36. pikiran,seulha

134 18 5
                                    

Seul-ha kembali fokus pada buku di tangannya, mencoba mengabaikan segala sesuatu yang lain. Tapi, pikirannya terus membayang pada satu hal: Yoon Ji-hoo. Ini adalah pertama kalinya dia melihat Ji-hoo begitu dekat sejak rumor kembalinya dia dari Paris menyebar di Shinhwa. Ji-hoo, yang sebelumnya tampak seperti bayangan di sekolah, kini memiliki kehadiran yang nyata, sebuah kenyataan yang membawa kesan yang sulit Seul-ha abaikan.

Dia menarik napas panjang, melawan godaan untuk menoleh ke arah di mana Ji-hoo menghilang di antara rak-rak buku. Seul-ha tidak suka perasaan yang membuatnya kehilangan kontrol, apalagi ketika berhubungan dengan pria yang membawa aura ketenangan seperti lautan yang tenang.

Namun... Seul-ha memandangi buku di tangannya, namun pikirannya melayang jauh dari isi halaman-halaman itu. Di dunia ini, segala sesuatu yang pernah dia anggap sekadar alur cerita K-Drama kini terasa sangat hidup. Yoon Ji-hoo, Gu Jun-pyo, Geum Jan-di, dan semua tokoh lainnya bukan hanya kumpulan adegan atau plot yang dramatis, tetapi orang-orang yang bernapas, tertawa, dan membawa perasaan yang nyata. Bahkan ruang perpustakaan Shinhwa Academy, yang di layar terlihat megah dan tak tersentuh, kini penuh dengan aroma buku dan keheningan yang memancar.

Dan Yoon Ji-hoo... Seul-ha menghela napas panjang. Dia masih bisa merasakan hangatnya tangan Ji-hoo saat mencegahnya jatuh, dan itu membuatnya teringat bahwa di sini, dalam kehidupan baru ini, dia tidak sedang menyaksikan sebuah drama. Dia adalah bagian dari dunia ini, seorang pemain dalam skenario yang belum pernah tertulis.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" pikirnya, mencoba menenangkan gejolak di dadanya.

Namun... Seul-ha memandangi buku di tangannya, namun pikirannya melayang jauh dari isi halaman-halaman itu. Di dunia ini, segala sesuatu yang pernah dia anggap sekadar alur cerita K-Drama kini terasa sangat hidup. Yoon Ji-hoo, Gu Jun-pyo, Geum Jan-di, dan semua tokoh lainnya bukan hanya kumpulan adegan atau plot yang dramatis, tetapi orang-orang yang bernapas, tertawa, dan membawa perasaan yang nyata. Bahkan ruang perpustakaan Shinhwa Academy, yang di layar terlihat megah dan tak tersentuh, kini penuh dengan aroma buku dan keheningan yang memancar.

Dan Yoon Ji-hoo... Seul-ha menghela napas panjang. Dia masih bisa merasakan hangatnya tangan Ji-hoo saat mencegahnya jatuh, dan itu membuatnya teringat bahwa di sini, dalam kehidupan baru ini, dia tidak sedang menyaksikan sebuah drama. Dia adalah bagian dari dunia ini, seorang pemain dalam skenario yang belum pernah tertulis.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" pikirnya, mencoba menenangkan gejolak di dadanya.

=====

Seul-ha tidak suka perasaan yang tidak terduga. Namun, ini lebih dari sekadar perasaan: ini adalah kesadaran yang membuatnya terjaga setiap malam, seperti saat ini.
Duduk diatas kursi kayu datar yg seperti meja, diatas rooftop yg di buat seperti kebun di atas rooftop.

Pemandangan indah kota di Malam hari yg terlihat indah dari atas rooftop, dan lampu-lampu kecil di rooftop tak menarik seulha dari pikiran yg berkecamuk hingga membuat nya tak bisa tidur. para penghuni part House berada dalam rumah mereka berteduh dari udara malam yg dingin yg di butuh kan seulha saat ini.

Piyama lucu berbulu nya dan selimut tebalnya ia gunakan untuk menyelimuti tubuhnya, mencoba menghangatkan diri dari angin malam, cukup kepala nya yg penuh pemikiran saat ini ia dingin kan disini.

Fakta Dia terperangkap dalam dunia drama di mana setiap orang, termasuk Yoon Ji-hoo, adalah manusia dengan kehidupan dan luka mereka sendiri. Tidak ada yang dapat diprediksi seperti skrip, dan tidak ada cara baginya untuk memaksa alur berjalan sesuai kehendaknya.

Yoon Ji-hoo, si pewaris ketenangan yang kembali dari Paris, terasa lebih nyata daripada yang bisa dia bayangkan. Sakit dan kesepiannya yang ditampilkan di layar kini terasa menyentuh hati, jauh lebih pedih. Seul-ha tahu, dalam dunia ini, dia tidak hanya menonton kisah sedih seorang pria yang mencintai dalam keheningan. Dia ada di dalam cerita itu, menyaksikan Ji-hoo dengan matanya sendiri, dan perasaan itu mengguncang logikanya.

Mungkin di dunia ini, segalanya lebih rumit daripada sekadar "remake" dari serial televisi. Dan, mungkin, entah bagaimana, Seul-ha harus menemukan cara untuk tetap berdiri teguh, bahkan saat dunia drama yang penuh emosi dan keindahan ini terus menguji hatinya.

Seul-ha menatap langit diatasnya, perasaan cemas menggerayangi hatinya. Dunia ini, yang sebelumnya hanya sebuah hiburan, kini menjadi kenyataan yang tak bisa dia hindari. Setiap langkah yang diambil, setiap pertemuan yang terjadi, seolah-olah menambah beban pada bahunya. Dia bukan lagi seorang penonton di balik layar kaca, tapi seseorang yang terjebak dalam drama kehidupan para karakter yang selama ini hanya dia kenal sebagai fiksi.

Dia berusaha mengabaikan gejolak yang terus-menerus menderanya. Seul-ha tahu bahwa dia harus memimpin dirinya sendiri, merencanakan segala sesuatu dengan logika dan kebijakan. Namun, bagaimana bisa dia mengontrol sesuatu yang sepertinya sudah ditentukan oleh takdir drama itu sendiri? Kehidupan barunya sebagai anggota F4 bukanlah sesuatu yang bisa dinikmati dengan mudah. Dan sebagai manusia... Dia tentu memiliki perasaan, Bagaimana bisa dia mengatasi perasaan yg mungkin timbul suatu saat nanti, entah itu kasihan atau apapun yg membuatnya terikat dengan para tokoh yg tak bisa ia hindari lagi dalam hidupnya yg kini sudah menjadi anggota F4.

Tapi perasaan adalah hal yg tak bisa sepenuhnya dikendalikan oleh siapapun. Mereka seperti bibit liar ajaib yang tumbuh begitu cepat, seperti bunga liar yang tidak bisa dibendung?

Seul-ha meremas sisi selimut yg membungkus tubuhnya, berusaha menenangkan pikiran yang mulai bercabang. Yoon Ji-hoo, pria yang selama ini hanya dia lihat di layar, kini ada di dunia yang sama dengan dirinya. Ji-hoo, dengan senyuman misterius dan tatapan yang penuh makna, bukan lagi sekadar karakter dalam cerita yang bisa dia abaikan. Dia adalah seseorang yang nyata, dengan perasaan dan kehidupan yang saling terhubung, entah dia suka atau tidak.

"Aku hanya di sini untuk fokus pada apa yang harus aku lakukan," pikir Seul-ha dengan tekad. "Aku tidak punya waktu untuk terlibat dalam drama ini."

'Dan jangan sampai menimbulkan butterfly effect negatif'. Harap seulha dalam hati. Agar tetap memiliki persiapan untuk menghadapi apapun dengan pengetahuan sebagian dari alur cerita yg masih ia ingat.

"Apakah aku akan benar-benar terus terjebak di sini?" pikirnya dalam hati, memandangi halaman buku yang sama sekali tidak ia baca. "Apakah aku bisa menjaga diriku agar tidak terlibat perasaan dengan siapapun? ya Tuhan tolong jangan".
Ini dunia drama percintaan ingat, Cinta. "Tolong jaga hati kecilku dari hal mengerikan bernama patah hati karena cinta Asmara. Sebagai gantinya aku akan... Akan....". Seulgi berpikir keras, mencari sesuatu yg dapat ia tumbal kan. "Aku Akan membantu kedua anggota jomlo F4! yg sampai tamat jomlo, jadi punya pasangan!kalau perlu mereka berdua duluan yg nikah dan punya anak!".

'Yg penting bukan aku... Karena artinya aku harus berhadapan dengan nyonya Shinhwa. Penyalahgunaan kekuasaan dan harta demus keegoisan sama seperti anak laki-laki nya, hanya lebih sadis'. Pikir seulha, ngeri-ngeri sedap membayangkan berlawanan kubu dan menjadi incaran nyonya Shinhwa, ibunya jun pyo.

=====

Seul Ha_ [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang