Bab 7

2.4K 10 0
                                    

pak sastro yang tadi sudah keluar kini menjadi terangsang kembali. kini kepalanya sudah menyusup dari belakang dibawah ketiak lastri untuk menyusu pada payudara montok lastri. dia sedikit menyibakkan jilbab yang menutupi buah dada lastri sambil mulai menggenjot lastri dari bawah. pak sastro memegang buah dada lastri dan memasukkan pentil hitam besar dalam mulutnya seakan akan ingin menyusu padanya.

'ahhhh pak ennnnak pakkkkkkkkkk' racau lastri mulai menggila 'hisap terus pak'

merasa disemangati pak sastro semakin bersemangat menyusu pada buah dada kanan lastri. tangan kirinya juga menarik menarik dan memelintir pentil kiri lastri. acara ke apotik yang sejak awal direncanakan kini berubah menjadi ajang mobil goyang. lastri melihat pantulan dirinya yang bugil dengan jilbab di kepalanya dari kaca depan mobil sedang degenjot oleh lelaki yang lebih pantas dia panggil sebagai ayah.

'nduk, aku mau keluar nduk' kata pak sastro

'aku juga pak'

'kita keluar bersama sama'

'ahhhhhhhhhkkkkkkkkkkkkkhhhhh' teriakan mereka berdua memenuhi kabin mobil itu.

paks sastro kembali menumpahkan spermanya dalam rahim lastri dan yang lebih gila ada beberapa anak muda yang sedang berjalan tepat di trotoar di samping mobil. untung saja mobil itu kedap suara dan kacanya gelap sehingga resiko ketahuan kecil.

kini lastri dan pak sastro terengah engah setelah memadu kasih. mereka masih mengatur nafas dan mengumpulkan tenaga dengan penis pak sastro masih tertancap dalam vagina lastri. pak sastro mencium bibir lastri, lastri pun menyambutnya dengan belitan lidahnya. mereka berciuman lama. keringat membanjiri tubuh mereka, hembusan ac sepertinya tidak cukup meredakan panasnya persetubuhan mereka tadi.

setelah puas, pak sastro kembali ke kursi pengemudi dia menghidupkan lampu depan dan melajukan kembali mobil dalam keadaan telanjang.

'gimana ini nduk? ndak ada apotik yang buka?' tanya pak sastro sambil memperhatikan kanan kiri jalan

'ya sudah pak, kita pulang saja' jawab lastri lemas dengan lelehan sperma keluar dari vaginanya.

'kamu sih keasikan tadi jadi apotiknya sudah tutup semua,hahahah' kembali pak sastro menggoda lastri.

baru melaju beberapa kilo pak sastro menepikan mobilnya kembali kini dia mematikan mesin di depan sebuah minimarket yang didepannya banyak anak muda nongkrong.

'kita beli minum dulu disini' kata pak sastro 'pakai bajumu tapi ndak usah pake celana dalam sama bh'

'tapi pak...'

'sudah ndak usah pake tapi tapian' potong pak sastro

lastri pun hanya menuruti perintah pak sastro. untuk kedua kalinya pak sastro meminta dia tidak memakai pakaian dalam. namun kali ini keadaannya berbeda, dia akan masuk ke minimarket yang penuh pengunjung dan yang lebih gawat lagi dia hanya memakai kaos tanpa beha. buah dada lastri yang besar dihiasi pentil hitam kini tercetak di kaos lengan panjang yang dia pakai. pak sastro duluan turun dari mobil lalu diikuti lastri yang turun dari pintu belakang.

pak sastro segera merangkul pinggang lastri layaknya suami istri. sedangkan istri sibuk menutupi buah dadanya yang tercetak jelas di kaosnya. pemuda yang sedang nongkrong itu mulai memperhatikan mereka. perbedaan umur antara lastri dan pak sastro yang berjalan mesra masuk kedalam minimarket menarik perhatian mereka. di dalam minimarket mereka mengambil minuman dari dalam lemari pendingin, lalu membeli beberapa snack dan roti. pak sastro menyuruh istri yang membawa semua belanjaan untuk segera antri di kasir sementara dia masih melihat lihat dalam box es krim. ketika belanjaan mereka mulai dihitung pak sastro mulai mendekat ke kasir sambil membawa 2 cone es krim. tanpa diduga tiba tiba pak sastro dengan suara setengah berteriak

'nduk, beli kondom sekalian ya, itu yang merah saja, kamu tahu ukurannya kan?'

semua yang ada dalam minimarket itu terkejut terutama lastri. kasir, karyawan yang sedang mengecek barang serta beberapa pengunjung yang semuanya masih relatif muda menoleh pada lastri. dia semakin malu menyadari bahwa kasir di depannya dari tadi memperhatikan tonjolan buah dada besarnya yang tidak tertutupi bh tercetak jelas di kaosnya. belum hilang rasa terkejut lastri, tiba tiba dengan suara sedikit menggoda kasir bertanya

'kondomnya jadi sekalian bu?'

'ii...iya mas'

'yang mana bu? ukurannya apa?'

'itu yang warna merah. yang paling besar aja mas'

betapa malunya lastri menjawab pertanyaan pertanyaan itu. meskipun tidak ada yang tahu siapa dia namun membeli kondom, minuman, dan beberapa snack seperti menandakan bahwa dia adalah wanita panggilan yang akan dipakai lelaki tua kaya. pak sastro lalu mengambil dompet dan mengambil beberapa lembar lima puluh ribuan dan menyerahkannya ke kasir.

setelah itu mereka segera keluar dari minimarket menuju mobil. dalam perjalanan ke mobil sempat terdengar di telinga lastri beberapa pemuda berkata

'wah, jebul lonte'

'hahah,kirain wanita baik baik jebul bisa dipakai mbah mbah'

'iya bro, pakai jilbab tapi susune gede ngecap di kaos lagi, pentile cumokot tenan'

'alah kamu make juga mau kan'

'kayak kamu nggak ya hahahahaha'

kata kata pemuda itu semakin memperjelas status lastri sebagai wanita murahan kini dia tidak lebih sebagai pelacur. namun seperti tidak menggubris kata kata mereka, lastri langsung masuk dalam mobil, mereka segera kembali ke rumah dalam perjalanan sambil makan es krim mereka masih sempat saling raba. bahkan pak sastro menaruh es krim diatas penisnya lalu menyuruh lastri menjilatinya sampai bersih.

sesampainya di rumah, keadaan sudah sepi tinggal bu nining yang sedang menonton tv di ruang depan. pak sastro segera berpamitan pulang setelah sebelumnya sempat meremas buah dada lastri yang tidak tertutupi bh. jam dinding menunjukkan pukul 10 kurang 15 menit.

'gimana mbakyu dapet obatnya?' tanya bu nining

'wah ndak bu, tadi sampai muter muter tapi semua sudah tutup' jawab lastri bohong

'oh gitu, yaudah itu mas aris sudah tidur dari sejam yang lalu, saya pamit pulang dulu'

'ya bu, makasih ya bantuannya'

lastri melepas kepulangan tetangga depan rumahnya itu. dia lalu menutup pintu rumah dan kembali mengingat ingat kembali petualangan cintanya bersama pak sastro serta membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Tua-Tua BerbisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang