#Berubah

19 13 2
                                    

Masa SMP sudah dekat,MPLS?
Pusing beneran, Gak bisa bayangin banyaknya orang disana, Avisa duduk sendiri di Pojokan Lapangan, sambil menunggu seseorang menemani nya, dan seperti biasa, Avisa sendirian saat MPLS, hanya saja suasananya lebih menarik, tidak terasa waktu pembagian kelas dilakukan.

Kak Osis 1:"Oke!, jadi kalian akan dipanggil satu per satu buat maju dan ngikutin kakak kakak osis buat nunjukin kelas kalian ya!
Serempak Kami menjawab 'iya'
Avisa hanya diam menunggu dipojokan dekat pohon,menunggu namanya dipanggil dan, Nama Avisa tak kunjung dipanggil hingga kelas E nama Avisa akhirnya dipanggil, Avisa maju dan melihat teman-teman lainnya yang belum dipanggil cukup banyak...
Lalu Nama yang begitu familiar terdengar di telinga Avisa, segera Avisa melihat Anak itu, badannya tinggi dan kulitnya sawo matang, dan masih bermasker namun wajahnya tak asing,namun segera Avisa tidak memperdulikan itu, Bahkan di awal akan lebih mudah mendapatkan teman Jadi Avisa sebenarnya membuat rencana sebelum sekolah dimulai.
Avisa melihat lihat sekitar sepertinya Avisa sudah pernah ke kelas ini, hanya saja tidak pernah berani masuk, beberapa kelas memiliki AC seperti ruang Lab, pantas saja Spp disini mahal,Avisa kembali melihat lihat ruangan, kelasnya melewati Kebun, Perpustakaan, dan kamar mandi, lalu Kakak Osis membuka pintu kelas yang tertutup, hanya ada 2 jendela di dua dinding kelas dan jendela itu tertutup,Hawa dingin menyapa Avisa lalu segera mencari tempat duduk kosong, Avisa duduk dengan seorang gadis bernama Fanny, dia sepertinya beragama Kristen atau Katolik?
Karena ia tidak berhijab.

                              ⋇⋆✦⋆⋇ 

"Hai!, boleh kenalan!?" Nada nya semangat banget, bahkan sampai membuat Avisa kaget.
Avisa:"ehe.. Ya.."
"Namaku Fanny!, kamu?"
Avisa:"aku Avisa"
Setelah perkenalan singkat itu Kakak kakak Osis segera masuk dan berpamitan dan berterimakasih karena mengikuti arahan dengan tertib, Lalu kami semua pulang, Avisa berjalan ke gerbang dengan diiringi nada tak beraturan disekitar nya, ramai Segera Avisa berlari ke rumah, jaraknya cukup jauh, namun tidak masalah bagi Avisa.

Jam 12:45, Avisa langsung membaringkan tubuhnya, dan mengatur nafasnya, menatap langit-langit kamar,

Dan teringat dengan pesan Ethan
Avisa:"memenuhi wajah.... Aku belum ada jerawat..." Sambil menyentuh wajah, Avisa berpikir sekaligus khawatir, pasti ada perubahan dalam kesehariannya jika ia berani merubah diri, Avisa mulai menepuk pipi lalu bergegas mencari buku IPA dan mempelajari hal hal tentang masa pubertas, lalu menemukan jerawat akan tumbuh saat...
Avisa membolak-balikan buku paket yang tebal itu dan akhirnya menemukan yang Avisa butuhkan.

Sore itu begitu cerah namun tidak dengan suasana nya, saat Dipengajian Avisa kebingungan karena tidak menemukan pasangan, sedangkan Bella yang selalu bersama Avisa tidak mau mengaji lagi,
'Apa karena aku.. Bella tidak mau mengaji lagi..?' Pikir Avisa, Ustadz yang memanggil Avisa juga terlihat khawatir Ustadz, Ustazah selalu berusaha mencarikan Avisa teman, Avisa pun begitu namun sama saja, selalu seperti itu, tidak ada yang mau..
Latihan pencak silat hari ini Avisa duduk terdiam karena tidak sengaja menendang teman disamping nya, Avisa meminta maaf dan Zia yang sedari tadi menangis berusaha ditenangkan Avisa, tiba-tiba suatu ingatan terlintas dipikiran Avisa membuat nya terdiam, 'pukulan tiba-tiba, dorongan tiba-tiba'
Zia masih marah, namun setelah itu Zia kembali ceria setelah di tenangkan oleh Ustazah, Avisa duduk di halaman masjid dan melihat teman-teman nya yang sedang bermain, Ia tahu bahwa ia tidak akan diterima jadi Avisa pulang saja lalu mengerjakan tugas, ini baru awal semester jadi Avisa mulai menatap cermin dan melihat Jadwal baru....
Mata Avisa menjadi tatapan kosong setelah melihat punggungnya yang terlihat tidak seimbang,
Avisa:"Innalillahi.." Avisa menutup mulut nya dan ber istirj'a, Avisa mulai berpikir bagaimana caranya memberitahu orang tuanya, Avisa duduk dan memeriksa punggung nya, benar.. Punggung Avisa besar sebelah, 'skoliosis' Avisa langsung ingat penyakit cacat tulang itu, tak berselang lama Avisa memberanikan diri memberitahu Ibunya,
Ibu:"Innalillahi..." Ibu membawa Avisa agar duduk di sebelah nya "ini.. Cobaan dari Allah.. Jangan dihina.. Jangan dibenci.. Pasti.. Allah udah siapkan yang lebih baik dari balik cobaan Avisa.." Ibu menepuk lembut pipi putrinya itu, dan tetesan air mata mulai jatuh dari mata Avisa.. Ibu segera menenangkan Avisa, Avisa mengingat kembali apa yang dilakukan nya sehingga menjadi suatu penyakit, Avisa bisa menahan rasa sakit ditubuhnya yang tiba-tiba, namun jika sampai terlihat itu membuat Avisa merasa dirinya yang paling buruk di lingkungan nya.

                               ⋇⋆✦⋆⋇ 

Avisa berjalan di lorong sekolah dengan tenang lalu memasuki kelas dan mulai menyapa teman-teman nya, itu adalah moment yang tidak akan pernah Avisa lupakan, selama ini Avisa hanya langsung duduk dan diam, namun di awal ini meskipun Avisa merasa akan berakhir sia-sia, Avisa bersyukur, dengan senyum ikhlas dan tulus, pasti semua manusia akan merasakan suasana yang begitu menyenangkan, dan damai, sama yang dirasakan Avisa.
Avisa:"Eh, katanya besok ulangan harian, iyakah?"
Fanny:"Kayaknya iya, soalnya aku denger-denger juga dari kelas sebelah"
Fanny dan Avisa sudah berteman sejak masuk kelas, dan suasana masih netral.
Avisa lebih sering menyendiri dan membaca buku dikelas, karena kantin sangat ramai membuat Avisa tidak nyaman, yang membuat Avisa lebih bersyukur adalah ketika ia selalu di ajak ke kantin meskipun Avisa menolak nya, karena selama Sekolah ini, Avisa tidak mendengar ajakan dari teman-teman nya dulu, dulu Avisa ceria dan selalu bertingkah tidak bisa diam namun sekarang berbeda, Avisa lebih menutup dirinya, agar tidak ada yang mendekati nya Avisa lebih memilih selalu dikelas, dan memakai masker, lagipula wajahnya juga sudah hampir dipenuhi jerawat, ada rasa syukur dan khawatir, segera itu Avisa menepis hal itu, demi tidak terseret zaman Avisa bahkan rela kehilangan dirinya yang dulu,
Kehidupan sekolah baru dimulai... Avisa membayangkan bagaimana ia akan menjalani kehidupan sekolah di sini.. Avisa berharap, bisa lebih mendapatkan momen yang indah daripada di sekolah nya dulu.

                             ⋇⋆✦⋆⋇ 

Rencana  Cinta Dibawah HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang