"Karang tidak boleh pergi, dia tidak boleh meninggalkan ku, tidak, Karang tidak boleh meninggalkan ku." Alicia terus menggelengkan kepalanya menandakan kalau Karang tidak boleh meninggalkan dirinya. Ia terus saja berharap kalau yang ia dengar bukanlah kenyataan.
Perlahan ia menyeret langkahnya yang berat untuk keluar dari dalam ruangannya. Baru beberapa langkah saja ia menyeret untuk pergi, kakinya tidak bisa seimbang hingga.
"Akh_"
GREPH!
Tubuh Alicia tertahan sebuah tangan besar yang mana membuat wanita itu perlahan membuka matanya.
"Mau ke mana hm?" Tanya Aldrick membantu Alicia berdiri kembali, akan tetapi ia sama sekali tidak melepaskan tangannya dari pinggang Alicia supaya wanitanya tidak jatuh.
"Kau membunuh Karang?" Itu bukan pertanyaan tapi pernyataan karena Alicia menatap Aldrick dengan tatapan yang sangat tajam.
Deg!
Aldrick terdiam, ia tidak membunuh Karang, tapi ucapan Alicia membuat jantungnya
"Kembalikan Karang, kau membunuhnya! Kau iblis! Kau tidak boleh membunuh Karang!! Kau tidak boleh melakukannya!!" Alicia memukuli dada bidang Aldrick dengan sisa tenaganya.
"Kembalikan Karang sialan! Kembalikan!!" Teriak Alicia membuat beberapa bodyguard yang ada di luar ruangan menoleh ke dalam ruangan Alicia.
Aldrick diam, ia menatap dalam Alicia yang sudah terisak dengan wajahnya yang begitu basah.
"Karang sudah meninggal, tapi bukan aku yang membunuh Alic." Ucap Aldrick.
Deg!
Alicia terdiam, kedua tangannya mengepal dengan erat, bibirnya tidak bisa lagi berteriak selain air mata yang semakin deras membasahi wajahnya.
"Pembohong, kau pembohong!!" Alicia mencekram erat kerah kemeja Aldrick. "Kau yang membunuhnya sialan!! Kau membunuh Karang!" Teriak Alicia. Tubuhnya perlahan lemas sehingga Aldrick dengan cepat menahan tubuh Alicia.
"AKU MEMBENCI MU!! KAU PEMBUNUH KEMBALIKAN KARANG PADA KU!!"Alicia terus berteriak seperti orang gila, ia mengamuk mengatakan kalau Aldrick lah yang membunuh Karang.
Sebelum terjadi di mana Alicia di siksa oleh Viola ia mendengar dengar jelas bagaimana Aldrick yang mengatakan ingin membunuh Karang, dan tidak akan membiarkan Karang hidup lagi, hal itu membuat Alicia yakin kalau yang sudah membunuh Karang adalah Aldrick.
"Aku tidak membunuhnya Alic, bukan aku yang membunuh Karang, aku tidak melakukan apapun pada Karang." Aldrick berusaha untuk menjelaskan tanpa emosi, ia tidak ingin kembali melakukan kesalahan dengan menyakiti Alicia.
"Pembohong, kau pembohong, aku mendengar semuanya! Kau yang merencanakan untuk membunuhnya!" Alicia terus saja melakukan hal yang sama, mengatakan kalau Aldrick membunuh Karang.
**********
"Bawa aku ke Karang." Ucap Alicia tanpa menatap Aldrick.
"Makan dulu okey, setelah itu aku akan membawa mu ke pemakaman Karang." Aldrick tidak ingin jika Alicia terus saja menolak banyak makanan masuk ke dalam tubuhnya. Ia khawatir kalau imun tubuh wanitanya semakin menurun hingga akan membuat Alicia dalam bahaya.
"Tidak, bawa aku pergi ke tempat Karang, atau kau ingin melihat ku mengakhiri hidup ku sekarang juga?!" Ancam Alicia, ia dengan cepat mengeluarkan pisau buah yang tajam dan menggenggamnya dengan erat.
Aldrick yang melihat bagaimana darah menetesi lengan Alicia nembelalakkan matanya. "Lepaskan Alic, apa yang kamu lakukan?!" Ia tanpa sadar meninggikan suaranya kepada Alicia. Ingin meraih tangan wanita itu tapi dengan cepat Alicia menepisnya.
"Alic lepaskan! Kau menyakiti diri mu sendiri!!" Aldrick menatap tak habis pikir pada Alicia yang rela melakukan hal di luar nalar hanya untuk mewujudkan keinginannya datang ke peristirahatan terakhir Karang.
"Lepaskan pisau itu, kita pergi sekarang okeyy.." Bujuk Aldrick, ia berusaha untuk menenangkan Alicia supaya wanita itu mau melepaskan pisau yang di genggamnya.
Alicia perlahan merenggangkan genggamannya pada pisau, Aldrick perlahan mengambil alih pisau di tangan Alicia dan membuangnya ke sembarang arah.
"Jangan melakukan hal gila lagi, Alic."
Aldrick ingin meraih tangan Alicia tapi dengan cepat di tepis oleh Alicia."Jangan menyentuhku! Aku tidak butuh pengobatan apapun, bawa saja aku menemui Karang!!" Teriak Alicia menatap tajam Aldrick.
*********
BRUGH!
Tubuh Alicia terjatuh tepat di samping pusara Karang. Tangisan yang sejak tadi ia tahan kini pecah memenuhi area pemakaman membuat siapapun yang mendengarnya merasakan seberapa hancur seorang Alicia saat ini.
"KARANG BANGUNN!! JANGAN TINGGALKAN AKU!!" Alicia berteriak memeluk pusara Karang.
"JANGAN PERGI!! KAU SUDAH BERJANJI UNTUK BERSAMA KU KARANG BANGUN!! AKU TIDAK MAU SENDIRI!! AKU TAKUT! MEREKA SEMUA JAHAT PADAKU! MEREKA SEMUA MENYIKSA KU!! KARANG BANGUN!!" Alicia meremas tebaran mawar yang ada di atas pusara Karang, memukul-mukul pusara itu untuk melampiaskan rasa sakit yang begitu menyiksanya.
"Karang bangun, bawa aku pergi kalau kau memang ingin pergi, jangan tinggalkan aku!! Karang!!!"
Aldrick menatap lurus ke arah Alicia wanita yang selama ini ia siksa, wanita yang selama ini ia hancurkan mentalnya adalah wanita yang begitu hancur dan membutuhkan pelukan hangat. Tapi Aldrick yang sudah gelap akan sebuah dendam justru membuat Alicia tersakiti, membuat Alicia hancur bahkan trauma yang tidak akan pernah bisa di sembuhkan oleh apapun.
"Karang aku takut... Karang semua orang membenci ku.. Karang rasanya begitu menyakitkan.. Mereka menyiksa ku... Karang bawa aku pergi aku ingin terus bersama mu!! Aku tidak mau di sini lagi, aku mohon!!" Tangisan Alicia semakin menjadi. Julian sama sekali tidak berani menatap pada Alicia, hatinya begitu sakit melihat gadis tak bersalah seperti Alicia harus di siksa oleh laki-laki kejam seperti Aldrick. Sedangkan Aldrick sendiri ia diam dengan seribu penyesalannya, melihat bagaimana Alicia yang menangis histeris, meraung ketakutan dan bagaimana wanita itu mengungkapkan kalau semua yang ada di dunia ini jahat padanya.
"Karang bangun... Aku takutt.. Jangan pergi.. Aku mohon... Karang bangun..."
***********
Lngkap ada di karyakarsa Hellow_28
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Mafia ( 21+)
Roman d'amourArea panas di larang mendekat 🔞🔞 "Mphhh ahhh..." Walaupun hatinya begitu saling membenci tetapi ketika ber cinta mereka tetap saling menikmati. "Oughh sialan, Alicia aku membenci mu ahhh..." Alden terus menggerakkan pinggulnya maju mundur untuk...