22. Someone new

1 2 0
                                    





22. Someone new




Alexa menuangkan cairan antiseptik ke atas kapas lalu menutup kembali botol obat tadi dan meraih wajah Raynand yang duduk di atas ranjang UKS. Cewek itu dengan telaten mengobati area wajah Raynand yang terluka.

Sedangkan Raynand berusaha keras untuk tidak berteriak sakit karena jujur saja kesempatan ini tidak akan datang dua kali.

"Lucu lo gitu?" Alexa membuang kapas yang tadi ia gunakan ke dalam tong sampah.

Sementara Raynand mengusap wajahnya yang memar dengan ringisan kecil. "Sakit juga dipukul."

"Kalo dapat uang gak sakit," celetuk Alexa membuat Raynand tertawa paksa.

"Jokes cewek cantik, gak apa-apa dikit lagi lucu," balasnya memaklumi.

Alexa melirik sinis cowok itu. "Gak usah ikut campur lagi!" peringatnya.

"Kalo gitu gak usah berurusan sama cowok bernama Bara itu lagi,"

"Terserah gue, lah!"

"Kalo gitu, masalah gue ikut campur ya terserah gue juga!"

Mereka berdua saling beradu tatapan permusuhan.

"Stop, nyebelin," balas Alexa.

"Stop, sok kuat," jawab Raynand tak kalah sengit.

Alexa berdecak. "Bisa gak, gak usah pura-pura peduli?"

Raynand ikut berdecak. "Bisa gak, gak usah sok gak butuh bantuan?"

"Ngeselin lo, tuh!"

"Lo yang buat gue ngeselin!"

"Berhenti ngejawab!"

"Berhenti buat gue jawab!"

Alexa mengepalkan tangannya, ingin sekali memukul wajah menyebalkan itu. Dia memalingkan wajah sambil menghembuskan napas panjang.

"Orang gila!" gumamnya.

"Orang bodoh!" sahut Raynand.

Mereka berdua saling melirik kemudian sama-sama memalingkan wajah karena kesal satu sama lain.


•••


Aksa menjentikkan jarinya tepat di depan wajah Elin sehingga cewek itu membuka mata dan menatapnya. Elin memandang Aksa yang tersenyum sambil melambaikan tangan menyapa.

"Kenapa di sini?"

Tuhan, kenapa mereka selalu bertemu?

Elin memalingkan wajahnya untuk menetralisir jantungnya yang kembali berdebar setiap kali berada di dekat Aksa.

Cowok itu menatap Elin heran karena dia berusaha menghindar dari tatapannya. "Boleh duduk sini?" tanyanya meminta izin.

Elin mengangguk pelan lalu menggeser tubuhnya ke samping tanpa mau menatap cowok itu. Aksa duduk masih dengan tatapan bingung, sedangkan orang di sampingnya sibuk merangkai kata-kata untuk pamit pergi tanpa meninggalkan kesan menghindar.

Aksa mengulum bibirnya sesaat hendak membuka mulut sebelum seseorang memegang bahunya membuat cowok itu menoleh. Garis wajahnya langsung menurun saat bertemu tatap dengan siswi di hadapannya.

"Hai, Aksa,"

Elin ikut menatap siswi tadi, pandangannya lalu terarah pada Aksa yang tak bergerak dari tempatnya. Elin tersentak kaget saat tiba-tiba Aksa meraih pergelangan tangannya dan langsung menarik diri membuat ia bisa melihat tatapan tak suka yang terpancar dari raut wajah cowok itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NOL (Need Or Love) On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang