#Rumit

14 11 3
                                    

Bel istrahat berbunyi, Avisa segera mencari Fira, Avisa berjalan di lorong penuh pandangan, mencari Fira ternyata cukup sulit, dan akhirnya menemukan Fira bersama Keyla sedang asyik mengobrol di Taman sekolah yang cukup sepi.

Avisa:"Fira!"
Fira menoleh dengan diikuti Keyla, Avisa sedang mengatur nafasnya, Lalu segera menatap Fira yang memasang wajah dingin.
Avisa:"sebelum itu, aku harus menjelaskan sebelum terlambat"
Fira:"Tidak perlu dijelaskan, masih beberapa bulan kamu udah kayak gini, cih, dasar penggoda"
Avisa merasa sedikit marah namun demi meluruskan masalah ini, Avisa memilih untuk beristighfar dan berdoa agar tidak marah.
Avisa:"Pacarmu itu Kevin kan?, sebelum itu apa aku pernah bertemu dengan nya?"
Fira:"kalian kan sering ketemu bareng, gak usah sok sok gak pernah kenal"
Keyla:"Udah sana!, kalau mau tambah bikin bad mood jangan disini!"
Avisa:"Kalau aku gak jelasin, kalian bakal gini terus"
Fira:"emang apa yang perlu dijelasin!?, udah jelas kamu sama Kevin berduaan di ruang pramuka"
Avisa:"Darimana kamu dapat info kayak gitu?"
Fira menggebrak meja, syukur sepi kalau gak udah jadi perhatian
Fira:"KAMU MAU AKU TUNJUKIN FOTONYA!?, AWAS KALAU KAMU BILANG BUKAN KAMU!"
Avisa:"Oke, mana aku lihat" Dengan nada yakin Avisa melihat foto itu, saat hendak melihat foto itu, terlihat Kevin seperti ingin mendekati Fira, Keyla, dan Avisa, Avisa yang menyadari pertama kali berusaha tenang
Avisa:"Kevin datang"
Secara bersamaan Fira dan Keyla menoleh ke arah Kevin,
Kevin:"Fira" Nadanya sedikit tegas.
Fira:"Cih, kamu mau ketemu sama Avisa!?, setelah apa yang aku lakuin?, kamu sama Avisa berduaan di Ruang Pramuka!?, peluk pelukan!?, Gak aku sangka Avisa yang pendiam ternyata kayak gini"
Kevin terlihat sedikit kaget.
Kevin:"tunggu dulu... Aku sama Avisa?"
Avisa:"maaf menyela, Aku dituduh sama kamu berduaan di ruang Pramuka"
Kevin:"Sebentar-"
Fira:"Gak ada penjelasan lagi!, Kamu Avisa!, Gak tahu rasa sakit yang aku rasain!"
Avisa entah kenapa hanya diam lalu teringat, teman teman yang dulu ia bantu membencinya, Avisa menggigit bibir kecilnya, Segera mencegah Fira pergi bersama Keyla disamping nya, namun Fira langsung menghempas kasar tangan Avisa, Entah amarah apa yang dipendam Fira kepada Avisa, Fira langsung mendorong Avisa namun, Avisa yang seharusnya terjatuh, tubuhnya ditahan oleh sesuatu agar tidak jatuh dari belakang.

                                ⋇⋆✦⋆⋇ 

Avisa membuka matanya segera, Ia melihat orang yang dulu menjadi temannya Vino.
Vino menatap Avisa bingung dan terlihat sedikit kesal?
Avisa segera berdiri dan sedikit menjauh dari Vino,

Avisa:"maaf"
Vino:"Fira.. Kamu kenapa?, Emangnya Avisa ngelakuin sesuatu?"
Fira yang geram lalu menatap Kevin, lalu ke Avisa:"Tanyakan saja pada Temanmu itu!"
Vino menoleh ke Kevin
Vino:"kamu apain Fira Vin?" Vino berusaha tenang,
Kevin:"Biar aku jelaskan, singkat!, gak panjang!"
Avisa:"Coba dengerin Kevin dulu Fira"
Avisa mendekati Fira namun Fira mundur beberapa langkah, Keyla menghadang Avisa, Avisa menghela nafas, jam istirahat segera habis dan Avisa harus bisa menyelesaikan nya hari ini juga, padahal baru beberapa bulan masuk sudah seperti ini..
Kevin:"Bukan Avisa yang bareng aku, tapi Niken yang tiba-tiba meluk aku, aku langsung nolak, terus adikku dateng, jadi yang aku peluk tadi itu adikku, ngerti?"
Fira:"Hah... Gak mungkin soalnya difoto itu Kayak Avisa bukan Niken!, jangan kesini kalau mau ngebela Avisa!"
Kevin langsung memegang erat bahu Fira,
Kevin:"Coba kamu lihat baik-baik, Apa bener itu Avisa!?, kamu itu kalau denger kabar tabayyunin dulu!" Nada Kevin meninggi.
Avisa:"Udah, Keyla sekarang aku tanya, kamu dapet berita ini darimana?"
Keyla sedikit ragu namun akhirnya membuka suara,
Keyla:"Niken"
Fira langsung menatap kosong, Keyla merasa bersalah menyebarkan hal yang tidak tidak.
Vino:"Udah jelas?, sekarang bubar kelas mau mulai, terus Keyla kamu harus membersihkan Rumor itu, berisik ditelinga ngerti?" Nada intimidasi.
Keyla mengangguk angguk, Fira mendekati Avisa yang hendak pergi ke kelas bersama Vino,
Fira:"Avisa.. Maaf.. Aku memang gak tabayyun dulu...Kamu... Jangan dendam ya"
Avisa membalas dengan senyuman lega,
Avisa:"Gak mungkin aku ngelakuin itu, Mungkin besok bakal udah hilang kan?, Jangan khawatir selagi masih ada yang ngehargain aku, aku gak mungkin ngelakuin itu" Senyuman tulus menutup mulut Fira dan Keyla, mereka tersenyum bersama, dengan Avisa yang memegang tangan Fira menguatkan, memang akan sulit jika harus bilang bahwa Avisa bukan yang melakukannya, namun Avisa berharap bahwa namanya akan dibersihkan oleh Allah, bukan yang lain, dengan bantuan Allah manusia bisa berbuat apapun atas seizinnya.

                             ⋇⋆✦⋆⋇ 

Setelah kejadian itu Vino menjadi sedikit lebih pendiam lebih suka membaca buku di kelas, sama seperti Avisa namun Avisa lebih suka membaca di perpustakaan karena dekat dengan kelas, ya memang melewati beberapa lorong namun cukup dekat, Avisa selalu meminjam buku di perpustakaan lalu ia baca di kelas, entah apa yang dilakukan Vino di kelas, Avisa tidak peduli, Avisa mendapat teman yang banyak namun hanya beberapa yang menemani Avisa seperti, Fanny yang sedari awal menemani nya, Fanny lebih banyak bercerita daripada Avisa, memang menyenangkan namun saat dirumah Avisa harus sudah membuka buku pelajaran, dengan sedikit 'paksaan'.
Lalu saat pulang tadi ada tamu dirumah dan Avisa hanya membungkuk dengan sedikit senyum,Lalu segera mengganti baju dan mengambil makan, tamu itu pergi dan berganti tetangga Tante Ani sedang berbincang dengan ibu, saat itu Avisa sedang makan dan beberapa pertanyaan dilontarkan Tante Ani, Avisa memang tidak memiliki topik, dan tidak mood berbicara panjang lebar, Avisa menjawabnya singkat dan sedikit senyuman paksa, setelah makan Avisa pergi ke dapur dan meletakkan piring, Lalu pamit ke Tante Ani.

Lalu Avisa sedang melatih penulisan bahasa Jepang nya di kamar dengan nyaman, Avisa menulis lalu menutup bukunya berniat beristirahat sebentar.

Ibu:"Avisa"
Avisa:"iya ibu?"
Ibu:"Avisa kalau ada tamu itu minimal bisa diajak ngobrol, kok ya gak dipersilahkan ikut makan atau duduk?" Nada ibu terdengar marah.
Avisa:"emm.... Avisa juga gak kepikiran-"
Ibu:"Hem!, kalau dinasehatin berani jawab!"
Avisa langsung menunduk tidak berani menatap, tangannya gemetar karena setiap bertemu tamu, Avisa mengurung diri dikamar ia tidak bisa bersosialisasi dengan benar, jika ada apa-apa, pasti sasaran utama adalah dirinya meskipun tidak melakukan apapun,
Avisa mendengar semua Curhatan hati ibu yang seperti nya kecewa dengan Avisa, Avisa berteriak maaf di hatinya, sambil menangis.

Avisa berjalan di rerumputan hijau, kebebasan adalah impiannya, selama ini selalu mendengarkan hal-hal yang membuat nya merasa terganggu, dengan baju busana Muslim hitam cream, hijab hitam, Avisa menghirup udara segar dengan pemandangan hijau dan langit yang biru, Avisa menutup mata lalu membuka matanya kembali dan sadar bahwa itu hanya sebuah mimpi.

   ⋇⋆✦⋆⋇ 



Rencana  Cinta Dibawah HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang