlah hyung~ sebaiknya kita cepat pulang, karena aku sudah lapar " Jimin mendorong Seokjin dari belakang

Seokjin pun pasrah dengan senyuman yang tidak pernah pudar dari bibirnya karena tingkah Jimin

Sesampainya di apartemen, Jimin langsung merebahkan tubuhnya diatas sofa sementara Seokjin berjalan sambil melepaskan jaketnya kearah dapur

" Mandi dan ganti bajumu dulu Jimin-a, kau kan baru keluar dari rumah sakit, banyak penyakit disana yang menempel dibajumu " kata Seokjin sambil mencuci tangannya dan berjalan kesana kemari menyiapkan bahan masakan

Black Shadow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang