'eh anu, iya, itu dari belakang lihat lihat pohon kelapa, nyari degan. lama ndak minum es degan bu' jawab anis sekenanya
'oh. itu bapakmu sudah makan?'
'sudah bu. tadi setelah mandi bapak langsung dahar. itu bapak nembe sare'
'ya sudah, kalian nanti nginep sini kan?'
'wah, kelihatannya gak bisa bu. besok mas eko harus masuk pagi soalnya. paling nanti jam 4, kita pamit pulang. bu'e gak apa apakan sendirian?'
'yo, gak apa apa, wong biasanya ibu juga cuma berdua sama bapakmu. apalagi sekarang bapakmu sudah bisa kemana mana sendiri'
------------------------------------------------------------------------
sore itu, setelah lastri selesai membuat tempe, anis dan suaminya berpamitan pulang. dia mengantar mereka berdua sampai halaman rumah. langit sore itu terlihat gelap dan awan hitam pun terlihat menyala nyala akibat kilatan petir dari kejauhan. hujan sepertinya akan segera turun. setelah sepeda motor eko meninggalkan rumah lastri, dia segera masuk kembali ke dalam rumah.
dia langsung menuju kamar tempat suaminya berada. lastri melihat suaminya aris sedang menonton tv di kamar. sejak kepulangan suaminya dari rumah sakit, lastri memindahkan satu satunya tv di rumah itu dalam kamar agar suaminya dapat menonton tv tanpa harus berjalan ke ruang tamu. sesedikit mungkin aris harus menggunakan kakinya untuk berjalan karena kontraksi otot kakinya akan memperlambat proses penyembuhan cedera yang ada di pahanya.
lastri pun ikut duduk di kasur di samping kiri suaminya. sambil melipat jemuran kering, dia ikut menonton siaran tv. saat ditampilkan adegan dari sebuah sinetron india yang menampilkan dialog antar beberapa tokoh wanita dalam cerita. disela sela, menonton tv dan melipat pakaian kering, secara tidak sengaja lastri melihat gundukan di sarung yang dipakai aris, tepat di atas selangkangannya.
'aduh. pakne iki nonton tv kok sampai burungnya berdiri gitu' kata lastri menggoda.
'habis pemerannya cantik cantik sih bune' balas aris bercanda
'oh jadi gitu? jadi ibu sudah ndak cantik lagi' tanya lastri sambil pura pura marah.
memang pemeran tokoh wanita dalam sinetron dari tanah hindustan itu memang cantik cantik. terlebih lagi meskipun masih terlihat muda namun payudara mereka berukuran besar khas wanita asia selatan. terutama tokoh wanita yang berperan antagonis yang saat itu memakai pakaian khas india berwarna putih dengan potongan dada cukup rendah sehingga semakin menampilkan keseksian belahan payudaranya yang montok.
'ya ndaklah bune. kamu tetap yang paling cantik haahhaaa'
'alahhh. njenengan itu kok masih pinter gombal' jawab lastri tertawa bahagia melihat senyum suaminya yang dulu sempat hilang, akibat kecelakaan lalu lintas yang dialaminya hampir sebulan lalu itu.
'kalau gitu, dielus elus dong bune, cucak rowonya kasihan sudah lama gak disayang sayang tuh' kata aris sambil mengelus elus burungnya dari luar sarung.
lastri pun teringat sudah sebulan lebih suaminya tidak bisa menjamah dirinya. dia pun merasa kasihan terhadap suaminya yang kurang terpenuhi kebutuhan ranjangnya semenjak kecelakaan itu. apalagi dulu sebelum kecelakaan, mereka rutin melakukan hubungan suami istri tiap aris pulang kerumah 3 hari sekali. kini setelah keadaan memungkinkan dan aris sendiri yang meminta, lastri pun berniat memberi servis dan memuaskan hasrat sang suami.
'ya sudah. mana cucak rowonya?' kata lastri menyebut penis sang suami
lastri pun lantas mengelus elus penis suaminya dari luar sarung. dia menggosok gosokkan jari lentiknya pada penis yang masih terbalut sarung itu. tangan aris pun tidak mau kalah, dan kini tangan kanannya sudah ikut berada di atas buah dada lastri. jari jari tangannya meremas remas buah dada lastri yang masih terbungkus pakaian.
'mhhhhhhh, tangannya pakne nakal ya' kata lastri soal perlakuan aris pada buah dadanya
'ya gimana lagi bu. namanya sudah lama nggak megang. hiihi' jawab aris
'sini dong bu sambil rebahan di samping bapak' sambil menepuk nepuk bantal di sampingnya.
'ya sudah' jawab lastri sambil merebahkan tubuhnya di samping sang suami.
Lastri pun kini sudah berbaring di samping sang suami sambil tangannya perlahan lahan masuk ke dalam sarung aris yang tidak lagi terikat. kini penis suaminya mulai dia kocok perlahan.
'aduh bune enak banget' kata sang suami 'lebih enak lagi kalo sambil nenen hihhi'
bosan hanya memainkan payudara lastri dengan tangannya kini aris meminta menyusu pada istrinya itu. sebuah permintaan yang jarang dilakukan oleh suaminya sebelumnya.
'ahh. apaan sih bapak ini? sudah sepuh kok masih mau netek' jawab lastri dengan nada penolakan.
namun tangannya mulai membuka kancing depan daster yang dia pakai satu persatu.dia tetap memenuhi permintaan suaminya itu untuk mengobati rasa sedih suaminya selama ini. lastri mengeluarkan salah satu buah dadanya dari balik bh putih berenda yang dia pakai. dia memegang pentil payudaranya diantara kedua jari telunjuk dan jari tengahnya. lalu mengarahkannya pada mulut suaminya seperti seorang ibu yang akan menyusui bayinya.
'ini pak, katanya mau netek' kata lastri sambil menyodorkan puting hitam itu ke mulut suaminya
'mana... mana bu' aris sudah tidak sabar
aris langsung mencaplok pentil payudara lastri dengan mulutnya. tanpa aba baba dia menghisap kuat kuat pentil lastri dalam mulutnya itu. dia memainkan pentil lastri dengan gigi maupun lidahnya sehingga membuat lastri mendesah menahan nikmat.
'shhhhh...ahhhhheeemmhhh'
sementara itu lastri masih mengocok penis aris dari dalam sarung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tua-Tua Berbisa
Fantasytanpa dia sadari, mulutnya menyebut nyebut nama sosok yang ingin dia hindari dan lupakan dari pikirannya itu. namun entah kenapa, dia justru menjadi merasa semakin terangsang mengingat perlakuan pak sastro selama ini padanya.