Bab 8

2.5K 4 0
                                    

2 minggu sudah sejak kepulangan aris dari rumah sakit. keadaan aris kini kian berangsur membaik. pagi ini lastri harus segera bersiap siap ke pasar. dia harus berjualan tempe untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. semenjak kecelakaan yang dialami sang suami praktis kini lastrilah yang menjadi tulang punggung keluarga. aris kini sudah bisa berjalan sendiri meskipun dengan tongkat sebagai alat bantu berjalan. lastri bisa sedikit tenang karena anis sedang berada di rumah. sudah 2 hari anis tinggal bersama mereka untuk membantu menjaga dan merawat aris. sedangkan suaminya yang bernama eko tidak dapat menemani karena harus bekerja. eko ini bekerja di sebuah bengkel mobil. setelah lulus stm dia langsung diterima di sebuah bengkel resmi pabrikan mobil jepang di kotanya.

'nduk, ibuk berangkat dulu ya'

'nggih bu. ngatos atos nggih'

'nanti kalau bapak mau makan, sayurnya sudah ibu siapkan di atas kompor'

'nggih bu'

'oiya, nanti suamimu jadi kesini?'

'hari ini rencana mau kesini bu, tapi belum tau jam berapa'

segera setelah itu lastri segera berangkat ke pasar. sesampainya di pasar, lastri pun segera menggelar dagangannya. karena hari ini bukan hari pasaran, pengunjung pasar tidak terlalu banyak. lastri pun hanya membawa sekitar 50 bungkus tempe ke pasar, setengah dari jumlah yang biasa dibawa saat ke pasar. jam 8.30 pasar sudah mulai beranjak sepi dan karena dagangannya sudah habis maka istri pun bersiap siap pulang. setelah berbelanja kebutuhan rumah dan kebutuhan membuat tempe untuk dijual keesokan harinya, lastri segera meninggalkan lapak dagangannya menuju.

setelah berjalan kurang lebih setengah jam sampailah lastri di rumahnya. terlihat sebuah motor jupiter z biru terparkir di teras rumahnya, yang menurut sepengetahuannya motor itu milik eko menantunya.

'sepertinya nak eko sudah datang' batin lastri

'nduk....nduk...buke pulang'

namun tidak ada satupun jawaban.

'pakne...thole ekoo' panggil lastri ke seluruh penghuni rumah.

namun masih tetap tidak ada satupun yang menjawab. lastri akhirnya menuju kamarnya yang tertutup. perlahan dia buka pintu kamar tempat suaminya berada.

'pantes gak ada yang jawab' batin lastri melihat sang suami sedang tidur dengan tv yang masih menyala.

'namun kemana anis dan suaminya kira kira' pikirnya sambil mematikan tv yang sedari tadi menyala tanpa ada yang menonton.

dia pun segera keluar kamar dan menuju ke dapur. dia membawa belanjaan dan sisa tempe yang tidak terjual dalam keranjang. setelah meletakkan bawaannya di amben yang biasa dipakai menyiapkan bahan masakan, dia berjalan ke belakang ke arah kamar mandi yang terletak di pinggir sumur, terpisah dari rumah. baru saja keluar dari pintu dapur dia mendengar suara aneh.

'ahhhh mmmppphhh. ayyyoh mas terrrrrus ahaaaaahh'

'terus masssshhhhhh, lebih kuat mhhhhh'

telinga lastri mendengar desahan suara wanita dari samping rumah. suara wanita yang tidak asing baginya. suara itu berasal dari tempat yang biasa digunakan untuk menyimpan tumpukan kayu bakar kering. perlahan lastri mengikuti arah datangnya suara itu. pelan pelan dia berjalan menyusuri jalanan tanah di belakang rumah. semakin dekat suara itu semakin jelas, hingga sampailah lastri di dekat tiang kayu jati penyangga rumah. di pojok rumah, lastri menghentikan langkahnya dan melongokkan kepala.

terlihat anis anak perempuannya sedang berdiri dengan tangan bertumpu pada tumpukan kayu kering di belakangnya. gamisnya yang berwarna biru tua sudah terbuka bagian depannya menunjukkan payudara anis yang cukup besar. di depannya, eko, sang suami sedang berdiri dengan celana sudah jatuh sampai ke tanah, terlihat sedang menghisap kedua buah dada anis secara bergantian. tangan kanannya terlihat masuk di balik gamis anis yang sudah terangkat sampai ke pinggang.

'ah mas cepet masukin mas, aku udah gak kuat' pinta anis

'iya dik, ini tahan ya sebentar'

'shhhhhh,ahhhhhh' desis anis seiring eko memasukkan penisnya ke dalam vagina anis. centi demi centi penis itu masuk hingga tertanam seluruhnya dalamvagina anis.

'udah siap dik'

'iyyyaaaa mas' kata anis sambil menggigit bibirnya

perlahan eko mulai menggenjot anis. dia memaju mundurkan penisnya dengan mudah dalam vagina anis. anis yang tadi bersandar ke belakang pada tumpukan kayu kini sudah berbalik dengan posisi membelakangi eko. tangan eko pun kini meremas remas buah dada anis yang menggantung bebas dari belakang. kedua insan yang dipenuhi libido itu melakukan hubungan seks tanpa menyadari ada lastri yang mengamati mereka sedari tadi.

belum ada 5 menit bersenggama.

'ahhhkkkku mau keluar dikkkkk'

'ahhhhhhhhkhh'

tubuh eko menegang menunjukkan dia sudah mencapai orgasme. eko mengeluarkan spermanya dalam rahim anis. selama hampir 2 menit eko terus menerus menyodok vagina anis hingga selesai orgasme. setelah mencabut penisnya terlihat lelehan sperma keluar dari vagina anis.

'hemmm, cepet banget cuma 5 menit' batin lastri menyaksikan jalannya persetubuhan itu.

'penis eko juga tidak terlalu besar, jika dibandingkan milik suaminya terlebih jika dibandingkan dengan milik pak sas....'

menyadari apa yang ada dalam batinnya lastri langsung membuang jauh pikiran itu. sudah hampir dua minggu sejak kejadian malam itu, pak sastro sudah tidak menyetubuhinya lagi. beberapa kali dia sempat datang ke rumah namun selalu ada anis atau bu nining bersamanya, sehingga pak sastro mengurungkan niat kedatangannya untuk menyetubuhi lastri. untuk sementara ini, lastri bisa bebas dari gangguan kejahilan pak sastro, apalagi menurut informasi dari tetangga sudah seminggu ini pak sastro tidak ada di rumah karena sedang mengunjungi anaknya di jakarta. lastri pun juga sudah berniat tidak akan lagi jatuh dalam jebakan pak sastro. dia bahkan tidak mau berurusan lagi dengannya apapun alasannya.

menyadari anis dan eko telah selesai bersetubuh, dia segera kembali ke dalam rumah. dengan langkah cepat dia melangkah ke ruang tengah dan duduk di kursi sebelum akhirnya anis dan eko mengikuti masuk.

'lho bu'e sudah pulang tho' tanya anis sedikit terkejut.

lalu anis salim mencium tangan lastri dan diikuti sang suami juga bersalaman di belakangnya.

'sudah, baru saja sampai' jawab lastri berbohong, sambil mengipas-ngipaskan lembaran koran di tangannya.

'lho, jam segini kok sudah pulang?' tanya eko was was. takut persetubuhannya dengan anis barusan di belakang rumah diketahui sang ibu mertua.

'iya, tadi ibu ndak bawa dagangan banyak jadi bisa pulang cepet. lha kalian ini dari mana tho? kok tadi ibu panggil panggil tidak ada yang jawab' selidik lastri

Tua-Tua BerbisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang