Bab 2

3.2K 13 1
                                    

sesampainya di rumah sakit, lastri beserta kedua polisi disambut oleh dokter yang menangani aris, suaminya.

'ini keluarga pak aris munandar' kata dokter tersebut

'benar saya istrinya pak'

'begini bu, suami ibu harus segera dioperasi karena ada cedera pada pahanya. jika tidak segera dilakukan akan ditakutkan akan terjadi kelumpuhan karena kerusakan saraf'

'baik pak dokter, tolong lakukan apa saja untuk suami saya'

'kalau begitu mohon ibu ikut suster ini untuk mengurus administrasinya'

lastri segera mengikuti perawat tersebut ke kantor administrasi. di tengah perjalanan lastri bertemu bu nining yang sudah menyusul bersama anak pertamanya. bu nining menyusruh lastri segera ke ruang administrasi agar suaminya segera bisa dioperasi dan dia beserta anaknya akan menunggu berjaga di depan ruang ugd tempat suaminya di rawat.

'tolong ktp beserta kartu jaminan kesehatannya bisa saya pinjam sebentar bu'

'ini mbak' kata lastri sambil menyerahkan ktp beserta kartu jaminan kesehatan milik suaminya

setelah mengisi data formulir dan segala kelengkapannya petugas administrasi kembali.

'begini bu, kartu jamkesda suami ibu hanya menutupi biaya perawatan dan obat suami ibu sedangkan untuk operasi tidak tercover seluruhnya. jadi masih ada kekurangan kekurangan 25 juta'

'jadi gimana bu' tanya lastri cemas

'suami ibu tetap akan dioperasi namun kekurangan 25 juta harus segera dilunasi 2 hari lagi agar suami ibu segera bisa mendapat perawatan pasca operasi'

'terima kasih bu' kata lastri keluar kantor sambil membawa kertas tagihan rumah sakit.

kini masalahnya bertambah dia harus mendapat uang 25 juta dalam dua hari. dia menemui bu nining dan menceritakan masalah ini. bu nining bisa meminjami uang namun hanya ada simpanan 5 juta di rumah. lastri ingin meminjam ke bank namun prosesnya tidak akan selesai dalam waktu 2 hari. lastri juga menelepon anaknya mengabari keadaan bapaknya. dia menyuruh anaknya segera menyusul ke rumah sakit menunggu pak aris. akhirnya bu nining menyuruh anaknya pulang mengantar lastri untuk istirahat sebentar dan menyiapkan baju ganti serta perlengkapan suaminya di rumah sakit.

sesampainya di rumah lastri segera menyiapkan keperluan suaminya di rumah sakit. dia juga pergi ke tetangga untuk meminjam uang. ia mendapatkan tambahan pinjaman meskipun hanya sebesar 3 juta. dia harus segera mencari kekurangan uangnya segera. kemudian dia teringat pak sastro, juragan pemilik truk yang dibawa suaminya. lastri berpikir pask sastro pasti dapat membantunya. dengan berjalan kaki lastri menuju rumah pak sastro sambil membawa sertifikat rumah sebagai jaminan,rumah pak sastro adalah rumah joglo besar di ujung desa.

'tok tok tok' lastri mengetuk pintu

'yo sebentar' sahut suara dalam rumah

'eh nduk lastri, lho kok ndak di rumah sakit?'

'saya habis dari rumah sakit dan ini pulang dulu untuk ambil perlengkapan untuk mas aris'

'lha trus kesini ada apa nduk?'

'begini pak saya kesini mau cari pinjaman uang?'

'wah gimana ya nduk? bukannya ndak ada uang. aku ini habis dari satlantas ngurus truk, truk ku rusak gak bisa jalan. udah untung aku gak minta ganti rugi sama suamimu. eh ini kamu malah mau pinjam duit'

'tolong pak, tolong saya, saya harus segera membayar tagihan rumah sakit' kota lastri sambil meneteskan air mata

'ya sudah saya pinjami uang, tapi ada syaratnya harus ada jaminan'

'ini pak saya bawa sertifikat rumah sebagai jaminan'

'dan satu lagi nduk, kamu harus mau melayani aku'

lastri terkejut mendengar kata kata itu dari mulut pak sastro. lelaki tua itu berani berani meminta lastri untuk melayaninya.

'apa maksud pak sastro?' jawab lastri dengan marah

'lho gak usah marah marah. kalo ndak mau ya gak apa apa. tapi kamu tahu kan kalau pinjam ke bank prosesnya lama dan nilai rumahmu pun tidak akan cukup untuk sebagai jaminan'

lastri hanya terdiam bingung menghadapi hal ini. di satu sisi dia terdesak kebutuhan namun disisi lain dia diminta untuk melayani tua bangka ini. pergulatan batin terjadi dalam dirinya dia tidak ingin kehormatannya sebagai istri direnggut orang namun dia juga tidak ingin terjadi apa apa dengan suaminya.

'gimana? setuju?' lastri hanya mengangguk pelan.

'sekarang kamu duduk sini dulu' kata pak sastro sambil menepuk kursi panjang yang didudukinya.

lastri hanya menurut saja dia berpindah dan duduk tempat di samping pak sastro. pak sastro merangkul lastri. dia membelai kepala lastri dari balik jilbab coklat yang dia pakai. lalu tangannya yang lain melepaskan ikatan sarung yang dipakai sambil terus merangkul lastri ada di kanannya semakin erat. lastri terkejut melihat pak sastro melepas sarung dan melihat penis hitam miliknya. meski pak sastro bertubuh pendek dan kecil, namun tidak dengan penisnya. penis itu masih belum tegang namun ukuranya sama dengan ukuran penis suaminya yang sudah tegang. bahkan penis pak sastro lebih gemuk daripada milik suaminya.

'nah, sekarang kamu kocok dulu nduk' kata pak sastro menunjukkan penis hitam yang sewarna dengan kulitnya itu.

dengan ragu ragu lastri memegang penis pak sastro. dia merasakan penis itu dalam genggaman nya. dia tidak mengerti bagaimana mungkin dia sampai rela memegang penis yang bukan milik suaminya itu. penis milik lelaki tua bangka yang tega melakukan semua ini diatas kesusahannya. awalnya dia ragu ragu untuk mengocok penis pak sastro namun setelah pak sastro membimbing tangannya untuk mengocok lebih cepat kini dia sudah agak terbiasa. dia terkejut melihat kini penis pak sastro menjadi lebih besar dan tegang. dia juga mulai merasakan panasnya penis pak sastro.

'gimana nduk besar tho?' tanya pak sastro tanpa jawaban dari lastri

'lebih besar mana dari punya suamimu hah? hahahaha' kini pak sastro sudah mulai seenaknya.

kini tangan pak sastro juga meremas remas buah dada lastri dari luar bajunya. dia juga tiba tiba dengan paksa mencium bibir lastri.

'mmhhh' gumam lastri berusaha melepaskan ciuman pak sastro

'uph, haaaaahhhhh, jangan pak mhhhhhh'

namun bukannya berhenti pak sastro semakin kuat menciumnya. lidahnya masuk kedalam mulut lastri, membelit dan menghisap lidah istri. air liur mereka bercampur dalam mulut mereka. begitu juga tangan pak sastro semakin kasar meremas buah dada lastri. puas bermain dengan buah dada lastri tangan pak sastro mulai mengelus elus selangkangan lastri tetap sambil berciuman.

'ss...sudah pak mhhhh'

tanpa menghiraukan protes lastri, tangan pak sastro kini lebih berani. tangan kanannya kini masuk kedalam rok lastri. jarinya menggosok gosok vagina lastri dari balik celana dalamnya.

'jangan pak ahh mmm'

'jangan kok basah gini hahahahaha'

Tua-Tua BerbisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang