"Yang fana itu waktu, kita abadi bukan?"
Tentang sepasang ganjil yang tak digenapkan oleh tangan Tuhan.
"Kalau ada satu juta orang yang cinta sama lo, maka gua salah satunya.
kalau ada satu orang yang cinta sama lo, maka gua orangnya.
Dan kalau suda...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Semoga bumi selalu menjagamu. Untuk kesekian kali, aku manusia yang senang melihatmu baik baik saja"
_______________________________________________
• • ✐ᝰ.ᐟ• •
Mobil itu melaju di atas kecepatan rata-rata. Desing mesinnya yang menderu membuat otot-otot orang yang berada di dalamnya mengeras. Dua karena kemarahan, tiga karena ketakutan.
Terhitung dua puluh menit setelah Christy, dan sahabat-sahabat nya di tawan Christian. Selama perjalanan hanya Christy yang berani menyahut semua omongan Tian, sementara Ketiga temannya hanya pasrah mengunci bibir di kursi belakang.
Cukup hp yang disandera, nyawanya jangan.
"Lo kenapa sih suka banget ngebantah omongan gua?!" bukan pertanyaan namun kalimat Tian barusan merupakan kalimat bertanda seru. Ia tak habis pikir bagaimana cewek bertubuh jenjang di sebelahnya sulit sekali diatur, tak seperti orang-orang yang mudah tunduk di bawah perintahnya cewek ini lebih senang menyahutinya.
"Ya lo siapa perintah-perintah gue?"
"Kurang jelas kemarin gua bilang, gua pacar lo?"
Mendengar kalimat Tian, Veron, Jessi dan Muthe sontak terbelalak. Jessi bahkan tersedak air ludahnya sendiri.
Anjir, mereka udah jadian?!
Kak Zeean apa kabarnya?!
"In your dream, stewpid!" Christy mendengus kesal.
Bermimpi saja terus Christian, maaf aja nih, tapi kembaranmu tuh lebih manusiawi.
"Lo bilang gua apa?! Stewpid?!" Tian berteriak kencang, sudah tak peduli dengan roda kemudi yang kini sedang di bawah kendalinya.
"Ng... Kak, bisa lebih pelan sedikit nggak?" Veron yang melihat Jessi dan Muthe sudah pucat pasi, akhirnya mengambil inisiatif. Untung ia masih bisa bersikap seperti lelaki normal dalam keadaan genting, walau ia sama takutnya dengan keduanya.
Ini saja ia bersyukur celananya belum basah.
"Diam banci!" bentakan Tian langsung membuat Veron mengkeret, sedangkan Christy sontak menggebrak dashboard.
Sialan juga ini cowok, mulutnya minta digampar!
"Siapa yang lo katain banci?! Turunin gue sama temen-temen gue di sini!" Christy berseru kesal, ia bahkan tak akan ragu kalau harus menonjok mulut cowok di sampingnya.