Bab 1

5.4K 16 0
                                    

Dalam kesempatan ini diceritakan tentang kisah tentang hubungan terlarang antara sepasang pria dan wanita yang berawal dari keterpaksaan namun berlanjut menjadi sebuah pengkhianatan cinta yang berbalut nafsu. kisah ini dimulai dari sebuah desa kecil di pelosok kabupaten yang terletak di wilayah pegunungan sewu yang terbentang sepanjang pantai selatan yogyakarta, jawa tengah hingga bagian barat jawa timur. lastri seorang wanita paruh baya yang sehari hari bekerja sebagai pedagang pasar tradisional tidak jauh dari desanya. lastri mempunyai seorang suami dan satu orang anak perempuan. sang suami bernama aris, setiap hari dia bekerja sebagai sopir truk. truk yang dia bawa mengangkut material pasir dari gunung merapi untuk disetorkan ke proyek di kabupaten kota sekitarnya. sedangkan anak perempuan nya, anis, kini sudah menikah dan tinggal bersama sang suami di kota tempat sang suami bekerja.

di usianya yang sudah tidak bisa lagi dibilang muda lastri masih menyimpan kecantikan yang tak pernah pudar. dulu sewaktu masih muda banyak yang ingin meminangnya sebagai istri. entah itu pemuda desa tetangganya, duda beranak tiga ataupun juragan yang sudah beristri dua. namun aris lah yang beruntung berhasil memiliki lastri seutuhnya. dan lebih dari dua puluh tahun semenjak pernikahannya, hal ini masih tidak berubah, masih banyak pria yang menggoda lastri, ada yang sekedar bercanda namun ada pula yang benar benar ingin mendekatinya. namun semua itu lastri tolak atas dasar kesetiaan dan cinta kepada sang suami. meskipun iming iming uang di tengah kehidupan ekonominya yang serba pas-pasan kadang terdengar jadi alasan pembenaran orang orang untuk mempengaruhinya.

'bune, aku berangkat dulu ya? ini mau ambil pasir trus di setor ke proyek tol yo' pamit sang suami

'iyo pak ne, ati ati. tapi besok pulang tho?' jawab lastri

'ndak bune, aku harus ambil 3 rit soalnya sudah pesan dari sana. mungkin besok paling cepat seminggu lagi baru pulang lagi'

'o yaudah, ati ati yo pakne'

lastri melepas kepergian sang suami bersama truk yang menjadi tumpuan hidup mereka. setelah itu lastri segera kembali masuk ke dalam rumah sederhananya. dia harus segera bersiap untuk ke pasar. hari ini hari pasaran dia menyiapkan dagangan lebih banyak dari biasanya. dia memasukkan tempe yang menjadi dagangannya ke dalam keranjang dagangan. ya lastri adalah pembuat sekaligus penjual tempe. sehari hari lastri membuat tempe dan menjualnya di pasar. tempe yang dibungkus daun jati khas dari desanya itu selalu terjual habis tiap kali lastri ke pasar. penghasilan dari membuat tempe lumayan untuk membantu ekonomi keluarga yang bertumpu pada pekerjaan suaminya. meskipun serba pas pasan lastri selalu bersyukur dengan segala rezeki dari yang maha kuasa.

'mau ke pasar mbakyu? nanti tolong aku disisain tempenya lima ya' sapa bu nining, tetangga depan rumahnya

'iya mbak yu, di rumah masih ada sisa 10 bungkus, duluan ya sudah kesiangan ini' jawab lastri sembari berjalan menyusuri jalanan desanya.

sepanjang perjalanan lastri bertemu banyak orang, entah itu karyawan pabrik yang baru pulang shift malam, petani yang mau ke ladang maupun anak anak yang akan berangkat sekolah. sepanjang perjalanan pula lastri selalu menyapa setiap orang yang ditemuinya, karena hampir setiap hari melewati jalan yang sama maka sudah pasti banyak orang yang mengenalnya. selain penampilannya yang menarik, sifat ramah dan grapyak inilah yang mungkin membuat orang orang lebih suka membeli tempe padanya. namun lastri juga sadar di balik sapaan ramah dari laki laki yang ditemuinya tersimpan nafsu yang terpancar dari pandangan mereka.

keadaan lastri yang berjalan sambil menggendong keranjang anyaman bambu di punggungnya dengan kain selendang membuat kedua buah dadanya menjadi menonjol. buah dadanya yang memang ukuranya cukup besar kini tertekan pada bagian belahannya oleh tali selendang sehingga membuat baju yang dia pakai sedikit terlihat ketat. lastri sebenarnya sudah lama merasa risih dan berusaha sedikit menutupi buah dadanya dari pandangan lelaki mesum dengan jilbab yang dia pakai. namun nyatanya jilbab yang dia pakai tetap tidak mampu menyembunyikan gundukan buah dadanya yang montok itu.

sesampainya di pasar, lastri langsung menata dagangannya. belum selesai dia menata dagangan sudah beberapa pelanggan antri untuk mendapatkan tempe buatannya. dengan ramah dan sabar lastri melayani pembelinya satu persatu. tempe yang tadi memenuhi keranjangnya kini hanya tersisa beberapa puluh buah saja. lastri kembali optimis hari ini dagangannya akan habis. namun tiba tiba di tengah kesibukannya melayani pembeli, bu nining tetangga depan rumahnya datang dengan tergesa.

'walah mbakyu, kalau mau ambil tempe persenannya di rumah saja. ini sudah pas buat yang antri' kata lastri

'mboten mbakyu. saya kesini mau ngabari kalau di rumah njenengan kedatangan polisi' jawab bu nining

mendengar hal itu lastri berubah menjadi panik. ada apa gerangan dengan kedatangan polisi di rumahnya.

'lho memangnya ada apa tho?' jawab lastri sambil buru buru memasukkan tempe yang ditunggu pembelinya ke dalam plastik.

'saya juga tidak tahu. yang pasti mereka tadi mencari mbakyu' jawab bu nining sambil ikut membantu lastri memasukkan tempe pesanan ke dalam plastik.

setelah selesai melayani pembeli lastri segera membereskan sisa dagangannya. dia harus segera pulang karena perasaannya menjadi tidak enak sejak bu nining datang mengabari perihal kedatangan polisi di rumahnya.

'ayo mbak yu, saya bawa motor' kata bu nining

dengan menaiki sepeda motor matik dengan membonceng bu nining, lastri kembali ke rumah. sepanjang perjalanan perasaannya menjadi tidak menentu. ketika memasuki jalanan desanya dari kejauhan terlihat sebuah mobil pick up putih parkir di depan rumahnya. ternyata mobil dengan lampu strobo di atasnya itu dari satuan lalu lintas polres terlihat dari logo ditlantas serta tulisan satuan lalu lintas di sampingnya. dengan tergesa lastri segera berjalan menyusuri halaman rumahnya dan dua orang petugas kepolisian menyambutnya.

'selamat siang, apa benar ini rumah pak aris susanto?' kata salah satu petugas

'iya benar, saya istrinya, ada apa ya pak?' jawab lastri

'begini bu, suami ibu mengalami kecelakaan lalu lintas dan saat ini sudah dibawa ke RSUD'

'ya gustiiiiii' jawab lastri sambil menangis. hampir saja lastri ambruk jika tidak ditahan oleh petugas yang lain

'terus keadaannya bagaimana pak?' tanya bu nining yang kini sudah berada di sampingnya

'keadaan pak aris saat ini kritis dan sedang dirawat di ugd. mari ibu ikut kami ke rumah sakit segera'

'ya sudah mbakyu langsung ke rumah sakit saja, biar rumah saya yang urus' kata bu nining

'matur nuwun ya mbakyu' kata lastri sambil menaiki pick up double cabin itu.

Tua-Tua BerbisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang