Elano : 15

3.7K 114 1
                                    

"Ada yang kurang?"

"Ada, tapi apa ya"

Elano bertanya mengenai keperluan apa lagi yang Zora butuhkan. Saat ini mereka sedang berbelanja bahan makanan untuk mengisi stok kulkas. Meskipun ada pembantu yang ditugaskan untuk belanja juga, Zora ingin belanja sendiri dengan ditemani pacarnya itu.

Seperti yang dilihat. Hubungan mereka menjadi sangat dekat sejak berkencan di aquarium lusa kemarin. Elano menyatakan perasaannya saat mereka makan di aquarium paling dalam dan gelap. Karena efek cahaya yang minim dengan lilin aromaterapi tak lupa juga musik yang menemani, suasana saat itu sangat romantis hingga Zora hanyut dan menerima perasaan Elano.

Elano merasa geli namun sekaligus bahagia. Momen ini seperti mereka sudah menjadi sepasang suami istri saja yang pergi berbelanja. Saat Zora menerimanya, hati Elano seakan meledak karena bahagia. Ia sangat senang Zora menerimanya. Selamanya ia akan menjaga gadis itu untuk bisa terus menemaninya dalam hidup.

"Kamu tolong ambilin minyak yang ada disana ya, aku mau ke arah daging dulu buat nanti kita barbeque an dirumah" ucap Zora. Elano pun mengangguk. Ia bergegas menuju rak tempat minyak berada dan kembali dengan cepat karena ia tidak mau berpisah dengan Zora walau sedetik pun.

Meskipun berada di satu atap yang sama. Mereka mempunyai kamar tidur terpisah. Zora tidak mau kalau ada sesuatu yang buruk terjadi, apalagi mereka masih sekolah SMA.

Saat melihat-lihat daging segar, troli yang Zora dorong tidak sengaja menabrak orang di hadapannya karena Zora terlalu fokus memilih.

"Eh ma-maaf, saya tidak sengaja" ucap Zora gugup karena takut jika orang itu marah. Meskipun ia menabraknya sangat pelan.

"Zora?" Zora menyatukan alisnya saat mendengar orang itu berbicara. Kenapa orang ini kenal padanya?

"Ini gue, Samuel" orang itu melepaskan masker hitamnya lalu tersenyum melihat Zora, teman sekelasnya itu. Kebetulan sekali mereka bertemu disini.

"Lho, lo? Udah sembuh?" Zora bingung karena terkejut. Dari tampilan awal Zora tidak mengenalinya, karena orang itu memakai masker hitam.

"Astaga, lo lupa ma gue?" Samuel terlihat berubah. Laki-laki itu sedikit kurus sejak ia keluar dari rumah sakit. Wajar saja Zora tidak mengenalnya. Samuel juga terlihat sudah memangkas rambutnya. Yang Zora tau kalau Samuel itu memiliki rambut yang lebat dengan badan yang sedikit sama besarnya dengan Lano.

"Parah sih lo ga pernah jengukin gue" ucap Samuel.

"Bukanya gak mau, tapi gue akhir-akhir ini sibuk" jawab Zora..

Samuel tersenyum miring. Ia kemudian menatap troli yang penuh akan bahan masakan, ia menatap heran pada Zora. Terkahir kali ketemu Zora bahkan masih dibilang miskin karena makanannya yang selalu instan. Sekarang? Kenapa gadis ini belanja sangat banyak yang menghabiskan uang ratusan ribu? Apa Zora sekarang sudah kaya? Berapa lama ia koma? Tapi kata orang-orang is koma hanya beberapa bulan saja.

"Kesini sama siapa Ra?" Tanya samuel. Pikirannya sudah kemana-mana tapi ia menepisnya. Tidak mungkin juga kan? karena ia mengenal Zora adalah gadis yang baik.

"Sama-.."

"Sayang"

Ucapan Zora terpotong saat Elano tiba dengan minyak goreng ditangannya.

Elano menilai penampilan Samuel. Ia langsung teringat jika anak ini yang ia beri pelajaran sampai membuatnya koma.

Samuel pun mengerutkan alisnya. Ia sepertinya mengenali laki-laki ini tetapi ia lupa.

Elano langsung mengajak Zora pergi dari laki-laki itu. Ia merangkul pinggang gadisnya posesif lalu menoleh ke belakang sambil memberikan jari tengah pada Samuel yang kebingungan.

Elano kira Samuel sudah meninggal karena tidak mendengar kabar dari laki-laki itu. Gadisnya pun sudah sangat lama tidak mengunjungi rumah sakit jadi ia pikir Samuel sudah meninggal.

"Jangan celakai dia lagi" pinta Zora.

"Kamu membela laki-laki gila itu?" Sewot Elano.

"Bukan gitu. Dia ada cita-cita Lano, aku juga gak mau kamu terlibat pertengkaran lagi" Zora bilang seperti ini karena ia tak mau mengomeli Elano saat terjadi sesuatu pada Samuel lagi nanti. Sudah cukup masa lalu itu yang membuat kehidupan Samuel sedikit telat karena koma. Banyak yang sudah terlewatkan disekolah karena Samuel tidak sadarkan diri. Apalagi dia ketua kelas. Kelas menjadi sedikit tak terkondisikan karena wakil ketuanya yang menggantikan posisi Samuel

Zora takut kalau Samuel memiliki dendam pada Elano. Karena pacarnya itulah yang menyebabkan Samuel koma berbulan-bulan. Terlebih lagi tadi Zora melihat raut wajah samuel seperti mengingat-ingat sesuatu.

Selesai berbelanja mobil itu melaju dengan dua orang di dalamnya dan bagasi yang penuh dengan bahan makanan. Rencana hari ini Lano hanya ingin berduaan saja dengan Zora. Sedangkan Zora yang gampang bosan mengusulkan untuk barbeque an saja di taman belakang nanti malam. Elano pun setuju, makanya tadi mereka berbelanja daging yang sangat banyak.

Sampai dirumah ruang tamu penuh para pembantu yang berseliweran. Ada juga seorang wanita paruh baya yang dengan kejamnya menyuruh mereka semua bekerja.

"Kalian disini tuh dibayar, jangan males! Kalian mau makan gaji buta?" Ucap wanita paruh baya itu. Zora sedikit bingung. Dari mana wanita ini berasal? Dan kenapa dia menyuruh semua pembantunya untuk terus bekerja? Padahal tadi pagi mereka sudah membersihkan seluruh sudut rumah ini.

"Mama?" Zora menoleh saat kekasihnya itu mengeluarkan suaranya.

"Mama kenapa disini?" Tanya Elano. Ia berjalan menghampiri wanita paruh baya itu yang membelakanginya.

"Ah.. anakku sayang, kamu sehat kan? Udah makan? Mama masak banyak tadi, makan yuk sama mama" ucap wanita itu.

Wanita paruh baya yang diketahui bernama Laverna itu tersenyum bahagia ketika melihat wajah tampan anaknya.

Zora masih berdiri diam didepan pintu melihat kedua orang itu berinteraksi. Ia tak mau berkutik karena takut jika wanita itu tidak suka padanya. Mengingat para pembantu di rumah ini dibuat kewalahan akan perintahnya dan suaranya yang tegas, terkesan kejam.

"Udah ma, Elano tadi udah makan sama Zora"

Elano kembali mundur, ia menarik tangan Zora pelan lalu memperkenalkannya pada mamanya itu.

"Ini gadis yang sering kamu ceritakan pada mama? Yang dulu nolak kamu itu kan ya? Cantik sekali" ucap Laverna dengan nada lembutnya.

Zora sedikit membelalakkan matanya. Sejauh mana Elano bercerita mengenai dirinya kepada wanita paruh baya ini?.

"Makasih tante" Zora tersenyum ramah.

"Panggil mama aja sama kek Elano yaa, sini-sini mama mau tanya banyak hal padamu"

Takut pertanyaannya aneh-aneh Zora menghirup nafas lalu membuangnya untuk membuat dirinya menjadi rileks. Elano yang tidak mau ikut pembicaraan perempuan pun pergi dari sana. Karena waktu masih siang Elano pergi keluar mencari makanan untuk kedua orang kesayangannya itu. Sepertinya dicuaca yang panas ini, minuman kemasan di kedai kopi lumayan cocok.

.
.
.
Next..

Elano (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang