Cemburu Alicia ( 21+)

23.2K 263 26
                                    

Deg!

Jantung Alicia berdebar kencang melihat Aldrick yang tengah memegang tangan seorang wanita dan keduanya tertawa bersama.

Aldrick dan Leona menoleh begitu pintu ruangan terbuka tanpa ada seseorang yang mengetuknya. Mendapatkan tatapan dari keduanya membuat Alicia berusaha mengulas senyuman manisnya. Terutama

"Permisi... Maaf aku menganggu aku..." Belum sempat Alicia melanjutkannya ucapannya. 

"Kemarin lah Alic, perkenalkan ini teman kuliah ku." Aldrick memotong dan meminta Alicia untuk mendekat. Panggilan yang Aldrick berikan untuk Alicia pun hanya dengan nama saja tanpa ada panggilan sayang.

Mau tidak mau Alicia melangkah mendekati mereka. Leona menatap Alicia menelisik dari atas sampai bawah, tampilan Alicia yang sangat sederhana itu mungkin membuat Leona tidak mengetahui siapa Alicia sebenarnya.

"Leona kenalkan dia Alicia, istriku."

Deg!

Leona cukup terkejut, bahkan cukup lama ia terdiam dan menatap Alicia yang tersenyum padanya dengan sinis. Sampai akhirnya Alicia yang lebih dulu mengulurkan tangannya dengan Leona.

"Hai, aku Alicia. Salam kenal." Alicia mengulurkan tangannya kepada Leona.

Leona menatap tangan Alicia, di mana tangan lentik Alicia terdapat sebuah goresan pisau di saat ia sedang memasakkan makan siang untuk Aldrick.

"Aku Leona." Dengan cepat Leona menjawab tangan Alicia dan melepaskannya. Ia tidak ingin berlama-lama berjabat tangan dengan Alicia.

Alicia sadar, wanita di samping suaminya itu tidak suka dengan dirinya. Terlihat sekali dari tatapan dan sikap Leona yang seolah-olah Alicia adalah sebuah parasit.

"Kamu datang dengan siapa? Kenapa tidak memberi tau ku?" Tanya Aldrick.

"Aku datang sendiri hanya ingin..." Belum sempat Alicia melanjutkan ucapannya.

"Tok... Tok..." Suara ketukan pintu membuat ketiganya menoleh.

"Masuk.." Ucap Aldrick.

Ceklek.

Pintu ruangannya terbuka. "Permisi tuan, makan siang sudah datang." Sekretaris Aldrick mempersilahkan beberapa pelayan di kantin perusahaan untuk masuk mengantarkan makan siang.

"Masuklah."

Deg!

Alicia meremas kuat rantang yang saat ini ia bawa. Melihat Aldrick yang menyambut makan siang itu dengan bahagia dan menjelaskan semua menu kepada Leona. Pemandangan itu, membuat Alicia seolah pajangan saja. Bahkan suaminya sama sekali tidak melihat bahwa dirinya sudah membawa makan siang.

Aldrick yang secara rinci menjelaskan semua menu makanan kepada Leona dan di sambut dengan excited oleh wanita itu. Tak pernah Alicia merasakannya. Bahkan Aldrick dapat di hitung membawa Alicia ke restauran dan semua menu restauran yang Alicia hafal karena dia dulu adalah seorang model, sering kali keluar masuk restauran hanya untuk melakukan pertemuan dengan Agency.

Setelah para pelayan itu pergi dari ruangan Aldrick, Aldrick menatap Alicia.

"Duduklah Alic, kita makan siang bersama." Aldrick mempersilahkan Alicia duduk sedangkan kursi yang yang ada di sana tersisa di hadapan Aldrick dan Leona.

Alicia mengulas senyumannya. Ia mendudukkan diri di hadapan mereka.

"Kamu harus mencoba makanan ini Na, karena di negara mu tidak ada makanan ini." Aldrick mengambilkan menu makanan khas negara mereka. Dan itu tidak ada di negara Leona.

Leona menerima dan mencobanya. "Hm, ini sangat enak sungguh, makanan di sini sangat enak-enak berbeda dengan negara ku, sepertinya aku harus  pindah ke negera ini juga."

Aldrick tertawa. "Kalau kamu ingin tidak masalah, masih ada banyak lahan kosong, perumahan dan lain-lain di sini."

Alicia menyimak, ia mengambil sedikit makanan yang ada hanya untuk menghargai Leona sebagai tamu Aldrick. Walaupun di dalam hatinya Alicia merasa sangat cemburu, dirinya seperti orang asing di antara Leona dan Aldrick.

Keduanya makan dan membicarakan banyak hal. Bahkan membahas kenangan masa lalu yang terihat sangat bahagia. Nampaknya Alicia salah, di sini ia sama sekali tidak di anggap keberadaanya. Bahkan ia seolah pajangan yang tak terlihat.

Alicia perlahan menyuapkan makanan ke dalam mulutnya, walaupun makanan enak itu terasa seperti batu yang menyakitkan, ia tetap memaksa dan berusaha untuk tenang supaya tidak menangis di hadapan Aldrick dan Leona.

Drrrtt... Drrrtt....

Handphone Leona berdering membuat atensi mereka teralihkan.

"Ups sorry, aku akan angkat telfon sebentar." Leona menerima panggilan telfon dari sang asisten.

"Hallo..."

"Nona, anda masih ada pertemuan dengan tuan Ashok, bisakah anda kembali?"

"Ah ya, aku akan pergi." Leona mematikan sambungan telfon.

"Ada apa, Na?" Tanya Aldrick.

"Aku masih ada pekerjaan, aku harus pergi, terimakasih untuk makan siangnya." Leona menjabat tangan Aldrick dan memeluk tubuh laki-laki itu.

"Baiklah, Hati-hati, Na. Lain kali kalau sudah sibuk datanglah ke rumah ku."
Aldrick sama sekali tidak menolak pelukan Leona, bahkan menawarkan untuk datang ke rumah Aldrick. Ingat rumah ku, rumah ku bukan rumah kami. Di sana ada Alicia yang semakin merasa terasingkan.

"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu, bye Aldrick." Leona meraih tasnya dan pergi meninggalkan Aldrick tanpa berpamitan dengan Alicia. Alicia sama sekali tidak merasa tersinggung, sejak awal ia datang Leona sudah terlihat sangat tidak menyukainya.

Begitu Leona sudah tidak terlihat lagi. "Dia Leona, sahabat ku sejak aku berkuliah di London, dia sangat cerdas, dan sangat cantik." Sebuah pujian yang Aldrick berikan tanpa sadar melukai perasaan Alicia.

Alicia tersenyum kecil. "Ya, aku melihatnya juga, dia memang sangat cantik." Sekuat mungkin Alicia bertahan ia tidak akan memperlihatkan kelemahannya di hadapan Aldrick.

"Sejak dulu dia selalu di rebutkan banyak laki-laki, selain itu dia juga sangat baik dan ramah. Bahkan di usianya yang muda ia sudah menjadi seseorang yang sukses. Aku tidak menyangka kalau dia lah yang akan menjadi klien perusahaan ku." Aldrick menceritakan dengan wajar berbinar. Alicia melihat itu.

"Selamat ya, semoga projek kalian berdua berjalan lancar."

************

Lengkap ada di karyakarsa Hellow_28

Hot Mafia ( 21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang