MOZA 3

2.3K 76 2
                                    

“Kenapa sayang?” tanya Arhan begitu membuka pintu dan melihat Moza berdiri di depan pintu kamarnya.

“Za mau tidur disini ya Dad.” ucap Moza kemudian tanpa persetujuan Arhan masuk ke dalam kamar daddy nya itu.

“Sedang kangen mommy?” tebak Arhan dan Moza langsung mengangguk. Moza kemudian berbaring di atas kasur sementara Arhan masih berdiri di sisi kasur. Bingung bagaimana harus bersikap apalagi melihat baju tidur Moza yang sangat tipis dan juga pendek. Arhan bisa melihat paha mulus serta bayangan puting payudara Moza dari balik bajunya yang lumayan terbuka.

“Daddy kenapa masih berdiri disitu?” tanya Moza sambil meluruskan tubuhnya telentang di atas kasur.”

“Ah, iya.” jawab Arhan kemudian bergerak ke arah sisi yang kosong kemudian berbaring telentang juga. Tatapannya ke arah langit langit, tidak berani menatap Moza yang terlihat sangat menggoda. Kntol Arhan bahkan mulai berdenyut melihat keindahan tubuh Moza, di tambah setelah Melin meninggal Arhan belum pernah bercinta seperti saat Melin masih hidup yang hampir setiap hari mereka lakukan.

Srek..

Moza mendekat kemudian memeluk pinggang Arhan, menyandarkan kepalanya di dada Arhan hingga lengan Arhan tergencet kedua benda kenyal yang hanya berlapis baju tidur tipis itu. Arhan menunduk dan matanya langsung berhadapan dengan kedua payudara Moza yang menyembul nyaris kelihatan puncaknya dari posisi Arhan berbaring.

Arhan menahan nafas, berusaha menormalkan kntolnya yang mulai bereaksi. Arhan melihat kalau Moza mulai memejamkan mata dan mulai tertidur, berbeda dengannya yang justru tidak bisa tidur dengan keberadaan Moza di sampingnya. Pikiran nakalnya mulai berkelana. Ingin rasanya Arhan meremas dan mencucup rakus payudara Moza yang pastinya masih sangat kencang dan juga kenyal.

Euhh..

Arhan meringis saat tanpa sadar kaki Moza naik dan nemplok tepat di kntolnya dan bergerak naik turun hingga membuat nafas Arhan semakin tercekat karena kntolnya mulai menggembung dan on.

“Dad, daddy belum tidur?” tanya Moza yang terjaga saat merasakan gerakan Arhan yang terlihat tidak nyaman.

“Dad.” ucap Moza tercekat saat menyadari situasi. Tangan Moza justru bergerak menangkup benda panjang yang sudah tegang maksimal dibalik celana pendek yang di kenakan Arhan.

“Kenapa bergerak, Dad. Ouww sepertinya juga membesar.” ujar Moza takjub sementara Arhan sudah menahan nafas karena sentuhan kulit Moza membangkitkan jiwa liar di dalam dirinya.

“Apa Daddy merindukan mommy?” tanya Moza kemudian tangannya menyusup melalui karet celana Arhan untuk menyentuh langsung batang kntol Arhan yang sudah menegang.

“Jangan nak.” ucap Arhan dengan suara serak saat merasakan tangan Moza justru bergerak naik turun hingga membuat milik Arhan itu semakin tegak.

“Biar aku bantu daddy.” putus Moza kemudian menarik tangannya keluar kemudian menyentuh pinggang celana Arhan dan menariknya turun hingga memperlihatkan kntol Arhan yang sudah siaga, siap tempur.

Arhan terkesiap, berusaha menutupi bukti keperkasaannya itu. Sungguh dirinya merasa malu  memperlihatkan benda berharga miliknya itu di hadapan Moza yang justru terlihat antusias melihat benda panjang yang memiliki urat disekelilingnya.

Moza menahan tangan Arhan yang hendak mencegahnya membantu. Moza dengan sigap menempatkan dirinya di antara kaki Arhan dan menunduk.

Shhh… ahhh..

Arhan terkesiap saat tanpa di duga Moza yang sedang asyik memainkan kntolnya menunduk dan memasukkan senjata pamungkasnya itu ke dalam kehangatan mulutnya.

SHORT STORY (AFFAIR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang