Ane : ya udahlah, mau diapain lagi.. Dit, kamu keterlaluan merebut istriku temenmu sendiri..
Dita : maaf mas... (Sambil memelas)
Ane : sebagai hukuman buatmu mah. Sekarang aku perintahkan kamu duduk dikursi rias. Kamu Dita, tetap disitu (sambil ane nunjuk kasur).
Mia : tapi pah..
Ane : tidak ada tapi2. Mau masalah ini lebih luas?? Klo g mau, turutin kata papah.
Mia : iya pah.. (sambil memelas Mia jalan menuju ke kursi rias)
Setelah duduk dikirsi rias, ane ambil kain yang ada kemudian ane tutup mata Mia.
Mia : tunggu pah, mau diapain aku.
Ane : aaahhh!!! Diam kamu. Nurut aja. (Nada bicara ane sengaja ane tinggikan biar Mia nurut)
Ane pergi keluar kamar sebentar dan mengambil tali. Ane lihat penutup mata Mia belum dilepas. Kemudian ane hampiri Mia dan mulai mengikat kakinya pada kedua kaki kursi rias dan tangannya ane ikat kebelakang.
Selesai ane mengikat Mia, ane buka menutup matanya.
Mia : mau diapain aku pah..
Ane : ini adalah hukuman buat mu sayang, yang telah selingkuh dibelakangku. Kamu ikuti saja apa mauku..
Mia kemudian hanya terdiam pasrah. Ane mendatangi Dita. Terlihat Dita merasa ketakutan, wajahnya menunjukkan ingin bertanya " mau diapakan aku " .
Ane menghadapkan Dita tepat didepan Mia. Kemudian ane memasang wajah yang tidak lagi menyeramkan.
Ane : sekarang akan kutunjukkan hukumanku padamu sayang. Nikmatilah..
Ane mulai memeluk Dita dari belakang. Kemudian ane mulai mencumbunya, mencium pipinya dan lehernya. Sedangkan tangan ane mulai menggerayangi pundak hingga lekukan pantat Dita. Dita sempat kaku dan berusaha menolak. Namun ane berbisik didekat telinganya..
Ane : ini hukuman buatmu Dit, yang telah merebut istri orang. Nikmatilah Dit.. jujur selama ini aku menginginkanmu.. kamu selalu ada dalam fantasiku Dit.. biarkan aku menikmatimu, jangan hanya Mia yang boleh menikmatimu..
Dita tidak menjawabnya. Pundak Dita terlihat beberapa kali bergerak merinding kegelian. Kedua tangannya kini ternyata sudah berani membalas memeluk ane.
Kemudian ane merubah posisinya hingga memangkunya dan merebahkannya dikasur. Ane kulum bibir mungilnya, ane ciumi pipinya, ane gigit-gigit kecil telinganya, kemudian ane ciumi lehernya punuh sabar dan telaten. Dita hanya mendesah, kadang menarik nafas panjang dan kadang badannya menggelinjang-gelinjang.
Tampak pemandangan yang cukup mempesona. Dua bukit yang ranum dengan pentil yang tegak kaku berwarna merah muda sepertinya jarang dikenyot suaminya. Kulitnya putih, bersih dengan postur badan yang cukup indah. Sejenak ane menoleh ke bawah, tampak pahanya cukup mulus menawan. Sementara itu bukit kecil di selangkangan pahanya menambah panorama keindahan.
Ane teruskan permainan ane dengan mengitari sekitar 2 tetek segar itu. Seluruh titik di bagian atasnya telah ane telusuri tidak ada yang terlewatkan, kini 2 tetek itu ane remas perlahan.
Dita : Eeehhh..
Ane kenyot pentil teteknya, badannya refleks bergerak-gerak, desahnya pun semakin jelas terdengar.
Ane sesekali melirik Mia. Terlihat ia hanya terdiam dengan wajah mulai memerah memperhatikan ane yang sedang menggarap sahabatnya.
Ane mengulangi lagi cumbuan ane pada Dita dari mulai mengulum bibirnya, mencium pipinya, kemudian lehernya. Kemudian ane ciumi lagi 2 tetek indah itu, dan kemudian ane permainkan kedua pentilnya dengan lidah ane. Gelinjangnya semakin terasa bergerak mengiringi desahannya yang terasa merdu sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi lain istriku dan sahabatnya
Acakcerita ini mengisahkan tentang kehidupan keluarga kami dan sahabat istriku. dimana istriku dan sahabatnya dengan kesehariannya yang menggunakan hijab yang membuat mereka terlihat aliman dan kalem. Dan juga dimana persahabatan mereka tidak hanya seke...